1.5  Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah: 1.
Daya  toksisitas  kristal  protein  dipengaruhi  oleh  galur  dan  subspesies  B. thuringiensis.
2. Kombinasi  rasio  CN  berpengaruh  terhadap  pola  pita  protein  dan  daya
toksisitas kristal protein yang dihasilkan. 3.
Penggandaan  skala  produksi  bioinsektisida  dari  skala  erlenmeyer  ke  skala bioreaktor  akan  memberikan  hasil  yang  sama  dalam  hal  karakteristik
bioinsektisida yang dihasilkan. 4.
Penggandaan  skala  dari  bioreaktor  3  L  ke  bioreaktor  40  L  menggunakan kriteria  dasar  tenaga  per  unit  volume  PgV  sama  akan  menghasil  kristal
protein dengan daya toksisitas yang konsisten.
2    TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bacillus thuringiensis
B. thuringiensis Bt adalah bakteri gram positif berbentuk batang, aerobik
dan  membentuk  spora.  Bakteri  ini  merupakan  bakteri  yang  ada  di  tanah,  air, permukaan  tumbuhan,  serangga  mati  dan  biji-bijian  Kawalek  et  al.  1995.
Menurut  Ellis 2004 bakteri ini diisolasi pertama kali pada tahun 1902 dari larva ulat sutra. Berbagai galur Bt telah digunakan secara komersial di Amerika Serikat
sejak tahun 1958 sebagai insektisida pada hasil hutan dan lahan pertanian. Banyak galur  dari  bakteri  ini  menghasilkan  protein  yang  beracun  bagi  serangga.
Penggunaan Bt sebagai insektisida dianggap menguntungkan karena lebih efektif, efisien dan lebih aman bagi lingkungan.
Menurut  Krieg  and  Langenbroich  1981  Bt  dapat  tumbuh  dalam  media yang  mengandung  karbon,  nitrogen  dan  trace  element,  juga  dapat  hidup  dalam
jaringan serangga  yang terinfeksi. Dalam tanah,  Bt hanya terdapat dalam bentuk spora Akiba 1986.  Galur dari Bt telah banyak ditemukan di berbagai tempat di
dunia.  Sebagai  contoh  di  Jepang  ulat  sutra;  Jerman  tepung  moths,  Perancis original  B.  thuringiensis,  Israel  B.  thuringiensis  israelensis,  Kenya  B.
thuringiensis kenyae;  Amerika  Serikat  B.  thuringiensis  HD-1  dan  Kanada  B.
thuringiensis canadensis.  Ini  mengindikasikan  bahwa    bakteri  ini  mudah
beradaptasi diberbagai tempat. Pada  kondisi  media  pertumbuhan  bakteri  tidak  lagi  optimal,  Bt  akan
membentuk  spora.  Spora  adalah  fase  dorman  tidur  pada  rantai  kehidupan bakteri.  Saat  membentuk  spora  Bt  juga  membentuk  protein  kristal  yang
merupakan komponen toksik bagi serangga. Sel vegetatif Bt lebarnya mendekati 1 µm  dan  panjang  5  µm.  Selama  masa  sporulasi  bakteri  ini  dapat  menghasilkan
protein  kristal  Heimpel  1967.  Spora  Bt  berbentuk  oval,  letaknya.  subterminal, dengan  warna  hijau  kebiruan  berukuran  1,0-
1,3  µm.  Pembentukan  spora  terjadi dengan cepat pada suhu 35-37
o
C. Spora tersebut relatif tahan terhadap pengaruh fisik dan  kimia. Menurut Buchner 1981, jika  spora ditumbuhkan pada medium
padat,  koloni Bt berbentuk bulat dengan tepian berkerut, memiliki diameter 5-10 mm dan berwarna putih.