Padi Oryza sativa TINJAUAN PUSTAKA

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Padi Oryza sativa

Divisi :Spermatophyta Sub divisi :Angiospermae Kelas :Monocotyledonae Keluarga :Poaceae sinonim Graminae atau Glumiflorae Genus :Oryza Spesies :Oryza sativa Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia setelah jagung dan gandum. Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia. Padi tersebar luas di seluruh dunia dan tumbuh di hampir semua bagian dunia yang memiliki cukup air dan suhu udara cukup hangat. Padi menyukai tanah yang lembab dan becek. Sejumlah ahli menduga, padi merupakan hasil evolusi dari tanaman moyang yang hidup di rawa. Pendapat ini berdasar pada adanya tipe padi yang hidup di rawa-rawa dapat ditemukan di sejumlah tempat di Pulau Kalimantan, kebutuhan padi yang tinggi akan air pada sebagian tahap kehidupannya, dan adanya pembuluh khusus di bagian akar padi yang berfungsi mengalirkan oksigen ke bagian akar Terdapat dua spesies padi yang dibudidayakan manusia: Oryza sativa yang berasal dari daerah hulu sungai di kaki Pegunungan Himalaya India dan TibetTiongkok dan Oryza glaberrima yang berasal dari Afrika Barat hulu Sungai Niger Wikipedia, 2 Juli 2009. Oryza sativa terdiri atas dua varietas, indica dan japonica. Varietas japonica umumnya berumur panjang, postur tinggi namun mudah rebah, paleanya memiliki bulu, bijinya cenderung panjang. Varietas indica, sebaliknya, berumur lebih pendek, postur lebih kecil, paleanya tidak memiliki bulu atau berukuran pendek, dan bentuk biji cenderung oval. Walaupun kedua varietas dapat saling membuahi, persentase keberhasilannya tidak tinggi. Contoh terkenal dari hasil persilangan ini adalah kultivar IR8, yang merupakan hasil seleksi dari persilangan varietas japonica. Selain kedua 5 varietas ini, dikenal pula sekelompok padi yang tergolong varietas minor javanica yang memiliki sifat antara dari kedua varietas utama di atas. Varietas javanica hanya ditemukan di Pulau Jawa. Budidaya padi yang telah berlangsung lama telah menghasilkan berbagai macam jenis padi akibat seleksi dan pemuliaan yang dilakukan orang Wikipedia, 2 Juli 2009. Setelah padi dipanen, bulir padi atau gabah dipisahkan dari jerami padi. Pemisahan dilakukan dengan memukulkan seikat padi sehingga gabah terlepas atau dengan bantuan mesin pemisah gabah. Gabah yang terlepas lalu dikumpulkan dan dijemur. Pada zaman dulu, gabah tidak dipisahkan lebih dulu dari jerami, akan tetapi gabah dijemur bersama dengan merangnya. Penjemuran biasanya memakan waktu tiga sampai tujuh hari, tergantung kecerahan penyinaran matahari. Penggunaan mesin pengering jarang dilakukan. Istilah Gabah Kering Giling GKG mengacu pada gabah yang telah dikeringkan dan siap untuk digiling. Gabah merupakan bentuk penjualan produk padi untuk keperluan ekspor atau perdagangan partai besar. Gabah yang telah kering disimpan atau langsung ditumbukdigiling, sehingga beras terpisah dari sekam kulit gabah Wikipedia, 6 Juli 2009. B. Perontok Padi Thresher Perontokan padi merupakan tahapan pasca panen padi setelah pemotongan padi pemanenan. Perontokan padi merupakan proses terlepasnya butir-butir gabah dari malainya Araulo, 1976. Menurut Araulo 1976, proses perontokan padi dapat dilakukan dengan tiga metode, yaitu metode Rubbing Action, metode Impact, dan metode Stripping. Metode Rubbing Action dilakukan jika padi dirontokan dengan cara menginjak atau mengiles. Metode Impact dan Stripping berdasarkan pada proses tumbukan bentrokan dan pengupasan. Prinsip untuk melepaskan butir gabah dari malainya