2.3.2. Analisis Jejak Ekologis Ecological Footprint Analysis
Kebutuhan manusia terhadap layanan ekosistem terus meningkat dan ada indikasi bahwa permintaan ini melampaui kapasitas regeneratif lahan
bioproduktif. Analisis Jejak Ekologis ecological footprint analysisEFA
merupakan salah satu analisis yang digunakan untuk melihat perbandingan pemanfaatan sumberdaya alam oleh manusia dalam kehidupannya sehari-hari
dengan penggunaan lahan bioproduktif yang digunakan untuk menyokong populasi yang dinyatakan dalam satuan hektar. Konsep jejak ekologis
diperkenalkan oleh Rees 1992 dan dikembangkan oleh Wackernagel dan Rees 1996. Salah satu karakteristik dari metodology ini adalah istilah biocapacity atau
ketersediaan sumberdaya di alam yang mengukur produktifitas biologi di suatu daerah. Produktifitas biologi rata-rata satu hektar luas permukaan bumi disebut
“hektar global” gha dan digunakan sebagai unit perbandingan umum. Bioproduktifitas adalah kemampuan bioma misalnya; tanah yang subur, padang
rumput, hutan dan laut produktif untuk memproduksi biomasa Siche et al. 2008.
Ecological footprint mewakili kebutuhan kapital alam yang sangat
diperlukan dari suatu populasi dalam artian luasan lahan yang produktif secara ekologis. Luas lahan footprint tersebut bergantung pada besarnya populasi,
standar hidup material, pemanfaatan teknologi, dan produktivitas ekologis Wackernagel et al. 1999. Untuk sebagian besar wilayah yang telah maju daerah
industri sebagian lahan footprint ini melebihi yang tersedia di tempat wialayah lokal tersebut. Hal ini berarti memerlukan bantuan kecukupan appropriation
dari daya dukung carrying capacity dunia global. Ditekankan oleh Wackernagel et al. 1999 ecological footprint tidak bisa tumpang tindih
overlap, daya dukung lingkungan yang dialokasikasikan untuk kecukupan appropriated seseorang atau satuan ekonomi tidak bisa tersedia bagi orang
lain. Dengan demikian orang-orang berkompetisi bersaing untuk ecological space
. Perhitungan ecological footprint didasarkan pada dua fakta sederhana: pertama adalah bahwa semua sumberdaya yang dihabiskan konsumsi danlimbah
yang dihasilkan dapat ditelusuri; dan kedua, kebanyakan aliransumberdaya dan limbah tersebut dapat dikonversi ke luasan lahan yang secarabiologis produktif
yang diperlukan untuk mengakomodasi fungsi-fungsi produksidan penyerapan limbah tersebut. Dengan demikian ecological footprint menunjukkan seberapa
besar suatu populasi atau bangsa menggunakan ”alam”.
2.3.3. Human Appropriation of Net Primary Production HANPP
Kegiatan manusia dalam memanfaatkan jasa ekosistem selamanya membawa dampak yang signifikan terhadap ekosistem itu sendiri. Pemanfaatan
sumberdaya alam dan lingkungan berdampak secara ekologis terhadap keberlanjutan sumberdaya dan lingkungan serta ekosistem tersebut sehingga
kegiatannya dapat berlangsung secara berkelanjutan pula. Dalam rangka lebih memahami skala dan dampak potensial oleh aktivitas manusia pada ekosistem,
serta lebih menginformasikan kebijakan dalam pengambilan keputusan banyak indikator telah dirancang, salah satunya dengan menghitung human appropriation
of net primary production HANPP. HANPP merupakan pengunaan manusia dari
produktivitas primer bersih yang dimanfaatkan dari pengunaan lahan ataupun ekositem yang ada. Halbertet et al. 2007 mengemukan bahwa HANPP adalah
indikator parameter yang mencerminkan penggunaan beberapa wilayah dan intensitas penggunaan lahan oleh manusia.
HANPP merupakan indikator yang komprehensif untuk mengukur dampak penggunaan lahan oleh manusia pada ekosistem untuk mengitung: a manusia
dan perubahan yang terjadi dalam produktivitas biologis, dan b panen biomassa Haberl 2002b; Krausman et al. 2007; Kastner 2009. Mengukur besarnya
aktivitas manusia di daerah tertentu yang tersedia berkaitan dengan aliran energi ekologi lebih tepat diukur dengan menggunakan HANPP Krausman et al. 2007.
HANPP Gambar 4 didefinisikan sebagai perbedaan antara aliran energi produktivitas primer bersih NPP dari vegetasi potensial dan jumlah energi
biomassa yang tersisa dalam siklus ekologi setelah dikurangi dengan pemanfaatan oleh manusia Haberl 2002.
Gambar 5. Definisi dari human appropriation of net primary production Haberl 2007.
