Retensi Se Pembahasan Percobaan II: Penentuan dosis optimal dan sumber Se terbaik
kemudian menurun pada dosis yang lebih tinggi. Jika dikaitkan dengan nilai retensi lemak dan rasio RNADNA yang merupakan salah satu parameter kinerja
pertumbuhan Tabel 11, maka dapat dikatakan bahwa penambahan sodium selenite dosis 0,05 mg Sekg pakan merupakan perlakuan terbaik. Penelitian-
penelitian terdahulu juga menunjukkan pola yang relatif sama, yaitu penambahan jumlah sodium selenite ke dalam pakan menyebabkan peningkatan aktivitas enzim
GPx plasma ikan. Namun, aktivitas enzim GPx yang tinggi tidak selalu diikuti oleh pertumbuhan yang tinggi pula. Beberapa contoh yang dapat disebutkan di
sini adalah ikan rainbow trout Kucukbay et al. 2009, channel catfish Wang Lovell 1997, dan abalon Wang et al. 2012. Pada rainbow trout Oncorhynchus
mykiss, aktivitas enzim GPx plasma makin meningkat dengan makin meningkatnya kadar Se di pakan, dan aktivitas tertinggi didapatkan pada
pemberian sodium selenite dosis 0,3 mg Sekg pakan. Namun, pertumbuhan ikan tidak berbeda antarperlakuan sampai dengan dosis 0,3 mg Sekg pakan tersebut.
Aktivitas enzim GPx plasma pada channel catfish Ictalurus punctatus mengikuti pola linear, yaitu penambahan sodium selenite sampai dengan dosis 0,4 mg Sekg
pakan belum menunjukkan titik optimum, sementara pertumbuhan tertinggi didapatkan pada dosis 0,28 mg Sekg pakan. Hasil yang sama ditunjukkan oleh
juvenil abalon Holiotis discus hannai Ino, yaitu aktivitas enzim GPx plasma makin meningkat sampai dengan dosis 9,16 mg Sekg pakan, namun pertumbuhan
tertinggi diperoleh pada pakan dengan dosis 1,55 mg Sekg pakan. Hasil yang berbeda terlihat pada aktivitas enzim GPx hati Gambar 10,
yaitu penambahan sodium selenite sampai dengan dosis 0,4 mg Sekg pakan tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada aktivitas enzim GPx hati.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Cotter et al. 2008 juga mendapatkan bahwa aktivitas GPx hati ikan hybrid striped bass tidak berbeda ketika diberi
pakan dengan penambahan sodium selenite dosis 0,2 dan 0,4 mg Sekg pakan. Namun, laju pertumbuhan spesifik nyata lebih tinggi pada dosis 0,2 mg Sekg
pakan dibandingkan dengan penambahan 0,4 mg Sekg pakan. Rasio T3T4 seperti terlihat pada Gambar 11 menunjukkan bahwa nilai
tertinggi didapatkan pada pemberian sodium selenite dosis 0,05 mg Sekg pakan dengan nilai 4,11+0,11, dan diikuti secara berturut-turut oleh penambahan 0,1,
0,025, 0, 0,2, dan terendah pada penambahan 0,4 mg Sekg pakan dengan nilai 1,82+0,17. Tingginya nilai rasio T3T4 pada pemberian sodium selenite dosis 0,05
mg Sekg pakan mengindikasikan bahwa aktivitas enzim iodotironin deiodinase ID pada perlakuan ini lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lain. Telah
dijelaskan sebelumnya bahwa fungsi ID yang merupakan salah satu selenoprotein adalah sebagai katalisator pembentukan T3 dari T4. Aktivitas ID yang tinggi juga
memungkinkan T3 yang terbentuk semakin banyak. T3 sendiri adalah bentuk aktif hormon tiroid yang mempunyai fungsi khusus dalam mengatur pertumbuhan.
Kenyataan ini sejalan dengan nilai retensi lemak dan rasio RNADNA Tabel 10, yaitu perlakuan terbaik didapatkan pada penambahan sodium selenite dosis 0,05
mg Sekg pakan. Terkait dengan nilai retensi lemak dan rasio RNADNA yang merupakan salah satu parameter kinerja pertumbuhan, maka rasio T3T4 tersebut
memperkuat hasil yang didapatkan pada percobaan ini.