Profil Proporsi Radiasi Transmisi di Titik Pengukuran

Gambar 3 Profil radiasi matahari di lokasi 2. Gambar 4 Profil radiasi matahari di lokasi 3.

4.3 Profil Proporsi Radiasi Transmisi di Titik Pengukuran

Radiasi matahari di atas kanopi di teruskan ke bawah hutan melewati celah pohon, dan kemudian melewati tiang atau pancang. Hal ini menyebabkan input radiasi matahari yang diteruskan ke bawah tiang atau pancang akan berkurang setelah proses transmisi pada celah pohon. Proporsi radiasi yang ditransmisikan di bawah pohon rata-rata cenderung lebih besar di banding dengan dengan yang di bawah tiang dan pancang. Pada lokasi satu, dapat dilihat bahwa celah kanopi gap berpengaruh nyata pada pukul 09.00-10.00 dan pukul 12.00 dimana proporsi radiasi yang ditransmisikan cenderung sangat tinggi. Pada pukul 13.00- 14.00 juga memperlihatkan pengaruh dari gap yang menyebabkan radiasi di bawah pancang lebih besar dibanding di bawah pohon. Gambar 5. Pada lokasi dua, proporsi radiasi transmisi cenderung hampir sama pada pagi hari untuk pohon dan pancang, dan meningkat perlahan seiring dengan pergerakan matahari ke posisi solar noon. Proporsi radiasi matahari yang ditransmisikan pohon cenderung lebih besar di banding dengan pancang Gambar 6. Sebaran pepohonan pada lokasi dua lebih merata di banding lokasi satu menyebabkan pengaruh dari gap tidak terlalu nyata. Pada lokasi tiga proporsi radiasi transmisi rata-rata lebih besar untuk pohon dibanding untuk tiang Gambar 7. Pengaruh dari gap terlihat pada pukul 11.00-13.00 dimana proporsi transmissi cenderung tinggi. Bahkan pada pukul 11.00-12.00 dan antara pukul 13.30-14.15 terlihat bahwa transmisi radiasi yang melalui tiang lebih besar dibandingkan dengan yang melalui pohon. Hal ini menjelaskan ketidakmerataan distribusi pohon di dalam hutan yang menyebabkan gap. Penilaian transmisi radiasi matahari di dalam hutan sangat dipengaruhi oleh gap, sehingga pemilihan lokasi dan penempatan alat pengukuran harus tersebar untuk mengurangi pengaruh gap tersebut. Tabel 2 Penelitian sebelumnya mengenai light transmission Jenis Hutan light transmission Sumber Longleaf Pine Woodland 38 – 80 Battaglia MA, Mitchell RJ, Mou PP, Pecot SD 2003 Temperate hardwood Forest 1 - 3.7 Hutchinson Matt 1997; Canham et al. 1990; Brown Parker 1994 Tropical Evergreen Forest 0.44 a – 2.4 b a Bjorkman Ludlow 1972; b Pearcy 1983 Boreal Coniferous Forest 14 – 30 Canham et al. 1999 Monodominant Congolese Rain forest 2 - 5.1 Vierling LA Wessman CA 2000 Gambar 5 Profil proporsi transmisi radiasi di lokasi 1. Gambar 6 Profil proporsi transmisi radiasi di lokasi 2. Gambar 7 Profil proporsi trasnmisi radiasi di lokasi 3. Distribusi rata-rata harian transmisi radiasi matahari di bawah pohon cenderung lebih besar dibandingkan dengan di bawah pancang dan tiang. Pada penelitian ini radiasi matahari yang datang di atas tiang dan pancang tidak diukur sehingga dapat dihitung dengan cara mengurangi radiasi yang datang di atas kanopi dengan radiasi yang diterima di bawah pohon. Transmisi radiasi matahari rata- rata yang sampai di bawah pohon mencapai 17, lebih tinggi dibandingkan dengan transmisi radiasi matahari di bawah pancang dan tiang yang secara rata-rata nilainya sama yaitu sebesar 14. Tabel 3 Presentase rata-rata radiasi transmisi harian di Hutan Penelitian Dramaga Lokasi τ0 Di bawah Pohon τt Di bawah tiang τp Di bawah pancang 1 19 12 17 2 14 - 10 3 17 15 - Rataan 17 14 14 Nilai transmisi radiasi pada tiap tutupan hutan berbeda bergantung juga dengan jenis hutannya. Pada penelitian yang sudah dilakukan besarnya transmisi cahaya sangat beragam Tabel 2. Pada hutan pinus transmisi cahaya cenderung sangat tinggi mencapai 38- 80 Battaglia et al. 2003, dan paling rendah ditemukan pada hutan tropis yaitu 0.44 a – 2.4 b a Bjorkman Ludlow 1972 ; b Pearcy 1983.

4.4 Profil Temporal Proporsi Radiasi Transmisi