kempa dan suhu optimum yang digunakan juga dapat berpengaruh terhadap kualitas papan partikel.
2.2 Keawetan Kayu
Keawetan kayu adalah daya tahan jenis kayu terhadap faktor-faktor perusak yang datang dari luar kayu itu sendiri secara alami kayu memiliki sifat keawetan
tersendiri dan berbeda untuk setiap jenis kayu. Keawetan kayu biasanya ditentukan oleh adanya zat ekstraktif yang terkandung di dalam kayu tersebut
Anonim 2011 Keawetan kayu merupakan daya tahan suatu jenis kayu terhadap berbagai
faktor perusak kayu seperti faktor biologis yaitu jamur, serangga, dan cacing laut. Keawetan kayu ditentukan oleh genetik kayu tersebut seperti berat jenis,
kandungan zat ekstraktif, dan umur pohon Weiss 1961 dalam Simamora 2010. Di Indonesia penggolongan keawetan kayu dibagi menjadi lima kelas awet
yaitu kelas I yang paling awet sampai dengan kelas V yang paling tidak awet. Penggolongan keawetan kayu didasarkan pada umur pakai kayu dalam kondisi
penggunaan yang selalu berhubungan dengan tanah lembab dimana terdapat koloni rayap Anonim 2011.
Pembagian kelas awet kayu menurut LPHH lembaga penelitian hasil hutan : Kelas awet I : jika kayu dipakai dalam lahan basah dan dapat bertahan
selama minimal selama 8 tahun, terbuka terhadap angin dan iklim tetapi tetap dilindungi terhadap permukaan air dan kelemasan tahannya paling
sedikit 20 tahun, dan kayu tersebut jarang dimakan rayap Kelas awet II : selalu berhubungan dengan lahan lembab dan dapat bertahan
minimal 3 tahun, terbuka terhadap angin dan iklim tetapi terlindungi dari pemasukan air dan kelemasan minimal 15 tahun.
Kelas awet III : selalu berhubungan dengan lahan lembab dan dapat bertahan minimal 3 tahun, terbuka terhadap angin dan iklim tetapi
terlindungi dari pemasukan air dan kelemasan minimal 10 tahun. Kelas awet IV : selalu berhubungan dengan lahan lembab, tetapi kayu lekas
lapuk oleh angin dan iklim, tetapi terlindungi dari pemasukan air, kelemasan hanya bertahan beberapa tahun saja.
Kelas awet V : kumpulan kayu yang lekas rapuh dan lapuk karena serangan bubuk kayu maupun rayap.
Menurut Martawijaya 1981, keawetan alami kayu adalah suatu ketahanan kayu secara alamiah terhadap serangan jamur dan serangga dalam lingkungan
yang sesuai bagi organisme yang bersangkutan, selanjutnya Martawijaya 1981 menggolongkan keawetan kayu dalam lima kelas awet, seperti yang tersaji dalam
Tabel 1.
Tabel 1 Penggolongan kelas awet kayu
Kelas Ketahanan
Penurunan Berat I
Sangat Tahan 3,52
II Tahan
3,52 – 7,50
III Sedang
7,50 – 10,96
IV Buruk
10,96 – 18,94
V Sangat Buruk
18,94 – 31,89
Sumber: SNI 01. 7207-2006
2.3 Kayu Kempas Koompassia malaccensis Maing.