maka permintaan pasar juga dipengaruhi faktor-faktor yang sama dengan permintaan individu dan tergantung pula pada jumlah penduduk, karena
permintaan agregat merupakan jumlah dari seluruh permintaan individu Mankiw, 2001. Faktor-faktor yang mempengaruhi perdagangan internasional, termasuk
permintaan impor agregat, pada prinsipnya sama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan individu maupun permintaan pasar. Dengan anggapan
bahwa harga dan tingkat bunga tetap, maka impor akan tergantung secara positif pada pendapatan, makin tinggi pendapatan makin tinggi pula impor Nopirin,
1997.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai Dayasaing Produk Pertanian Indonesia oleh Daryanto 2009 melalui pengukuran indeks Revealed Comparative Advantage RCA,
Domestic Resource Cost Ratio DRCR dan Private Cost Ratio PCR
memberikan kesimpulan bahwa secara umum dayasaing komoditas petanian ditinjau dari keunggulan komparatif maupun keunggulan kompetitif menunjukkan
kondisi yang mengkhawatirkan terutama untuk komoditas padi, kedelai dan tebu. Komoditas padi masih memiliki keunggulan kompetitif maupun komparatif tetapi
keunggulan yang dimiliki semakin rendah dan rentan terhadap perubahan kondisi eksternal. Keunggulan komparatif padi masih dapat diwujudkan menjadi
keunggulan kompetitif karena adanya proteksi dari pemerintah berupa subsidi input dan tarif impor beras.
Azziz 2006 dalam penelitian mengenai Analisis Impor Beras serta Pengaruhnya terhadap Harga Beras Dalam Negeri dengan metode regresi linier
berganda menyimpulkan
bahwa faktor-faktor
yang signifikan
dalam mempengaruhi impor beras adalah kebijakan perdagangan, harga beras impor dan
dalam negeri, nilai tukar rupiah dan produksi beras dalam negeri. Nastiti 2007 menganalisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Impor
Beras di Indonesia Pada Kurun Waktu 1984-2004 dengan metode Error Correction Model
ECM. Dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa produksi beras domestik, GDP dan impor tahun sebelumnya berpengaruh secara
signifikan terhadap volume impor beras. Selama kurun waktu pencapaian swasembada beras, volume impor beras mengalami penurunan.
Ruatiningrum 2011 melakukan penelitian mengenai Dampak Kebijakan Pemerintah dan Perubahan Faktor Lain Terhadap Permintaan dan Penawaran
Beras dengan menggunakan metode regresi persamaan simultan. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa impor beras dipengaruhi secara signifikan oleh
produksi beras, jumlah penduduk, impor tahun sebelumnya dan stok beras tahun sebelumnya.
Dutta dan Ahmed 2006 dalam penelitiannya tentang Analisis Kointegrasi Fungsi Permintaan Impor Agregat untuk India dengan Error Correction Model
ECM. Hasil penelitian menyatakan bahwa permintaan impor agregat dipengaruhi oleh harga relatif dan pendapatan riil.
Jamhari 2004 meneliti tentang Liberalisasi Perdagangan dan Stabilitas Harga Beras di Indonesia dengan mengukur koefisien variasi harga beras.
Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa liberalisasi pasar beras di Indonesia meningkatkan stabilitas harga di tingkat petani dan pedagang besar tetapi
membuat harga di tingkat konsumen menjadi tidak stabil. Penelitian Rachman, et.al 2007 tentang Prospek Ketahanan Pangan
Nasional dengan metode statistik sederhana melalui pengamatan terhadap trend dan pengukuran variabilitas antar waktu menyimpulkan bahwa pertumbuhan
ketersediaan beras relatif rendah karena stagnasi pertumbuhan produksi padi akibat makin menyusutnya lahan pertanian padi. Meskipun kondisi ketahanan
pangan nasional relatif terjamin keberlanjutannya namun aksesibilitas rumah tangga terhadap bahan pangan masih menjadi masalah serius terkait dengan
masalah stabilitas harga pangan dan kemiskinan. Penelitian oleh Warr 2005 mengenai Kebijakan Pangan dan Kemiskinan
di Indonesia menggunakan analisis keseimbangan umum general equilibrium analysis menunjukkan bahwa larangan atau pembatasan impor menaikkan harga
beras di dalam negeri dan meningkatkan kemiskinan baik di perkotaan maupun pedesaan. Diantara para petani hanya petani kaya yang menikmati keuntungan
dari proteksi ini. Mengamati volume impor beras yang fluktuatif setiap tahun dan dampak
negatif impor beras terhadap usaha kemandirian pangan dan peningkatan kesejahteraan petani, penelitian ini difokuskan pada impor beras dan variabel-
variabel yang mempengaruhi dalam jangka panjang. Selain variabel-variabel harga beras domestik dan internasional, produksi domestik, GDP serta nilai tukar
riil sebagaimana telah digunakan dalam penelitian-penelitian sebelumnya,
penelitian ini akan memasukkan variabel konsumsi beras, pertumbuhan penduduk dan rasio ketergantungan impor sebagai faktor-faktor yang diduga mampu
menjelaskan variabilitas impor beras dalam jangka panjang. Pengaruh kebijakan liberalisasi perdagangan akan ditunjukkan melalui variabel dummy sebelum
liberalisasi dan setelah liberalisasi yang mulai berlaku efektif pada tahun 1999.
2.3 Kerangka Pikir