BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian survei deskriptif yang dilakukan dengan tujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi mengenai pengalaman karies dan
kebutuhan perawatan gigi anak autis dan anak normal.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1
Tempat Penelitian
Tempat penelitian untuk anak autis dilakukan dibeberapa SLB dan Yayasan Terapi Kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia:
1. SLB-E Negeri Pembina Tingkat Propinsi 2. SLB T.P.I.
3. Yayasan Tali Kasih 4. Kudos Kindell Centre
5. Yayasan Anak Kita Yakita Tempat penelitian untuk anak normal berumur 6-18 tahun dilakukan di Sekolah
Angkasa Kecamatan Medan Polonia dan Sekolah T.P.I Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 18 minggu, yaitu bulan November 2014 – April 2015. Pengumpulan data : 8 minggu. Pengolahan dan analisis data : 4 minggu.
Penyusunan laporan : 6 minggu.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah penderita autis dengan umur 6-18 tahun di SLB dan Yayasan Terapi Kota Medan, serta anak normal dengan umur 6-18 tahun yang merupakan
murid di Sekolah Angkasa Kecamatan Medan Polonia dan Sekolah T.P.I Kecamatan
Medan Amplas Kota Medan.
3.3.2 Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan untuk anak autis adalah total sampling. Total sampling adalah pengambilan seluruh populasi, yaitu anak-anak autis
yang berumur 6-18 tahun bersekolah di SLB-E Negeri Pembina Tingkat Propinsi, SLB T.P.I serta menjalani terapi di Yayasan Tali Kasih dan Kudos Kindell Centre.
Pemilihan sampel untuk anak normal dengan teknik matching, yaitu menyesuaikan umur dan jenis kelamin anak normal yang bersekolah di Sekolah
Angkasa Kecamatan Medan Polonia dan Sekolah T.P.I Kecamatan Medan Amplas dengan anak-anak autis. Bila dari hasil teknik matching diperoleh jumlah yang lebih
dari jumlah anak autis maka selanjutnya dilakukan teknik random sampling dari anak normal tersebut.
Kriteria Inklusi : 1. Umur 6-18 tahun
2. Orang tua wali yang bersedia mengisi informed consent Kriteria Eksklusi :
1. Memakai pesawat ortodonti 2. Anak menolak diperiksa
3. Gigi berjejal 1mm
3.4 Variabel dan Definisi Operasional 3.4.1 Variabel Penelitian
Beberapa variabel dalam penelitian ini: 1. Jenis kelamin
2. Umur 6-18 tahun 3. Pengalaman karies
4. Kebutuhan perawatan gigi 5. Faktor risiko karies
3.4.2 Definisi Operasional
1. Jenis kelamin adalah penderita autis dan anak normal yang berjenis kelamin laki-laki atau perempuan
2. Umur 6-18 tahun adalah ulang tahun terakhir anak autis dan anak normal yang dibedakan atas dua kelompok, yaitu:
a. 6-12 tahun. b. 13-18 tahun.
3. Pengalaman karies adalah status gigi yang dinyatakan ada atau tidak ada pengalaman terjadi karies gigi dengan menggunakan indeks deftDMFT menurut
WHO yang dimodifikasi dan indeks DMFS. Indeks deftDMFT adalah indeks yang digunakan pada gigi dan satu gigi hanya memiliki satu kriteria sebagai berikut:
- DTdt Decayed = Gigi karies dan gigi dengan tumpatan permanen memiliki karies karies sekunder, tumpatan sementara.
- MeT Missing extractedextracted = Gigi yang hilang karena karies - MiTet Missing indicatedextracted = Gigi indikasi ekstraksi karena
karies. - FTft Filling = Gigi dengan tumpatan permanen yang baik tidak ada
karies. Indeks defsDMFS adalah indeks yang digunakan pada permukaan gigi, untuk gigi
posterior terdapat 5 buah permukaan, yaitu oklusal, mesial, bukal, distal, dan lingual, gigi anterior terdapat 4 buah permukaan, yaitu mesial, bukal, distal, dan lingual.
