Tabel 6 Pengelompokkan kelas keawetan
Jenis Kehilangan Berat Rata- Rata
Kelas Awet Papan Partikel Kempas 0,8
1,77 I
Papan Partikel Kempas 0,9 0,63
I Papan Partikel Tusam 0,8
4,42 II
Papan Partikel Tusam 0,9 3,51
I Kayu Solid Kempas
2,19 I
Kayu Solid Tusam 6,12
II Kayu Solid Karet
18,46 IV
4.2 Respon Mortalitas Rayap
Dalam penelitian ini dilakukan proses perhitungan mortalitas rayap untuk mengetahui daya bertahan hidup rayap. Berdasarkan hasil pengujian statistik
untuk variabel jenis kayu dan kerapatan target terhadap respon mortalitas rayap, tidak ditemui variabel yang memiliki pengaruh yang signifikan baik jenis kayu
maupun kerapatan target, begitu pula dengan interaksi antar kedua variabel, tetap menunjukkan hasil yang tidak signifikan.
Tingkat mortalitas rayap yang diamati pada kelompok papan partikel memiliki tingkat mortalitas yang tinggi dan seragam yakni sebesar 100
sedangkan pada kelompok kayu solid kontrol tingkat mortalitas rayap yang terjadi cukup beragam dengan nilai mortalitas antara 80,5 - 100 . Tingkat
kematian yang seragam pada papan partikel diduga karena kandungan zat seperti perekat dan parafin yang ditambahkan pada saat pembuatan papan yang
mengakibatkan jenis produk papan partikel kurang disukai oleh rayap, selain itu kerapatan produk papan partikel yang dibuat dengan dua target kerapatan yang
cukup tinggi yakni sebesar 0,8 gcm
3
dan 0,9 gcm
3
sehingga menghasilkan kerapatan yang cukup kompak pada papan. Selain itu dengan adanya kerapatan
target menyebabkan tingkat keseragaman kerapatan antar papan menjadi cenderung lebih seragam dan menyebabkan tingkat mortalitas rayap menjadi
cenderung sama, dibanding dengan kayu solid yang memiliki berbagai karakteristik kandungan ekstraktif juga kerapatan yang beragam, sehingga
menghasilkan nilai mortalitas rayap yang cukup beragam meskipun setelah dilakukan uji T antara kayu solid dan papan partikel memiliki perbedaan yang
tidak nyata untuk respon mortalitas rayap. Berikut adalah hasil uji T dalam membandingkan mortalitas rayap yang terjadi pada papan partikel dan kayu solid.
Mortalitas rayap yang terjadi belum dapat dipetakan secara mendetail dalam periode tertentu, karena proses perhitungan mortalitas rayap hanya dilakukan pada
akhir pengujian saja yakni pada minggu keempat, sehingga belum dapat dilihat kecenderungan mortalitas rayap yang terjadi pada setiap minggunya maupun
setiap harinya. Dalam proses pelaksanaannya, keadaan media uji terkadang ditemui jamur pada permukaan tanah media uji, hal ini dikarenakan keadaan
ruangan yang tidak dapat diatur suhu dan kelembabannya sehingga potensi tumbuhnya jamur pun semakin tinggi, selain itu keadaan laboratorium yang
berdekatan dengan laboratorium jamur diduga semakin meningkatkan potensi tumbuhnya jamur. Meskipun belum dapat diketahui jenis dan karakteristik dari
jamur yang tumbuh pada media uji, diduga keberadaan jamur ini memberikan pengaruh terhadap tingkat mortalitas rayap sehingga dilakukan beberapa upaya
pembersihan terhadap jamur-jamur yang masih terjangkau tanpa mengganggu aktivitas rayap di media uji tersebut.
4.3 Respon Feeding Rate