adalah dengan memberikan tekanan atau pukulan terhadap malai tersebut. Berdasarkan alat perontok padi, cara perontokan dapat dikelompokkan menjadi beberapa cara, antara lain 1 ilesinjak-injak, 2 pukulgedig, 3 bantinggebot, 4 pedal thresher, 5 mesin perontok BPS,1996. Perontokan 6 padi dengan cara dibanting dilakukan dengan cara membantingkan atau memukulkan segenggam potongan padi ke benda keras, misalnya kayu, bambu atau batu yang diletakkan pada alas penampung gabah. Kapasitas perontokan dengan cara gebot sangat bervariasi, tergantung kepada kekuatan orang, yaitu berkisar antara 41,8 kgjamorang Setyono dan Suparyono, 1993 sampai 89,79 kgjamorang Setyono et.al, 2000. Proses perontokan padi memberikan kontribusi cukup besar pada kehilangan hasil padi secara keseluruhan. Susut perontokan dengan cara diilesinjak mencapai 2,56, dengan cara gebot 7,48, menggunakan perontok padi pedal 4,12 dan perontok bermesin 3,19 Tjahjoutomo, 2006. Perontokan padi dengan cara gebot mengakibatkan banyak gabah yang tidak terontok berkisar antara 6,4 - 8,9 Setyono et.al, 2001. Untuk menghindari hal tersebut, maka perontokan padi perlu menggunakan alat atau mesin perontok. Perontokan padi dengan cara menumbuk dan menggaruk merupakan prinsip kerja dari perontok padi atau thresher. Alat perontok padi dibedakan ke dalam dua golongan berdasarkan sumber tenaganya, yaitu perontok padi tidak bermotor dan perontok padi bermotor Jones, 1952. Perontok padi tidak bermotor ini biasanya disebut pedal thresher. Pedal thresher merupakan alat perontok padi dengan konstruksi sangat sederhana terdiri atas silinder bergigi yang terbuat dari kayu dan kemudian berputar. Perputaran silinder bergigi dihasilkan dari pedal yang dikayuh dengan menggunakan kaki Araullo, 1976. Menurut Purwadaria dan Sulistiadji , saat ini sudah ada beberapa jenis thresher , diantaranya adalah pedal thresher, thresher dengan silinder tertutup, thresher dengan silinder terbuka, thresher dengan silinder terbuka yang telah dimodifikasi, mobile thresher tipe aksial. Pada dasarnya thresher yang sudah ada ini berbasis pada tenaga putar operator, dimana tenaga putar tersebut akan disalurkan melalui mekanisme rantai dan sproket sehingga akan memutar silinder perontok. Adapun gambar thresher yang sudah ada saat ini dapat dilihat pada Gambar 3. 7 Pada sistem konversi kayuhan sepeda, manusia secara normal menghasilkan tenaga putar sekitar 0.075 kW, dengan efisiensi sekitar 16 Wilson, 1975. Untuk sistem kayuhan kontinu dengan menggunakan kaki rotary pedalling, panjang lengan kayuhan yang nyaman untuk orang dewasa adalah 15-20 cm dan kecepatan putarannya adalah sebesar 50-60 RPM Andersen et.al, 1971. Gambar 3. Jenis-jenis perontok padi Thresher lipat eproduk.litbang.deptan.go.id Paddy Thresher Machines srindustry.tradeindia.com Mukta Wheat Thresher Machine 1stworldtradeportal.com Pedal Paddy Thresher srindustry.tradeindia.com Alat perontok padi “Gebot” 8 Berdasarkan cara penanganan padi terhadap alat perontoknya, proses perontokan padi dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu tipe pemegangan hold on dan tipe pelemparan throw in. Pada tipe pemegangan hold on, padi yang masih bertangkai dipegang dengan menggunakan tangan dan butir-butir padi dikenakan pada silinder perontok. Dengan demikian butir-butir padi akan rontok karena adanya efek pemukulan yang ditimbulkan dari perputaran silinder perontok. Sedangkan pada tipe pelemparan throw in , seluruh bagian tanaman padi termasuk jerami dimasukkan ke dalam perontok Araulo, 1976.

C. Silinder Perontok