Pemberian kriteria pada masing-masing permukaan gigi sebagai berikut: - DSds Decayed = Permukaan gigi karies dan gigi dengan tumpatan
permanen memiliki karies karies sekunder, tumpatan sementara. - MeS Missing extracted = Permukaan gigi yang hilang karena karies.
- MiSes Missing indicated = Permukaan gigi yang indikasi ekstraksi karena karies.
- FSfs Filling = Permukaan gigi dengan tumpatan permanen yang baik tidak ada karies.
4. Kebutuhan perawatan adalah penilaian kebutuhan perawatan pada masing- masing gigi dengan menggunakan Treatment Need Index menurut WHO dengan
kriteria: - 0 = Tidak ada perawatan.
Bila mahkota gigi dan akar gigi dalam keadaan sehat. - P = Preventif, perawatan untuk karies yang terhenti, seperti kumur-kumur
fluor. - F = Fissur silen.
Bila pada gigi terdapat pit dan fisur yang dalam. - 1 = Restorasi 1 permukaan restorasi preventif.
Bila terdapat karies pada satu permukaan gigi. - 2 = Restorasi 2 permukaan
Bila terdapat karies pada dua permukaan gigi. - 3 = Crown SSC
Bila terdapat karies yang luas lebih dua permukaan gigi terlibat karies - 4 = Veneer.
Untuk tujuan estestis, misalnya pada gigi yang mengalami diskolorisasi. - 5 = Perawatan pulpa dan restorasi.
Bila terdapat karies yang luas dan dalam atau karena gigi yang mengalami trauma.
- 6 = Ekstraksi. Bila gigi sudah tidak dapat direstorasi, penyakit periodontal yang
menyebabkan gigi tersebut kehilangan fungsi, sakit, bergerak mobility, kebutuhan ruang ortodontik, atau alasan estetis atau gigi impaksi.
- 78 = Kebutuhan perawatan lainnya. Pemeriksa menilai kebutuhan lain selain kriteria di atas yang diperlukan oleh
sampel penelitian, misalnya perawatan ortodontik. - 9 = Tidak ada catatan.
Bila terdapat gigi yang tidak dapat dinilai, misalnya gigi yang mengalami severe hypoplasia, maka perawatan gigi juga tidak ada.
5. Faktor risiko karies adalah faktor yang mempercepat proses terjadinya karies gigi, yaitu:
a. Frekuensi menyikat gigi - Tidak pernah
- Kadang-kadangtidak setiap hari - 1 kali
- ≥ 2 kali
b. Waktu menyikat gigi - Tidak pernah
- Pagi sebelumsesudah makanmandi sore - Malam sebelum tidur
- Pagi sebelum makan dan malam sebelum tidur - Pagi setelah makan dan malam sebelum tidur
c. Frekuensi makan di luar jam makan utama -
≤ 3 kali - 4-5 kali
- 6-7 kali - 7 kali
d. Kunjungan ke dokter gigi - Rutin
- Pernah - Tidak pernah
Faktor risiko karies, seperti frekuensi menyikat gigi yang benar dalam sehari adalah 2 kali sehari dengan waktu pagi sesudah makan dan malam sebelum tidur, frekuensi
makan yang benar di luar jam makan utama yang mengandung makanan karbohidrat adalah kurang atau sama dengan 3 kali sehari, dan kunjungan ke dokter gigi yang
benar adalah rutin.
3.5 Cara Pengambilan Data
Meminta surat izin penelitian di Komisi Etik, Fakultas Kedokteran USU Medan. Pengumpulan data dilakukan di dalam ruangan kelas SLBYayasan Terapi
Sekolah Umum di Kota Medan. Sebelum dilakukan pemeriksaan, orang tuawali anak diberikan informasi mengenai penelitian tersebut dan kemudian memberikan
informed consent pada orang tuawali anak tersebut. Pada orang tuawali anak yang setuju, maka orang tuawali anak dipersilahkan mengisi data anak, yang meliputi
nama, umur, jenis kelamin, frekuensi menyikat gigi, dan frekuensi makan di luar jam makan.
