lain cukup besar. Banyak percabangan pohon dengan ukuran cabang yang besar
sehingga kadang-kadang mendesak dan menekan pohon-pohon lainnya Kadro dkk
1992 diacu dalam Indriyanto 2008.
b. Pohon kodominan codominant trees,
yaitu pohon yang tidak setinggi pohon dominan,
tetapi masih
mendapatkan cahaya penuh dari atas meskipun cahaya
dari samping terganggu oleh pohon dominan. Pohon kodominan bersama-sama
dengan pohon
dominan merupakan
penyusun kanopi atau tajuk utama dalam suatu tegakan hutan,
c. Pohon tengahan intermediate trees, yaitu
pohon yang tajuknya menempati posisi lebih rendah dibandingkan pohon dominan
dan pohon kodominan. Pohon tersebut masih mendapatkan cahaya matahari dari
atas, tetapi tidak lagi mendapatkan cahaya matahari dari arah samping. Dengan
demikian, pohon dari kelas tersebut mendapatkan
persaingan yang
keras terhadap pepohonan lainnya.
d. Pohon tertekan suppresed trees, yaitu
pohon yang sama sekali ternaungi oleh pepohonan lain dalam suatu tegakan hutan,
sehingga tidak mendapatkan cahaya yang cukup baik dari atas maupun dari samping.
Pepohonan yang demikian biasanya lemah dan tumbuh lambat.
e. Pohon mati dead trees, yaitu pepohonan
yang mati atau dalam proses kematian. Pada
tegakan hutan
yang memiliki
permudaan banyak, tetapi tidak dikelola dengan baik, maka lambat laun sejumlah
besar pohon akan mengalami tekanan dan akhirnya mati. Seberapa jauh kecepatan
terjadinya proses tersebut bergantung pada kualitas tempat tumbuh dan tingkat
toleransi pohon.
2.2 Radiasi Surya
Radiasi adalah sumber energi untuk proses-proses sirkulasi atmosfer dan laut, serta
siklus hidrologi
dan satu-satunya
alat pertukaran energi antara bumi dan alam
semesta. Radiasi adalah suatu bentuk energi yang dipancarkan oleh setiap benda yang
memiliki suhu di atas nol mutlak dan merupakan satu-satunya bentuk energi yang
dapat menjalar di dalam vakum luar angkasa.
Matahari yang
mempunyai suhu
permukaan 6000 K memancarkan energi dalam bentuk radiasi ke semua arah dengan
kecepatan jalar sebesar 3x10
8
ms. Radiasi surya merupakan gelombang
elektromagnetik dengan kisaran panjang gelombang 0.1-3.5 µm, namun yang sampai
ke permukaan bumi terkosentrasi pada gelombang dengan panjang 0.3-3.0 µm
Monteith 1973.
Energi yang
sampai dipuncak
amosfer sebelum
mengalami pemantulan dan penyerapan oleh atmosfer
adalah 1360 Wm
-2
Handoko 1994. Ketika melalui atmosfer, radiasi matahari akan
mengalami proses refleksi dan absorbsi akibat adanya awan, debu, uap air dan molekul
udara, sehingga jumlah yang benar-benar ditransmisikan mencapai permukaan bumi
dalam bentuk radiasi global akan lebih kecil dari nilai 1360 Wm
-2
. Jumlah energi yang ditransmisikan bergantung kepada keawanan,
humidity dan turbidity atmosferik yang diserap atau dihamburkan oleh atmosfer serta sudut
matahari Jones 2003.
Semua benda mengemisikan radiasi sebagai fungsi dari temperatur, dimana energi
yang diemisikan dan panjang gelombangnya berubah terhadap temperatur sebagaimana
dijelaskan pada hukum Stefan-Bolzman dan hukum Plank Jones 2003.
Neraca energi merupakan kesetimbangan antara masukan energi dari matahari dengan
kehilangan energi oleh permukaan bumi setelah melalui proses-proses yang kompleks
Risdiyanto dan Rini 1999.
Radiasi netto merupakan selisih antara energi radiasi yang diabsorbsi dan yang
dipancarkan oleh permukaan bumi, atmosfer dan subsistem bumi atmosfer. Pemanasan
atmosfer ditentukan oleh jumlah radiasi yang diterima
oleh permukaan
dan respon
permukaan terhadap radiasi yang diterima. Persamaan neraca energi bumi secara umum
dapat dituliskan sebagai berikut :
..………….1 Keterangan :
: Radiasi netto : Radiasi gelombang pendek yang datang
: Radiasi gelombang pendek yang meninggalkan bumi
: Radiasi gelombang panjang yang datang : Radiasi gelombang panjang yang
meninggalkan bumi Sebagian dari radiasi gelombang pendek
yang datang ada yang dipantulkan, ada yang diserap dan ada yang diteruskan. Besarnya
energi yang dipantulkan bergantung pada a
lbedo α permukaan. Albedo merupakan nisbah antara radiasi pantulan dengan radiasi
datang Risdiyanto dan Rini 1999. Nilai albedo pada vegetasi beragam dipengaruhi
oleh tipe vegetasi, warna vegetasi, geometri
kanopi, kandungan kelembaban, ukuran dan luas daun serta tahap fase pertumbuhan
tanaman. Selain itu nilai albedo juga dipengaruhi oleh musim, penutupan lahan, dan
waktu dalam satu hari Rosenberg 1974. Dalam Geiger et al. 1961 nilai albedo
dipengaruhi oleh besarnya sudut datang matahari dan panjang gelombang.
2.3 Alat Pengukur Intensitas Surya