i. CLA
Susu ini bermanfaat bagi orang yang ingin merampingkan tubuh. Kepanjangan dari CLA adalah Conjugated Linoleic Acid yang akan membantu dalam
pembentukan otot dan mempercepat pembakaran lemak.
2.2 Landasan Teori
Konsep konsumsi merupakan konsep yang di Indonesiakan dari bahasa inggris ”Consumtion”. Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa
yang dilakukan oleh rumah tangga dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang melakukan pembelanjaan tersebut. Pembelanjaan masyarakat atas
makanan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan mereka yang lain digolongkan pembelanjaan atau konsumsi. Barang-barang yang di produksi untuk digunakan
oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi Dumairy, 1996.
Seorang ahli ekonomi yang bernama Christian Lorent Ersnt Engel mengemukakan
sebuah ”Hukum Konsumsi”. Hukum ini berdasarkan pada hasil penelitiannya yang dilakukan pada abad ke 19 di Eropa. Menuru Engel, semakin miskin suatu
keluarga atau bangsa, akan semakin besar pula persentase pengeluaran yang digunakan untuk barang pangan Sudarman, 2004.
Teori Konsumsi Keynes di dasarkan pada 3 postulat :
1. Menurut hukum psikologis fundamental katakanlah ia sebagai hukum
Keynes, bahwa konsumsi akan meningkat apabila pendapatan meningkat, akan tetapi besarnya peningkatan konsumsi tidak akan sebesar peningkatan
pendapatan, oleh karena nya adanya batasan dari Keynes sendiri yaitu
bahwa kecenderungan mengkonsumsi marginal =MPC= C Y Marginal
Propensity to consume adalah antara nol dan satu, dan pula besarnya perubahan konsumsi selalu di atas 50 akan tetapi tetap tidak sampai 100
0,5MPC1. 2.
Rata-rata kecenderungan mengkonsumsi =APC= C Y Average Propensity to consume akan turun apabila pendapatan naik, alasannya sederhana saja,
karena peningkatan pendapatan selalu lebih besar dari peningkatan konsumsi, sehingga pada setiap naiknya pendapatan pastilah akan
memperbesar tabungan. Dengan demikian dapat dibuatkan satu pernyataan lagi bahwa setiap terjadi peningkatan pendapatan maka pastilah rata-rata
kecenderungan menabung akan semakin tinggi 3.
Bahwa pendapatan adalah merupakan factor determinan factor penentu utama dari konsumsi. Factor-faktor lain dianggap tidak penting
Putong,2002 Putong 2002 mengatakan produksi atau memproduksi menambah kegunaan
nilai guna suatu barang. Kegunaan suatau barang akan bertambah bila memberikan manfaat baru atau lebih dari bentuk semula. Lebih spesifik lagi
produksi adalah kegiatan perusahaan dengan mengkombinasikan berbagai input untuk menghasilkan output dengan biaya yang minimum.
Fungsi produksi menurut Soekartawi 2003 adalah hubungan fisik antara variable
yang dijelaskan Y dan variable yang menjelaskan X. variable yang dijelaskan biasanya berupa output dan variable yang menjelaskan biasanya berupa input.
Dalam pembahasan teori ekonomi produksi, maka telaahan yang banyak diminati dan dianggap penting adalah telaah fungsi produksi ini. Hal tersebut disebabkan
karena beberapa hal, antara lain :
1. Dengan fungsi produksi, maka peneliti dapat mengetahui hubungan antara
factor produksi input dan produksi output secara langsung dan hubungan tersebut dapat lebih mudah dimengerti.
2. Dengan fungsi produksi, maka peneliti dapat mengetahui hubungan antara
variable yang dijelaskan dependent variable Y, dan variable yang menjelaskan independent variable X, serta sekaligus mengetahui hubungan
antarvariabel penjelas. Secara matematis, hubungan ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
Y = fX1,X2,…Xn
Dengan fungsi tersebut di atas, maka hubungan Y dan X dapat diketahui dan
sekaligus hubungan X1,.. Xn juga dapat diketahui.
Menurut Heizer dan Render 2006, peramalan adalah seni, ilmu untuk
memperkirakan kejadian di masa depan. Hal ini dilakukan dengan melibatkan pengambilan data masa lalu dan menempatkannya ke masa mendatang dengan
suatu bentuk model matematik atau prediksi intuisi bersifat subyektif, atau menggunakan kombinasi model matematik yang disesuaikan dengan
pertimbangan yang baik dari seorang manajer. Forecasting berkaitan dengan upaya memperkirakan apa yang terjadi di masa depan, berbasis pada metode
ilmiah ilmu dan teknologi serta dilakukan secara matematis. Walaupun demikian, kegiatan forecasting tidaklah semata-mata berdasarkan prosedur ilmiah
atau terorganisir, karena ada kegiatan forecasting yang menggunakan intuisi perasaan atau lewat diskusi informal dalam sebuah grup Santoso,2009.
