Suhu Permukaan Transmisi Radiasi Matahari di Bawah Kanopi Hutan (Studi Kasus Hutan Badan Litbang Kementrian Kehutanan Dramaga Bogor)

mempengaruhi distribusi sebaran nilai transmisi radiasinya. Gambar 8 Distribusi temporal harian transmisi radiasi matahari berdasarkan sudut waktu : a di bawah pohon, b di bawah tiang, c di bawah pancang. Tabel 4 Rata-rata radiasi transmisi diurnal Waktu Transmisi 9:00-10:00 17 10:15-11:00 13 11:15-12:00 15 12:15-13:00 19 13:15-14:00 14 14:15-15:00 12 Secara nyata dapat dikatakan bahwa transmisi radiasi pada siang hari mencapai nilai maksimumnya. Namun untuk pagi hari nilai radiasi transmisinya cukup besar yaitu 17 sedangkan pada sore hari transmisi radiasi mencapai minimum Tabel 4. Selain disebabkan kondisi cuaca yang cerah, besarnya transmisi radiasi matahari pada pagi hari ini dapat disebabkan oleh distribusi penempatan alat lebih ke arah timur, sehingga pada pagi hari alat lebih banyak menerima radiasi matahari dibanding dengan sore hari.

4.5 Suhu Permukaan

Beberapa Penutupan Lahan Suhu permukaan diukur menggunakan alat termometer inframerah yang memungkinkan kita mengukur suhu permukaan suatu jenis tutupan lahan tertentu tanpa bersentuhan dengan objek yang ingin diketahui suhunya. Cara mengukurnya adalah dengan menembakkan alat tersebut kearah permukaan objek yang ingin diamati. Pada penelitian ini penutupan lahan yang diukur suhu permukaannya adalah kanopi hutan, lahan terbuka, badan air dan suhu permukaan tanah di dalam hutan. Thermometer infrared adalah perangkat pengukuran temperatur non-kontak dimana mendeteksi energi inframerah yang dipancarkan oleh suatu objek pada suhu di atas nol mutlak nol Kelvin dan mengubah energi menjadi faktor pembacaan suhu. Dalam penggunaan termometer ini, kita harus menyesuaikan nilai emisivitas dari objek yang akan diukur temperaturnya. Emisivitas didefenisikan sebagai rasio energi yang dipancarkan oleh suatu benda pada suhu tertentu terhadap energi yang dipancarkan oleh radiator sempurna yang disebut dengan blackbody pada suhu yang sama. Suhu permukaan dari setiap penutupan lahan diukur setiap jam dari pukul 09.00 hingga pukul 15.00, kecuali untuk tutupan lahan badan air. Untuk suhu permukaan badan air hanya dilakukan 3 kali pengukuran yaitu pada pukul 09.00, 11.00 dan 15.00. Suhu permukaan lahan terbuka yang merupakan lapangan rumput memiliki nilai suhu permukaan tertinggi, diikuti oleh kanopi hutan kemudian suhu tanah di dalam hutan Gambar 9. Jika dilihat dari polanya, suhu permukaan ketiga jenis tutupan lahan mengikuti pola sinusoidal. a c b Telah diketahui sebelumya bahwa peningkatan suhu udara disebabkan oleh sensible heat yang merupakan bagian dari radiasi matahari yang datang. Ketika radiasi matahari mencapai maksimum, suhu udara belum mencapai maksimum melainkan membutuhkan waktu sekitar 1 hingga 2 jam untuk mencapai maksimum. Gambar 9 Profil suhu permukaan penutupan lahan. Ketika radiasi matahari di puncak kanopi mencapai maksimum pada saat solar noon, transmisi radiasi ke bawah kanopi juga mencapai maksimumnya. Namun, pada saat tersebut suhu permukaan tanah di dalam hutan masih membutuhkan waktu untuk mencapai maksimum karena proses penjalaran energi. Gambar 10 Profil suhu permukaan tanah dengan transmisi radiasi matahari. Dari hasil pengukuran tidak terjadi lag antara puncak terjadinya radiasi maksimum dengan terjadinya suhu permukaan tanah maksimum. Suhu maksimumnya terjadi pada saat solar noon Gambar 10. Trend suhu tanah di dalam hutan mengikuti trend diurnal suhu udara. Suhu maksimum tanah terjadi pada pukul 12.00 hingga 13.00 dengan semakin meningkatnya radiasi matahari dan juga karena peningkatan suhu ambien udara Behera 2012. Suhu tanah minimum pada pagi hari akibat pelepasan panas dari radiasi gelombang panjang malam harinya ke udara di atas tanah. Dengan adanya transmisi radiasi matahari gelombang pendek dan penyerapan oleh permukaan tanah, maka suhu permukaan tanah akan meningkat dengan semakin naiknya posisi matahari yang kemudian mencapai maksimum pada saat noon Chen et al. 1999. Hasil pengukuran tidak menunjukkan terjadinya lag antara terjadinya suhu permukaan tanah maksimum dengan transmisi radiasi maksimum. Hal ini disebabkan karena pembacaan nilai suhu pada alat pengukur suhu permukaan Termometer inframerah hanya dilakukan satu jam sekali. Jika rentang waktu pengukuran suhu permukaan lebih rapat, mungkin lag dengan radiasi maksimum dapat terlihat. Meskipun demikian, keduanya menunjukkan distribusi yang sama bahwa pada siang hari saat posisi solar noon, baik suhu permukaan tanah dan radiasi transmisi mencapai maksimum. 