Pengamatan pengaruh
pemberian pakan
dengan penambahan
selenometionin dosis berbeda pada kinerja pertumbuhan ikan dilakukan melalui penimbangan bobot tubuh ikan, penghitungan konsumsi pakan, dan pengukuran
kadar protein dan lemak tubuh ikan, yang dilakukan pada akhir percobaan. Selain itu, dilakukan pula pengamatan gambaran darah ikan, yang juga dilakukan pada
akhir percobaan. Pengambilan sampel darah ikan mengikuti prosedur yang sama dengan penelitian sebelumnya. Sebagai data pendukung, beberapa ekor ikan
dibedah dan diambil organ dalamnya untuk pengukuran beberapa parameter lain. Parameter yang diamati dalam percobaan ini meliputi tingkat
kelangsungan hidup, laju pertumbuhan harian, konsumsi pakan, efisiensi pakan, retensi protein, retensi lemak, aktivitas enzim GPx hati, aktivitas enzim GPx
plasma, aktivitas enzim SOD hati, rasio T3T4, rasio RNADNA, retensi Se, kadar Se pada beberapa organ, kadar glukosa darah, kadar kortisol, dan gambaran darah
diferensial leukosit, total eritrosit, kadar hemoglobin, persentasi hematokrit, dan indeks fagositik.
3.5 Peubah yang diukur
Peubah yang diukur, metode menera, dan formula yang digunakan pada percobaan ini adalah:
a. Konsumsi pakan Konsumsi pakan harian diketahui dengan menghitung selisih antara bobot
pakan yang tersedia dan bobot pakan sisa. Dengan demikian konsumsi pakan selama percobaan dapat diketahui.
b. Laju pertumbuhan harian Laju pertumbuhan harian dihitung berdasarkan formula NRC 1977:
1
t
Wo Wt
x 100 dengan: = laju pertumbuhan harian
Wt = bobot rata-rata individu pada waktu t g Wo = bobot rata-rata individu pada waktu awal g
t = lama percobaan hari
c. Efisiensi pakan Efisiensi pakan dihitung berdasarkan formula NRC 1977:
E =
F Wo
D Wt
x 100 dengan :
E = efisiensi pakan Wt = bobot total ikan pada waktu t g
Wo = bobot total ikan pada awal percobaan g D = bobot total ikan yang mati selama percobaan g
F = bobot total pakan yang dikonsumsi g d. Tingkat kelangsungan hidup
Tingkat kelangsungan hidup dihitung berdasarkan formula berikut : SR =
No Nt
x 100 Ricker 1979
dengan : SR = kelangsungan hidup
Nt = jumlah ikan pada waktu t ekor No = jumlah ikan pada awal percobaan ekor
e. Retensi protein Retensi protein menunjukkan besarnya protein yang tersimpan dalam
tubuh ikan dari protein yang dikonsumsi. Formula yang digunakan adalah: RP =
P I
F
x 100 Watanabe 1988 dengan :
RP = retensi protein F = jumlah protein tubuh pada akhir percobaan g
I = jumlah protein tubuh pada awal percobaan g P = jumlah protein yang dikonsumsi g
f. Retensi lemak Retensi lemak menunjukkan besarnya lemak yang tersimpan dalam tubuh
ikan dari lemak yang dikonsumsi. Formula yang digunakan adalah: RL =
L I
F
x 100 Watanabe 1988 dengan :
RL = retensi lemak F = jumlah lemak tubuh pada akhir percobaan g
I = jumlah lemak tubuh pada awal percobaan g L = jumlah lemak yang dikonsumsi g
g. Retensi Se Retensi Se dihitung mengikuti formula yang dikemukakan oleh Rider et
al. 2009:
dengan: RSe = retensi selenium Se akhir = jumlah Se tubuh pada akhir percobaan mg
Se awal = jumlah Se tubuh pada awal percobaan mg Se konsumsi = jumlah total Se yang dikonsumsi mg
h. Kecernaan Se Koefisien kecernaan nutrien Se pakan diukur dengan rumus yang
dikemukakan oleh Takeuchi 1988: Nda = 100
– 100 x x dengan: Nda = koefisien kecernaan Se
IP = kadar Cr
2
O
3
dalam pakan IF
= kadar Cr
2
O
3
dalam feses NP
= kadar Se dalam pakan NF
= kadar Se dalam feses
i. Aktivitas enzim GPx dan SOD Aktivitas enzim GPx hati dan plasma, serta aktivitas enzim SOD
dilakukan dengan metode pembacaan pada spektrofotometer Lampiran 8 dan 9.
j. Konsentrasi hormon T3, T4, dan kortisol Pengukuran konsentrasi hormon T3, T4, dan kortisol dilakukan dengan
metode RIA radioimmunoassay Lampiran 10 dan 11.