Menurut Sugiarto dan Harihono 2000, peramalan merupakan studi terhadap data
historis untuk menemukan hubungan, kecenderungan dan pola sistematis. Dalam
dunia bisnis, hasil peramalan mampu memberikan gambaran tentang masa depan perusahaan yang memungkinkan manajemen membuat perencanaan, menciptakan
peluang bisnis maupun mengatur pola investasi. Ketepatan hasil peramalan bisnis akan meningkatkan peluang tercapainya investasi yang menguntungkan. Semakin
tinggi akurasi yang dicapai peramalan, maka semakin meningkat pula peran peramalan dalam perusahaan, karena hasil dari suatu peramalan dapat
memberikan arah bagi perencanaan perusahaan, perencanaan produk dan pasar, perencanaan penjualan, perencanaan produksi dan keuangan.
Menurut Heizer dan Render 2006, peramalan biasanya berdasarkan horizon
waktu masa depan yang dicakupnya. Horizon waktu terbagi atas beberapa kategori :
1. Peramalan jangka pendek. Peramalan ini mencakup jangka waktu hingga satu 1 tahun tetapi umumnya kurang dari tiga 3 bulan. Peramalan ini digunakan
untuk merencanakan pembelian, penjadwalan kerja, jumlah tenaga kerja, penugasan keja dan tingkat populasi.
2. Peramalan jangka menengah. Peramalan jangka menengah, atau intermediate umumnya mencakup hitungan bulanan hingga tiga 3 tahun. Peramalan ini
berguna untuk merencanakan penjualan, perencanaan dan anggaran produksi, anggaran kas dan menganalisis bermacam-macam rencana operasi.
3. Peramalan jangka panjang. Umumnya untuk perencanaan masa tiga 3 tahun atau lebih. Peramalan jangka panjang digunakan untuk merencanakan produk
baru, pembelanjaan modal, lokasi atau pengembangan fasilitas, serta penelitian dan pengembangan litbang.
Peramalan adalah upaya memperkirakan nilai-nilai respon yang menjadi perhatian di masa depan. Secara garis besarnya, peramalan dibedakan menjadi peramalan
kuantitatif dan kualitatif. Hasil peramalan kualitatif didasarkan pada pengamatan kejadian-kejadian di masa sebelumnya yang digabungkan dengan intuisi maupun
ketajaman perasaan si peramal dalam menghasilkan suatu informasi yang diperkirakan bakal terjadi di masa mendatang. Pada umumnya hasil peramalan
kualitatif berbentuk informasi kualitatif, walaupun tidak selalu demikian. Sebaliknya, peramalan kuantitatif mempergunakan data kuantitatif yang diperoleh
dari pengamatan nilai-nilai sebelumnya dengan ditunjang beberapa informasi kuantitatif maupun kualitatif. Hasil peramalan kuantitatif secara relatif lebih
disukai, karena memberikan pandangan yang lebih nyata dan lebih obyektif dalam besaran nilai hasil peramalannya.
Menurut Sugiarto dan Harihono 2000, hampir semua metode peramalan formal
dilakukan dengan cara mengekstrapolasi kondisi masa lalu untuk kondisi masa mendatang. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa kondisi masa lalu sama dengan
kondisi masa mendatang. Atas dasar logic ini, maka langkah-langkah dalam metode peramalan adalah :
Langkah 1 : Mengumpulkan data Langkah 2 : Menyeleksi dan memilih data
Langkah 3 : Memilih model peramalan Langkah 4 : Menggunakan metode terpilih untuk peramalan
Menurut Heizer dan Render 2006, Peramalan forecasting adalah istilah yang
sangat populer di dunia bisnis, yang pada dasarnya adalah kegiatan yang berhubungan dengan meramalkan atau memproyeksikan hal-hal yang terjadi di
masa lampau ke masa depan. Ramalan permintaan demand forecasting menyangkut peramalan permintaan mendatang berdasarkan permintaan yang lalu
atau berdasarkan perhitungan tertentu. Time series didasarkan pada waktu berurutan atau berjarak sama mingguan,
bulanan, kuartalan, dan lainnya. Meramalkan data time series berarti nilai masa depan diperkirakan hanya dari nilai masa lalu dan bahwa peubah lain diabaikan,
walaupun peubah-peubah tersebut mungkin sangat bermanfaat. Menganalisis Time Series berarti membagi data masa lalu menjadi komponen-
komponen dan kemudian memproyeksikannya ke masa depan. Time series mempunyai empat 4 komponen : tren, musim, siklus dan variasi acak random
variation. Rinciannya sebagai berikut : a. Tren merupakan pergerakan data sedikit demi sedikit meningkat atau menurun.
Perubahan pendapatan, populasi, penyebaran umur, atau pandangan budaya dapat mempengaruhi pergerakan tren.
b. Musim adalah pola data yang berulang pada kurun waktu tertentu seperti hari, minggu, bulan, atau kuartal.
c. Siklus adalah pola dalam data yang terjadi setiap beberapa tahun. Siklus ini biasanya terkait pada siklus bisnis dan merupakan satu hal penting dalam
analisis dan perencanaan bisnis jangka pendek. Memprediksi siklus bisnis sulit, karena dapat dipengaruhi oleh kejadian politik ataupun kerusuhan
internasional. d. Variasi acak merupakan satu titik khusus dalam data, yang disebabkan oleh
peluang dan situasi yang tidak biasa. Variasi acak tidak mempunyai pola khusus, jadi tidak dapat diprediksi.
2.3 Penelitian Terdahulu