4.6 Clustering Proporsi Radiasi Transmisi Penggunaan citra satelit sebagai cara atau alat untuk mengestimasi nilai radiasi matahari sudah sering dilakukan. Namun untuk mengestimasi nilai radiasi transmisi banyak faktor yang harus dipertimbangkan yang merupakan sumber error dalam pengestimasian radiasi transmisi menggunakan citra satelit. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai radiasi transmisi adalah indeks luas daun LAI, koefisien pemadaman tajuk k, celah kanopi gap, sudut datang matahari dan faktor keawanan. Penelitian sebelumnya sudah menggunakan citra satelit untuk mengestimasi nilai radiasi transmisi di hutan. Satelit yang digunakan adalah satelit landsat. Satelit Landsat memiliki waktu orbit ulang revisit time 16 hari untuk daerah tertentu, setiap perekaman data dilakukan pada pukul 11.00 siang. Sehingga, untuk mengestimasi radiasi yang ditransmisikan dengan menggunakan satelit, perlu dilakukan ground check pada pukul 11.00. Pada pukul 11.00, matahari baru akan naik atau memiliki sudut jam terhadap solar noon sekitar 15 . Peningkatan nilai radiasi matahari yang diterima di atas kanopi tidak selalu meningkatkan nilai transmisi radiasinya Gambar 11. Namun secara temporal dapat dikatakan bahwa radiasi matahari yang diterima dengan kisaran jumlah yang sama akan meningkat seiring dengan naiknya matahari menuju posisi solar noon. Pada pagi hari jumlah radiasi matahari yang datang tidak terlalu besar, pada pukul 09.00 hingga 10.00 besarnya radiasi dominan yang diterima adalah 200-500 Wm -2 . Pada pukul 11.00 hingga 13.00 besarnya radiasi dominan yang diterima mencapai 500-700 Wm -2 . Pada sore hari dikarenakan kondisi keawanan yang tinggi sehingga besarnya radiasi dominan yang diterima tidak terlalu besar yaitu sekitar 100-400 Wm -2 Lampiran 3. Pengkelasan clustering nilai radiasi transmisi berdasarkan jumlah radiasi matahari yang datang dan berdasarkan waktu di Hutan Dramaga dapat dilihat pada Lampiran 2. Pada pukul 11.00 hingga 12.00 hutan dapat mentransmisikan 5 –25 radiasi matahari dengan rata-rata 13 dipengaruhi oleh faktor seperti keawanan dan keberadaan celah kanopi gap serta penempatan alat pengukuran. Apriandanu 2011 menggunakan data satelit Landsat yang diakuisisi pada 15 Agustus 2006, mengestimasi nilai transmisi radiasi sebesar 15 dari jumlah radiasi gelombang pendek yang datang 523 Wm -2 . Jika dibandingkan dengan kelas sebaran radiasi pada Lampiran 2, nilai estimasi menggunakan data satelit memiliki kisaran nilai yang lebih tinggi. Maharani 2012 juga menggunakan data satelit Landsat, dimana diakuisisi pada 3 Desember 2000, mengestimasi nilai transmisi radiasi untuk hutan tanaman sebesar 34 dari jumlah radiasi yang datang 700-800 Wm -2 . Proporsi dari dugaan ini lebih tinggi dibandingkan dengan hasil pengkelasan proporsi radiasi berdasarkan data lapang dimana hanya 8-14 radiasi yang ditransmisikan Lampiran 2. Gambar 11 Diagram proporsi transmisi rata- rata 11 hari pengukuran berdasarkan Rs ↓ dan Waktu di Hutan Dramaga. Hal yang sama ditunjukkan dari hasil estimasi menggunakan data Landsat yang diakuisisi pada 12 Mei 2001 Maharani 2012. Transmisi radiasi untuk hutan tanaman dari hasil estimasi adalah 19 dari jumlah radiasi datang 500-600 Wm -2 . Nilai ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan hasil pengkelasan pada Lampiran 2 dimana hanya 11-14 radiasi yang ditransmisikan. Perbedaan hasil estimasi menggunakan pendekatan penginderaan jauh dan pengukuran lapang ini, dapat disebabkan oleh perbedaan karakteristik alat pengukuran seperti sensor dan panjang gelombang yang digunakan.

4.7 Profil Radiasi Difus