Pemeriksaan klinis dilakukan secara bergilir dan anak dipersilahkan duduk di kursi. Pemeriksaan ini melibatkan 4-5 orang untuk memeriksa status gigi dan
kebutuhan perawatan satu anak autis, yaitu sebagai pemeriksa, pencatat hasil pemeriksaan, memegang alat penerangan yang akan diarahkan ke mulut anak
tersebut, memegang kepala anak tersebut, dan bila perlu seorang ahli terapi anak autis.
Cara pemeriksaan, yaitu dengan memeriksa seluruh gigi dan permukaan gigi, kecuali gigi molar 3 berdasarkan indeks deftDMFT menurut WHO dan indeks
defsDMFS untuk mengetahui gambaran pengalaman karies dan mengukur keparahan karies gigi. Pemeriksaan kebutuhan perawatan gigi berdasarkan indeks kebutuhan
perawatan menurut WHO yang dilakukan dengan memeriksa masing-masing gigi, kecuali gigi molar 3 menggunakan alat sonde, kaca mulut, dan senter sebagai
penerangan untuk mengetahui gambaran kebutuhan perawatan dan tingkat keparahan kebutuhan perawatan yang diperlukan. Hasilnya dicatat di lembar kuesioner
pemeriksaan yang tersedia.
3.6 Pengolahan Data dan Analisis Data
3.6.1 Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program komputer, dengan proses:
a.Editing Pengolahan Data. Editing adalah memeriksa dan meneliti kembali kelengkapan data dan hasil pemeriksaan gigi.
b.Coding Pengkodean Data. Pengkodean berdasarkan data yang telah diisi. c.Entry Data Pemasukan Data. Data yang selesai dicoding, selanjutnya
dimasukan dalam tabulasi untuk dianalisis. d.Cleaning Data Pembersihan Data. Tahap ini data yang ada ditandai
diperiksa kembali untuk mengoreksi kemungkinan suatu kesalahan yang ada.
3.6.2 Analisis Data
Pada penelitian ini dilakukan analisis univariat dengan perhitungan rerata skor deftDMFT berdasarkan WHO dan defsDMFS berdasarkan kelompok umur 6-12
tahun dan 13-18 tahun pada anak autis dan anak normal, selain itu perhitungan jumlah dan persentase anak autis dan anak normal yang memerlukan kebutuhan
perawatan berdasarkan kelompok umur 6-12 tahun dan 13-18 tahun.
BAB 4 HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada 51 orang anak autis dan 51 anak normal dengan umur 6-18 tahun beserta orang tua walinya di SLB, Yayasan Terapi, dan Sekolah
Umum Kota Medan. Pengambilan data dilakukan selama 2 bulan, yaitu bulan Januari – Maret 2015.
4.1 Gambaran Responden Anak Autis dan Normal
Gambaran responden anak autis dan normal meliputi umur dan jenis kelamin. Berdasarkan umur, didapatkan lebih banyak anak autis berumur 6-12 tahun 64,7.
Berdasarkan jenis kelamin, diperoleh lebih banyak anak autis berjenis kelamin laki- laki 88,2 Tabel 2.
Tabel 2. Gambaran Responden Anak Karakteristik
Kelompok Total
Autis n=51 Normal n=51
n = 102 n
n n
Umur 6-12 tahun
33 64,7 33 64,7
66 64,7 13-18 tahun
18 35,3 18 35,3
36 35,3 Jenis
kelamin Laki-laki
Perempuan 45 88,2
6 11,8 45 88,2
6 11,8 90 88,2
12 11,8
4.2 Prevalensi Karies Anak Autis dan Normal