2. Meteran
3. Patok
4. Stopwatch
5. Tripod
6. Thermometer infrared
7. Perangkat lunak Ms Office 2007 Ms.
Word 2007, Ms. Excell 2007
3.3 Metode Penelitian
Teknik dan prosedur pengumpulan data yang digunakan dilakukan dalam penelitian ini
adalah pengamatan dan pengukuran langsung. 3.3.1
Pengukuran Radiasi
Pengukuran Radiasi di bawah kanopi menggunakan alat solarimeter. Alat ini
diletakkan pada beberapa strata tumbuhan di dalam hutan dan satu di luar hutan sebagai
kontrol. Pengambilan data dilakukan di tiga titik di dalam hutan yang dapat mewakili strata
hutan yang dapat ditemukan. Ukuran satu petak lokasi adalah 30 x 30 meter.
Alat diletakkan di bawah strata tumbuhan seperti di bawah pohon, tiang dan pancang.
Data diukur dengan interval 15 menit dari pukul 9 pagi hingga pukul 3 sore.
Berikut kriteria untuk tingkat pohon, tiang dan pancang :
Pohon Trees : diameter setinggi dada 1.3 m
≥ 20 cm, bila pohon berbanir diameter di ukur 20 cm di atas banir.
Tiang Poles : pohon muda dengan diameter setinggi dada 1.3 m antara
≥10 sampai 20 cm.
Pancang Sapling : permudaan yang tingginya 1.5 m sampai pohon muda
dengan diameter 10 cm. Solarimeter diletakkan di atas tripod
dengan ketinggian tripod untuk pengukuran radiasi di bawah pohon adalah 120 cm dan
untuk pengukuran radiasi di bawah pancang dan tiang adalah 100 cm. Penggunaan tripod
ini dimaksudkan untuk mengurangi pengaruh tumbuhan semak di lantai hutan.
Pengukuran dilakukan di tiga petak lokasi yang berbeda. Pada petak pertama dan kedua
dilakukan 4 kali pengukuran pada titik yang sama pada hari yang berbeda selama 6 jam
pengamatan, sedangkan pada petak ketiga dilakukan 3 kali pengukuran pada titik yang
sama pada hari yang berbeda selama 6 jam pengamatan.
3.3.2 Pengukuran suhu permukaan
Suhu permukaan yang diukur adalah suhu permukaan kanopi, lahan terbuka, badan air
dan suhu permukaan tanah di dalam hutan. Alat yang digunakan adalah termometer
inframerah. Alat
ini mengukur
suhu permukaan
suatu objek
dengan cara
ditembakkan kearah objek tersebut. Sebelum menembakkan alat tersebut, kita harus
menyesuaikan nilai emisivitas dari objek yang akan diukur temperaturnya. Dalam penelitian
ini emisivitas yang digunakan untuk badan air adalah 0.98; lahan terbuka yang wakili oleh
lapangan rumput adalah 0.95; kanopi hutan adalah 0.95 dan tanah di dalam hutan adalah
0.92 Weng 2001.
3.3.3 Pengolahan data menggunakan
Microsoft Excel
a. Menghitung proporsi radiasi di atas kanopi
I , dengan yang ditransmisikan I
τ ke bawah pohon, tiang dan pancang.
Untuk proporsi radiasi matahari di bawah pohon
dilambangkan dengan Q , di bawah tiang
dengan Q
t
dan di bawah pancang dengan Q
p.
b. Pengkelasan nilai proporsi radiasi transmisi
di bawah pohon berdasarkan rentang komponen radiasi di atas kanopi I
dan waktu diurnal.
c. Menghitung
nilai radiasi
difus menggunakan persamaan empiris.
d. Radiasi difus di atas kanopi diestimasi
menggunakan persamaan empiris oleh Erbs et al. 1982. Langkah pertama mencari
transmisivitas atmosferik
dengan persamaan sebagai berikut :
Dimana I = 1367 W m
-2
sebagai konstanta. S merupakan radiasi yang diukur di atas kanopi.
Dan θ merupakan sudut elevasi matahari.
Dalam perhitungan pada penelitian ini sudut elevasi diasumsikan sebagai sudut jam.
Persamaan radiasi difus :
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Lokasi Penelitian
Hutan Penelitian Dramaga merupakan salah satu dari 13 hutan kepemilikan Badan
penelitian dan Pengembangan Kehutanan yang terletak di Desa Situ Gede dan Desa Bubulak,
Kecamatan Bogor Barat, Provinsi Jawa Barat. Lokasi HP Dramaga terletak pada ketinggian
244 m dpl. Secara geografis, HP Dramaga terletak pada 6
33’8” – 6 33’35” LS dan
106 44’50” – 106
105’19” BT . Luas keseluruhan areal HP Dramaga
sekitar 57.75 ha dimana sebagian besar 41.6 merupakan hutan tanaman yang
ditanam sejak tahun 1954. Berdasarkan data iklim selama 10 tahun 1995-2005 yang
direkam oleh Stasiun Klimatologi Dramaga, suhu rata-rata tertinggi pada kawasan ini
terjadi pada bulan Juni sebesar 27.5
C dan terendah terjadi pada bulan Februari sebesar
24 C. Kelembaban relatif rata-rata tertinggi
terjadi pada bulan Februari sebesar 81. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan
Februari sebesar 1117.2 mm dan terendah terjadi pada bulan Agustus sebesar 9.8 mm
Komara 2008. Menurut sistem klasifikasi iklim Schmidth Ferguson kawasan ini beriklim
basah tipe A dengan curah hujan rata-rata tahunan sebesar 3940 mm Departemen
Kehutanan 1994.
Sumber : maps.google.com. Gambar 1 Titik lokasi pengambilan data pada
Hutan Badan Litbang Kementrian Kehutanan Dramaga Bogor square
area : lokasi titik pengukuran yang berukuran 30 m x 30 m.
4.2 Radiasi Matahari Harian di Titik pengukuran