langkah awal, penyuntingan diperlukan dalam rangka pemahaman komprehensif bagi peneliti atas teks proyek sebagai data.
b. Identifikasi
1 Identifikasi kata, frasa, dan atau klausa produk terjemahan melalui berbagai strategi penerjemahan secara berurutan pada
keseluruhan teks. Proses identifikasi tersebut akan terlihat dengan rinci dan jelas
pada bagian pembahasan yaitu melaui tampilan penerjemahan teks dengan analisis strategi penerjemahannya.
a. Tabulasi
Kegiatan dalam pentabulasian adalah dengan menyusun dan menghitung data hasil identifikasi, yang selanjutnya akan disajikan dalam bentuk
tabel frekuensi dan kemudian diadakan penghitungan dalam persentase . Untuk mempermudah pengidentifikasian maka tabel diformat dalam 3
tiga kolom. Kolom pertama adalah kolom bahasa sumber bahasa Inggris, kolom kedua
sebagai kolom nomor urut frasa atau klausa baik bahasa sumber maupun bahasa sasaran untuk analisis s t r a t e g i
penerjemahan dan kolom ketiga berisikan bahasa sasaran. Keseluruhan data dalam teks Bersiteguh Mengurai Benang Kusut di
Sibolangit akan ditampilkan kedalam tabel tersebut, yang kemudian ditempatkan sebagai lampiran. Hasil analisis strategi penerjemahan akan
ditampilkan pada tabel distribusi frekuensi yakni membuat uraian dari suatu hasil penelitian dan menyajikan hasil penelitian tersebut dalam
bentuk yang baik, yakni bentuk stastistik popular yang sederhana
Universitas Sumatera Utara
sehingga kita dapat lebih mudah mendapat gambaran tentang situasi hasil penelitian. Djarwanto, 1982.
3.4 Langkah Mengukur Tingkat Keterbacaan Teks
Petunjuk penggunaan Grafik Fry sesuai dengan yang dikemukakan oleh Harjasujana dan Yeti 1996: 116-120 adalah sebagai berikut:
a.
Langkah pertama: Memilih penggalan yang representatif dari wacana yang
hendak diukur tingkat keterbacaannya dengan mengambil 100 buah kata. Yang dimaksudkan dengan kata adalah sekelompok lambang yang di kiri dan
kanannya berpembatas. Dengan demikian Budi, IKIP, 2000 masing-masing dianggap kata.
b.
Langkah kedua: Menghitung jumlah kalimat dari seratus buah kata hingga
persepuluhan terdekat. Maksudnya, jika kata yang ke-100 teks sampel tidak jatuh diujung kalimat, perhitungan kalimat tidak selalu utuh, melainkan akan
ada sisa. Sisanya itu tentu berupa sejumlah kata yang merupakan bagian dari deretan kata-kata yang membentuk kalimat. Karena keharusan pengambilan
sampel teks berpatokan pada angka 100, maka sisa kata yang termasuk hitungan keseratus itu diperhitungkan dalam bentuk desimal persepuluhan.
c.
Langkah ketiga: Menghitung jumlah suku kata dari teks sampel hingga kata
ke-100. d.
Langkah keempat: Menggunakan Grafik Fry untuk menganalisis teks bahasa
Indonesia ditambah satu langkah, yakni mengalikan hasil peghitungan suku kata dengan angka 0,6 Harjasujana, 19961997:123.
Universitas Sumatera Utara
e.
Langkah kelima: Plotkan angka-angka itu ke dalam Grafik Fry. Kolom tegak
lurus menunjukkan jumlah suku kata per seratus kata dan baris mendatar menunjukkan jumlah kalimat per seratus kata.
3.5 Jadwal dan Waktu Penelitian