odorata banyak ditemukan di daerah Jawa. Komponen minyak ini salah satunya adalah kelompok sesquiterpene alcohol Reineccius 1992.
Tabel 8 Standar minyak kenanga
Parameter FCC IV Food Chemical
Codex SNI 06-3949-1995
Warna Kuning muda
– kuning tua Kuning muda
– kuning tua
Berat jenis 0.904
– 0.920 0.903
– 0.905 Indeks bias d2020
1.493 – 1.503
1.493 – 1.503
Putaran optik d2525 -15
– -30 -15
– -30 Kelarutan
Dalam ethanol 95, 1 : 0.5 jernih dan seterusnya jernih
Dalam ethanol 95, 1 : 0.5 jernih dan
seterusnya jernih Bilangan penyabunan
10 -40 15 - 35
Sisa penyulingan uap vv
Maksimal 5 Zat asing : lemak,
minyak pelikan, alkohol tambahan
negatif
Sumber : Badan Standardisasi Nasional BSN, 2011 dan Food Chemical Codex FCC, 1996
7. Minyak Ylang-Ylang Canangium odoratum Baill forma genuina
Ylang-ylang oil diperoleh dengan ekstraksi dari bunga Canangium odoratum Baill forma genuina. Komposisi utama dari minyak ylang-ylang adalah
linalool, gernayl acetate, caryophyllene, p-cresil methyl ether, methyl benzoate, benzyl benzoate dan sesquiterpene yang lain. Kegunaan dari minyak ini sebagai
stimulan pada kulit, stimulan pertumbuhan rambut, antidepresan, antiseptik, hipotensif dan sedatif Reineccius 1992. Fraksi ekstra dari minyak ylang-ylang
merupakan fraksi berkualitas terbaik. Penghasil utama minyak ylang-ylang adalah pulau Comoro, Madagaskar dan Reunion Island.
Tabel 9 Standar minyak ylang-ylang
Parameter SNI 06-7224-
2006 Standar EOA No. 200
Fraksi I Fraksi II
Fraksi III
Warna Kuning pucat
– kuning kecoklatan
kuning kuning
kuning Berat jenis
0.906 – 0.976
d2020 0.939
– 0.950
d2525 0.920
– 0.935
d2525 0.906
– 0.920
d2525 Indeks bias
d2020 1.498
– 1.513 1.500
– 1.508
1.505 -1.511 1.506
– 1.514
Putaranoptik d2525
-63 – -25
-35 – -50
-40 – -65
-48 – -
67 Kelarutan
Dalam ethanol Larut
1 : 0.5 Dalam
ethanol Larut 1 : 0.5
Dalam ethanol
Larut 1 : 0.5 Bilangan
penyabunan Minimum 40
110 - 140 65 - 95
45 – 65
Bilangan asam
Maksimum 3.0 Sumber : The Essential Oil Association of America EOA, 2011 dan Badan
Standardisasi Nasional BSN, 2011
8. Minyak Terpentin Pinus merkusii
Minyak terpentin berasal dari pohon pinus Pinus merkusii yang memiliki kandungan minyak sekitar 10
–15 . Komposisi dari minyak terpentin diantaranya alpha pinene, beta pinene, limonene, terpene alcohol dan komponen terpene
lainnya Masten 2002. Di Indonesia, pohon pinus sekitar 300000 hektar dan kapasitas produksi dari gum resin pinus lebih dari 500000 ton per tahun. Pohon
ini tumbuh alami di Aceh, Sumatra Utara dan Jambi sedangkan sentra perkebunan plantation di Sumatra Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara
dan Sulawesi Utara. Tabel 10 Standar minyak terpentin
Parameter Standar SNI 01-5009.3-2001
Mutu Utama Mutu Standar
Sisa penguapan 2
2 Kadar sulingan
90 90
Bilangan asam 2
2 Warna
Samalebih jernih dari standar
Tidak dipersyaratkan
Kadar alpha pinene 80
80 Putaran optik
+ 32 + 32
Sumber : Badan Standardisasi Nasional BSN, 2011