4
Faktor-faktor yang diteliti pada sintesis APG satu tahap adalah rasio mol glukosa dengan dodekanol dan suhu asetalisasi. Sedangkan pada produksi APG dari pati
sagu, faktor-faktor yang dikaji adalah rasio mol pati sagu dengan dodekanol dan suhu  butanolisis.  Adapun  peubah  responnya  adalah  yield  APG.  Karakteristik
produk  yang diuji adalah konfirmasi struktur produk APG dan sifat-sifat aktif permukaan  APG,  yaitu  tegangan  permukaan,  tegangan  antarmuka,  stabilitas
emulsi dan hydrophile-lipophile balance HLB.
Pada  tahap  ini  juga  dilakukan  kajian  fenomena  adsorpsi  APG  pada antarmuka  fluida-fluida.  Karena  APG  larut  dalam  air,  fluida  yang  digunakan
adalah air-udara dan air-xilena. Persamaan keadaan permukaan yang digunakan diturunkan  dari  persamaan  adsorpsi  Gibbs  dan  model  isotherm  Langmuir.
Kemudian dipelajari kinetika emulsifikasi dan uji stabilitas emulsi. Emulsi pada kajian  kinetika  emulsifikasi  terdiri  dari  air  +  mineral  oil  +  surfaktan  APG.
Sedangkan pada uji stabilitas emulsi, emulsi yang digunakan adalah skin lotion
yang merupakan produk terapan APG sebagai surfaktan dalam sistem emulsinya.
1.3.2  Pengembangan proses produksi APG dari pati sagu
Pada  bagian  ini  dilakukan  pengembangan  proses  produksi  APG.  Proses yang digunakan dalam sintesis APG adalah proses Fischer dua tahap. Bahan baku
yang digunakan adalah pati sagu, karena pati sagu banyak tersedia di Indonesia dan harganya relatif murah dibandingkan glukosa. Kondisi proses yang digunakan
adalah kondisi proses optimum dari tahapan sebelumnya. Hasil sintesis APG dari pati sagu pada tahap sebelumnya dijadikan dasar untuk mengembangkan proses
pada skala  yang lebih besar menurut  metode linier. Perhitungan  neraca  massa pada tiap-tiap tahapan proses dilakukan pada keadaan tunak. Kemudian dihitung
ukuran peralatan utama dalam mensintesis APG. Pada Tahap ini juga dilakukan uji produksi APG dalam reaktor 10 L berdasarkan kondisi proses optimum yang
diperoleh pada tahap sebelumnya.
5
1.3.3 Analisis  kelayakan  finansial  produksi  APG  berbasis  pati  sagu  dan
dodekanol.
Dalam  bagian  terakhir  ini  dilakukan  analisis  prakelayakan  finasial  untuk menduga kelayakan proses produksi APG dari pati sagu dan alkohol lemak C
12
dodekanol. Untuk ini disusun analisis biaya untuk keperluan produksi surfaktan APG. Analisis  finansial  untuk proses  produksi  surfaktan APG terdiri  dari  dua
bagian, yaitu modal tetap dan modal kerja. Modal tetap dapat dikategorikan dalam biaya langsung dan biaya tidak langsung. Modal kerja terdiri dari biaya produksi
operasional dan biaya umum. Sedangkan biaya produksi dapat dikelompokkan dalam biaya produksi langsung, biaya tetap, dan biaya
overhead pabrik. Penilaian kelayakan  dilakukan  dengan  menggunakan  kriteria  kelayakan  investasi,  yaitu:
NPV Net  Present  Value,  IRR  Internal  Rate  of  Return,  dan  Net  BC  Net
Benefit-Cost,  BEP  Break  Even  Point,  PBP  Pay  Back  Period  dan  analisis sensitivitas.