36
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara. Penentuan daerah ini dilakukan secara purposive sengaja, dengan pertimbangan bahwa provinsi ini merupakan salah
satu provinsi di Pulau Sumatera yang memproduksi susu.
Tabel 2 Produksi susu berdasarkan Provinsi di Indonesia tahun 2013
Sumber : Badan Pusat Statistik BPS
No Provinsi
Produksi ton
1 Aceh
38
2 Sumatera Utara
1.369
3 Sumatera Barat
1.685 4
Riau 151
5 Kepulauan Riau
6 Jambi
18 7
Sumatera Selatan 325
8 Kepulauan Bangka Belitung
600 9
Bengkulu 265
10 Lampung
216 11
DKI Jakarta 5.265
12 Jawa Barat
255.548 13
Banten 72
14 Jawa Tengah
97.579 15
DI Yogyakarta 4.912
16 Jawa Timur
416.419 17
Bali 135
18 Nusa Tenggara Barat
28 19
Nusa Tenggara Timur 37
20 Kalimantan Barat
259 21
Kalimantan Tengah -
22 Kalimantan Selatan
135 23
Kalimantan Timur 41
24 Sulawesi Utara
- 25
Gorontalo 16
26 Sulawesi Tengah
- 27
Sulawesi Selatan 1.671
28 Sulawesi Barat
65 29
Sulawesi Tenggara -
30 Maluku
- 31
Maluku Utara -
32 Papua
- 33
Papua Barat -
Indonesia 786.849
3.2. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berupa data sekunder. Data sekunder diperoleh dari instansi-instani yang terkait dengan penelitian ini. Data
sekunder merupakan data yang telah tersedia dalam berbagai bentuk. Biasanya sumber data ini lebih banyak sebagai data statistik atau data yang sudah diolah
sedemikian rupa sehingga siap digunakan. Data dalam bentuk statistik biasanya tersedia pada kantor-kantor pemerintahan, biro jasa data, perusahaan swasta, atau
badan lain yang berhubungan dengan penggunaan data.Daniel, 2002. Adapun data yang digunakan adalah data time series 15 tahun, mulai dari tahun 1999
– 2013, yang diperoleh dari Dinas Peternakan Sumatera Utara, Badan Pusat Statistik BPS dan sumber-sumber lain seperti jurnal dan hasil penelitian.
3.4 Metode Analisis Data
Untuk hipotesis 1dan 3, digunakan analisis deskriptif yakni berupa penyajian data time series dengan grafikgambar dan penjelasan terhadap data yang diperoleh sesuai
dengan kondisi sebenarnya. Penelitian deskriptif terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah, keadaan
atau peristiwa sebagaimana adanya. Sifatnya sekedar mengungkapkan fakta fact finding. Hasil penelitian ini lebih ditekankan pada pemberian gambaran secara
objektif tentang keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti. Penelitian deskriptif melakukan analisis hanya pada sampai taraf deskriptif, yaitu menganalisis
dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah dipahami dan disimpulkan. Wirartha, 2006.
Untuk hipotesis 2, menurut Pasaribu 1967, akan digunakan analisa Time Series,
yakni Trend Gerak Jangka Panjang dengan menggunakan cara Least Squares yang menggunakan persamaan garis trend yang linier, yaitu ;
y’ = a + bx Dimana, nilai-nilai a dan b dapat dihitung dengan menggunakan rumus rumus
Berikut b =
� ∑ ��−∑ � ∑ � � ∑ 2
�
−∑ 2
�
dan a =
� �– ��̅
Dimana : y’ = Produksi susu , konsumsi susu a = Koefisien Intercept
b = Koefisien Regresi dari x x = Tahun Dinotasikan dengan angka
n = Jumlah data time series Dimana :
Σx = 0 x = -7,-6,-5,-4,-3,-2,-1,0,1,2,3,4,5,6,7 sehingga Σx = 0 Maka, rumus untuk mencari a dan b dapat dirubah menjadi :
b =
∑ �� ∑ 2
�
dan a =
� �
Setelah persamaan garis trend yang linier tersusun. Kemudian dapat diramalkan garis trend linier untuk masa mendatang, maka nilai a dan y yang diramalkan itu :
y = a + bx Dimana : y = Produksi dan konsumsi susu untuk tahun yang diramalkan
a = Koefisien Intercept b = Koefien regresi dari x
x = Tahun yang diramalkan Dinotasikan dengan angka
3.5 Defenisi dan Batasan Operasional