Pengertian Khitbah Khitbah Dalam Islam

16

BAB II TEORI UMUM TENTANG KHITBAH DALAM ISLAM DAN ADAT

MINANGKABAU

A. Khitbah Dalam Islam

1. Pengertian Khitbah

Secara etimologi kata khitbah berasal dari kata بطخ - بطخي - ا طخ - طخ yang artinya “meminang”. 1 Khitbah secara sederhana diartikan dengan: penyampaian kehendak untuk melangsungkan ikatan perkawinan. Penyampaian kehendak untuk menikahi seseorang dalam bahasa Melayu disebut “peminangan”. 2 Secara terminologi khitbah atau meminang adalah mengungkapkan keinginan untuk menikah dengan seorang perempuan tertentu dan memberitahukan keinginan tersebut kepada perempuan tersebut dan walinya. 3 Defenisi lain dari khitbah adalah permintaan seorang laki-laki untuk menguasai seorang wanita tertentu dari keluarganya dan bersekutu dalam urusan kebersamaan hidup atau dapat pula diartikan, seorang laki-laki menampakkan kecintaannya untuk menikahi seorang perempuan yang halal dinikahi secara 1 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, Ciputat: PT. Mahmud Yunus Wa Dzurriyyah, 2007, h. 120. 2 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia: Antara Fiqih Munakahat Dan Undang-Undang Perkawinan Jakarta: Kencana 2006, h. 49 3 Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu: Pernikahan, Talak, Khulu, Meng- Iila’ Istri, Li’an, Zhihar, Masa Iddah, Jil. 9, penerjemah, Abdul Hayyie al-Kattani dkk, Jakarta: Gema Insani, 2011, h. 21 17 syarak. 4 Khitbah berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu peminangan kepada seorang wanita untuk dijadikan istri. 5 Meminang juga dapat diartikan dengan menyatakan permintaan untuk menikah dari seorang laki-laki kepada seorang perempuan atau sebaliknya dengan perantaraan seseorang yang dipercayai. Meminang dengan cara tersebut diperbolehkan dalam Islam terhadap gadis atau janda yang telah habis idddahnya, kecuali perempuan yang masih dalam iddah ba’in sebaiknya dengan jalan sindiran saja. Sedangkan menurut Rahmat Hakim, meminang atau khitbah mengandung arti permintaan, yang menurut adat merupakan bentuk pernyataan dari satu pihak kepada pihak lain dengan maksud untuk mengadakan ikatan perkawinan. Khitbah ini pada umumnya dilakukan pihak laki-laki terhadap perempuan dan ada pula yang dilakukan oleh pihak perempuan, tetapi hal ini tidak lazim dilakukan. Oleh karena itu, jarang terjadi, kecuali pada sistem kekeluargaan dari pihak ibu, seperti di Minangkabau yang berlaku adat meminang dari pihak wanita kepada pihak laki-laki. 6 Peminangan merupakan pendahuluan perkawinan, disyaria’atkan sebelum ada ikatan suami istri. Dalam hukum adat istilah meminang mengandung arti permintaan, yang berlaku dalam bentuk pernyataan kehendak dari suatu pihak kepada pihak yang lain untuk maksud mengadakan ikatan perkawinan. 7 4 Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh Munakahat: Khitbah, Nikah, dan Talak, Jakarta: 2009, h.8. 5 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005, h.564 6 MustofaHasan, Pengantar Hukum Keluarga, Bandung: CV Pustaka Setia, 2011, h.69. 7 Hilman Hadi Kusuma, Hukum Perkawinan Adat, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1995, h.27. 18

2. Dasar Hukum Khitbah