2.4 Kayu Tusam Pinus merkusii Jungh. et de Vr.
Tusam merupakan jenis kayu perdagangan yang tergolong dalam famili Pinaceae yang tersebar di Indo-Cina, Thailand timur, Filipina, Burma selatan,
Cina selatan dan Sumatera. Tusam banyak ditemukan di Sumatera utara dan satu- satunya yang mengalami penyebaran alami. Tusam memiliki tekstur kayu yang
kasar dan berserat lurus namun tidak beraturan. Kayu Tusam tergolong dalam kelas awet IV dan kelas kuat III Soerianegara 1994; Pandit 2002. Pohon Tusam
dapat menghasilkan berbagai macam produk, seperti terpentin dan gondorukem yang berbahan baku dari getah Tusam, dapat juga dijadikan bahan baku kayu
korek api, karena kandungan oleoresin yang tinggi pada kayu Tusam, berikut komposisi kimia kayu Tusam yang tersaji dalam Tabel 3.
Tabel 3 Komposisi kimia kayu Tusam
Komponen Kadar
Selulosa 54,9
Lignin 24,3
Pentosan 14,0
Abu 1,1
Silika 0,2
Sumber: Martawijaya et al. 1989
Tusam Gambar 2 sering dijadikan sebagai bahan baku kertas karena tergolong pohon berserat panjang sehingga menghasilkan kualitas kertas yang
baik. Kayu Tusam direkomendasikan untuk bahan baku pembuatan blockboard namun diperlukan perlakuan pendahuluan karena kandungan getah dan oleoresin
yang tinggi. Kayu Tusam cocok dijadikan sebagai bahan baku konstruksi, sambungan kerangka jendela, peti, pensil dan meubel Soerianegara 1994; Pandit
2002.
Gambar 2 Pohon Tusam
2.5 Kayu Karet Hevea brasiliensis Muell. Arg.
Kayu Karet dalam bahasa latin disebut Hevea brasiliensis Muell. Arg., termasuk Genus Hevea-Famili Euphorbiaceae dan sering juga disebut para atau
balam perak serta memiliki berbagai nama internasional seperti hevea, rubbertree Inggris; hevea Perancis; hevea, rubberboom Belanda; hevea, seringueira
Spanyol, gambar tegakan Karet dapat dilihat dalam Gambar 3. Di Indonesia jenis ini banyak ditanam di pulau Sumatera, Jawa dan Kalimantan sebagai
tanaman perkebunan besar dan perkebunan rakyat untuk tujuan produksi getah Boerhendy dan Agustina 2006 dalam Simamora 2010.
Gambar 3 Pohon Karet
Ciri umum dari kayu Karet adalah kayu terasnya berwarna putih kekuning- kuningan pucat, kadang agak merah jambu jika segar, lambat laun menjadi kuning
jerami atau coklat pucat, dan batasnya dengan kayu gubal tidak tegas sulit
dibedakan, selanjutnya dalam Tabel 4 disajikan komposisi kimia dalam kayu Karet.
Tabel 4 Komposisi kimia kayu Karet
Komponen Kadar
Selulosa 60,0-68,0
Pentosan 19,0-22,0
Lignin 19,0-24,0
Abu 0,65-1,30
Sumber: Martawijaya et al. 1989
Kelemahan dari kayu ini adalah mudah pecah bila dipaku, mudah bengkok dan pecah bila dikeringkan, serta peka terhadap serangan organisme perusak kayu
terutama jamur pewarna bluestain Martawijaya 1972. Kayu Karet umumnya digunakan sebagai bahan baku perabot rumah tangga, panel dinding, bingkai
gambarlukisan, lantai parket, peti kemas, finir, kayu lamina, dan inti papan blok Pandit dan Kurniawan 2008. Tekstur kayu Karet agak kasar tetapi rata, arah
seratnya lurus sampai agak berpadu. Berat jenis kayu ini tergolong menengah yaitu 0,61 0,55-0,70 dengan kelas awet V Mandang dan Pandit 1997.
2.6 Rayap tanah Coptotermes curvignathus holmgren.