48
E. ANALISA EKONOMI ALAT
1. Biaya Perontokan Padi Secara Tradisional
Secara tradisional, proses peontokan padi dapat dilakukan dengan cara membantinggebot, dimana padi dipukul-pukulkan ke sebuah papan
kayu atau benda keras lainnya sehingga gabah bisa terlepas dari malainya. Hal ini biasanya dilakukan oleh tenaga buruh. Jumlah gabah yang
dirontokkannya tergantung pada total produksi padi yang dipanen. Setiap hektar rata-rata dapat memproduksi padi sebesar 4.5 ton sampai 5 ton.
Apabila diasumsikan papan gebot Rp15000, bunga modal 12, harga akhir Rp1000, dan umur ekonomis papan gebot 3 tahun, maka besarnya
biaya tetap dan biaya tidak tetap masing-masing adalah Rp5866tahun dan Rp235074tahun. Apabila kapasitas perontokan dengan menggunakan
metode gebot 41,8 kgjam Setyono dan Suparyono, 1993, maka besarnya biaya pokok yang dibutuhkan untuk merontokkan padi dengan
menggunakan metode gebot adalah sebesar Rp76,37kg.
2. Biaya Perontokan Padi dengan Menggunakan Perontok Padi
Konvensional
Biaya yang diperlukan untuk merontokkan padi dengan menggunakan perontok padi konvensionalmelipuri biaya tetap dan biaya
tidak tetap serta biaya investasi alat. Biaya investasi yang diperlukan untuk pembelian perontok padi ini sebesar Rp1500000, sedangkan biaya tetap
dan biaya tidak tetap dapat dilihat pada lampiran 4, dimana harga akhir alat diasumsikan sebesar Rp330000 dan bunga modal 12. Perontok padi
konvensional ini mempunyai umur ekonomis 5 tahun. Besarnya biaya tetap dan biaya tidak tetap masing-masing adalah Rp342000tahun dan
Rp2446200tahun. Biaya tetap perontok tidak dipengaruhi besarnya luas hamparan yang dipanen, sedangkan biaya tidak tetap dipengaruhi oleh
besarnya hamparan yang dipanen. Kapasitas perontokan perontok diasumsikan 100 kg gabahjam,
Dengan demikian besarnya biaya tidak tetap gabah adalah Rp90.6kg atau Rp90600ton atau Rp453000hektar. Besarnya biaya pokok yang
49 dibutuhkan untuk merontokan padi dengan perontok padi konvensional
sebesar Rp103kg.
3. Biaya Perontokan Padi dengan Menggunakan Perontok Padi Hasil