proteksi juga dapat berupa persyaratan bahwa bagian-bagian tertentu dari produk yang diimpor harus dibuat di dalam negeri atau menggunakan bahan
baku setempat. c. Subsidi ekspor
Subsidi ekspor adalah pembayaran langsung atau pemberian keringanan pajak dan bantuan subsidi kepada para eksportir atau calon eksportir nasional, atau
pemberian pinjaman lunak kepada importir asing. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan ekspor suatu negara.
2.1.4 Perdagangan Bebas dan Pembangunan Di Negara Berkembang
Di era globalisasi di mana perekonomian dunia semakin menyatu, negara- negara didorong untuk semakin terbuka dan menghapuskan berbagai hambatan
dalam hubungan internasional. Menurut Todaro 2006, arti ekonomi dari globalisasi adalah meningkatnya keterbukaan perekonomian suatu negara terhdap
perdagangan internasional, aliran dana internasional dan investasi langsung. Keterbukaan perdagangan internasional atau perdagangan bebas membawa
peluang dan resiko bagi negara berkembang sehingga menimbulkan kelompok yang mendukung dan menentang perdagangan bebas.
Berdasarkan teori-teori tradisional perdagangan neoklasik, pihak yang mendukung perdagangan bebas menyatakan bahwa keterbukaan perdagangan
bebas mendatangkan keuntungan bagi negara berkembang sebagai berikut :
a. Perdagangan bebas meningkatkan persaingan, memperbaiki alokasi sumberdaya dan menciptakan skala ekonomi pada sektor-sektor yang
memiliki keunggulan komparatif maupun kompetitif. b. Tekanan-tekanan yang timbul akibat persaingan dalam perdagangan bebas
akan meningkatkan efisiensi, perbaikan kualitas produk dan menyempurnakan teknologi produksi.
c. Perdagangan bebas memacu pertumbuhan ekonomi, meningkatkan nilai laba dan merangsang tabungan serta investasi yang semakin memacu pertumbuhan
di masa mendatang. d. Perdagangan bebas membuka kesempatan masuknya aliran modal, keahlian
dan teknologi dari negara maju yang sangat diperlukan oleh negara berkembang.
e. Perdagangan bebas mendatangkan devisa melalui kegiatan ekspor yang kemudian dapat digunakan untuk membiayai impor.
f. Perdagangan bebas cenderung menghapuskan distorsi harga yang mahal akibat ketidaktepatan kebijakan dan intervensi pemerintah.
g. Perdagangan bebas meningkatkan pemerataan untuk mendapatkan akses ke setiap sumberdaya yang langka, serta memperbaiki kualitas alokasi
sumberdaya secara keseluruhan. Kelompok yang menentang perdagangan bebas berpendapat bahwa negara
berkembang tidak memperoleh keuntungan optimal dari perdagangan bebas. Hal tersebut ditunjukkan oleh laju pertumbuhan permintaan produk primer yang
rendah dan penurunan nilai tukar perdagangan atas produk-produk primer,
sementara produk primer merupakan komoditas unggulan ekspor bagi negara berkembang.
Penyebab dari lambatnya pertumbuhan permintaan ekspor produk-produk primer dari negara berkembang adalah :
a. Adanya pergeseran pola produksi di negara maju dari teknologi rendah ke teknologi tinggi, padat keterampilan dan hemat bahan baku sehingga
menurunkan permintaan bahan mentah dari negara berkembang. b. Peningkatan efisiensi pemakaian bahan baku dalam berbagai sektor industri.
c. Pesatnya penemuan dan pengembangan produk dan bahan sintetis pengganti yang lebih murah dari bahan mentah alamiahnya.
d. Rendahnya elastisitas permintaan untuk produk primer dan olahan sederhana. e. Meningkatnya produktivitas pertanian secara pesat di negara maju.
f. Meningkatnya gejalan proteksionisme baru di negara-negara maju terutama untuk produk pertanian serta industri padat karya.
Menurunnya nilai tukar perdagangan negara berkembang disebabkan oleh :
a. Kontrol oligopolistik dalam pasar produk maupun faktor produksi di negara- negara maju dan munculnya sumber-sumber pemasok baru yang menjadi
pesaing bagi negara berkembang. b. Produk ekspor negara berkembang memiliki elastisitas permintaan yang
rendah.
Kelompok penentang perdagangan bebas menyimpulkan bahwa perdagangan bebas merugikan negara berkembang berdasarkan alasan sebagai
berikut : a. Pertumbuhan permintaan terhadap produk ekspor tradisional negara
berkembang relatif rendah sehingga peningkatan kuantitas ekspor hanya akan mengakibatkan penurunan harga dan meningkatnya transfer pendapatan dari
negara berkembang ke negara maju. b. Elastisitas permintaan terhadap produk impor di negara berkembang lebih
tinggi dibandingkan elastisitas permintaan atas produk ekspornya. Dengan demikian, tanpa proteksi impor negara berkembang akan terus kesulitan
menyeimbangkan neraca pembayarannya. c. Keunggulan komparatif negara berkembang dalam komoditi primer relatif
statis sehingga kebijakan promosi ekspor hanya akan menghambat proses industrialisasi di negara berkembang.
d. Negara berkembang memiliki keterbatasan dalam melakukan lobi untuk membuka pasar di negara-negara maju.
2.1.5 Teori Permintaan