HANPP merupakan perbedaan antara jumlah NPP yang tersedia dalam ekosistem dengan tidak adanya aktivitas manusia NPP
dan jumlah NPP yang sebenarnya masih dalam ekosistem atau dalam ekosistem setelah dimanfaatkan
saat ini NPP
t
. NPP
t
dapat dihitung dengan mengukur NPP vegetasi aktual NPP
act
dan mengurangkan jumlah NPP yang di manfaatkan oleh manusia NPP
h
. HANPP
kemudian didefinisikan
sebagai NPP
-NPP
t
dimana NPP
t
=NPP
act
-NPP
h
. Jika terjadi perubahan ekosistem ΔNPP
LC
perbedaan antara NPP
dan NPP
act
, maka HANPP menjadi sama dengan NPP
h
+ ΔNPP
LC
Haberl 2007. Dari perspektif sosial, HANPP mengukur efek gabungan dari penggunaan
lahan yang disebabkan perubahan NPP ΔNPP
LC
dan panen biomassa NPP
h
. Dari segi ekologi, HANPP didefinisikan sebagai perbedaan dalam jumlah NPP
yang akan tersedia dialam dan tidak adanya campur tangan manusia NPP dan
sebagian kecil dari NPP yang tersisa dalam ekosistem setelah panen manusia dalam kondisisaat ini NPP
t
. Perhatikan bahwa NPP
act
mungkin lebih besar dari NPP
akibat pengelolaan lahan intensif, seperti pemupukan atau irigasi, dengan demikian HANPP bahkan bisa negatif Krausman et al. 2007.
2.4. Perbandingan antara EFA, HANPP dan Analisis EMERGY
Pendekatan analisis ecological footprint analysis EFA dan human appropriation of net primary production
HANPP merupakan analisis yang melihat tentang pemanfaatan dan pengunaan sumberdaya oleh manusia terhadap
alam. Kedua pendekatan ini mengakui bahwa pentingnya area permukaan untuk proses ekologi yang berhubungan dengan penggunaan lahan dan metabolisme
sosio-ekonomi pada suatu daerah Harbel et al. 2004. Sintesis emergy didasarkan pada penggunaan energi sebagai denominator umum sehingga aliran dan
penyimpanan dari berbagai jenis dapat dinyatakan dan dibandingkan dalam satuan yang sama Liu et al. 2008. Tabel 2 menunjukkan bahwa adanya perbedaan
secara signifikan antara ketiga analisis tersebut dalam menilai suatu keberlanjutan suatu ekosistem.
Tabel 2. Perbandingan antara EFA, HANPP dan analisis emergy
.
Item Menurut Harbel et al.2004
Analisis emergy menurut Odum 1996
EFA HANPP
Pertanyaan Penelitian
Seberapa besar bioproduktifitas suatu daerah untuk mempertahankan
metabolisme sosio-ekonomi dari populasi tertentu menggunakan
teknologi yang berlaku ? Seberapa besar produktifitas
primer bersih dari suatu ekosistem atas praktek
penggunaan lahan suatu daerah ? Bagaimana mengidentifikasi
semua bahan dan aliran energi yang berpartisipasi dalam suatu
sistem ?
Unit Hektar global gha; yaitu hektar
lahan bioproduktifitas dan wilayah laut, dengan produktifitas rata-rata
global Joule; kilogram kering biomassa
atau materi kilogram karbon Transformity; emjoule surya
per joule sejJ. Emergy spesifik; emergy
surya per gram sejg. Emergy uang per unit;
konversi pembayaran uang ke unit emergy emjoules
Asumsi dasar Manusia tergantung pada
ketersediaan area bioproduktif dan cenderung menggunakannya
melebihi batas kemampuan alam. Persentase produktifitas primer
bersih oleh manusia digunakan untuk mengukur seberapa besar
dominasi manusia terhadap ekosistem. Tingginya HANPP
akan beresiko terhadap potensi keanekaragaman hayati
Mengubah setiap massa dan aliran energi ke dasar nilai yang
sama. Ini memperhitungkan setiap kontribusi dari alam dan
ekonomi manusia untuk mengetahui kepentingan relatif
dari setiap sumber daya.
Relevansi untuk keberlanjutan
Nilai ekologi yang komprehensif untuk membandingkan ukuran
ekonomi manusia dengan ukuran ekosistem pendukung. Hal ini
memungkinkan seseorang untuk mendeteksi penilaian ekologi yang
overshoot
terhadap penggunaan lahan disuatu wilayah.
Mengidentifikasi penggunaan lahan ekosistem teresterial suatu
wilayah, namun penilaian ini tidak mengidentifkasikan
batasan keberlanjutan. Penurunan yang besar dalam
produktifitas NPP
act
rendah dibandingkan NPP
menunjukkan pengelolaan yang tidak efisien.
Penggunaan sumberdaya yang dapat dilanjutkan oleh
masyarakat dalam jangka panjang karena tingkat
penggunaan dan desain sistem memungkinkan sumberdaya
untuk diperbaharui oleh proses alam atau oleh campur tangan
manusia Odum 2000.
Sumber : Harbel et al. 2004, Odum 1996 dan Odum 2000