Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Penelitian Terdahulu

5 tersebut, karena industri kreatif tersebut yang paling menuntut managerial skill dari pemilik maupun karyawan industri kreatif. Sampel penelitian ini peneliti ambil dari kawasan Medan Selayang dan Medan Baru yang memiliki persaingan industri kreatif yang cukup ketat. Persaingan ketat membuat munculnya ide-ide kreatif untuk bisa menciptakan peluang usaha baru. Namun sejauh ini tren industri kreatif yang tumbuh dikota Medan masih banyak mengarah ke Pulau Jawa, hal ini dikarenakan lebih tingginya tingkat persaingan industri kreatif di Pulau Jawa dibandingkan di kota Medan. Persaingan industri kreatif ini menyebabkan hanya industri kreatif yang memiliki inovasi dan kreatifitas tinggi yang dapat menarik minat konsumen sehingga dapat bersaing dengan produk dari pulau Jawa. Inilah yang membuat lambatnya perkembangan industri kreatif di kota Medan. Akan tetapi pesatnya pertumbuhan industri kreatif secara nasional bukan merupakan jaminan bahwa hal ini akan dijumpai disetiap kota di Indonesia. Medan sebagai kota ketiga terbesar di Indonesia memiliki pertumbuhan industri kreatif yang cenderung lamban. medanbisnisdaily.com, 2013. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Managerial SkillTerhadap Keberhasilan Usaha Industri Kreatif di Kota Medan.”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Apakah managerial skillberpengaruh terhadap keberhasilan usahaIndustri Kreatif di Kota Medan”. 6

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh managerial skill terhadap keberhasilan usaha Industri Kreatif di Kota Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memeberikan manfaat bagi semua pihak, diantaranya : 1. Bagi WirausahaIndustri Kreatif di kota Medan. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan masukan dan tambahan informasi bagi pemilik atau pengelola usahauntuk mengetahui seberapa besar keberhasilan usaha terhadap industri kreatif di kota Medanmelalui managerial skill. 2. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan serta meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang kewirausahaansebagai acuan untuk dapat mengetahui pengaruh managerial skill danterhadap keberhasilan usaha terhadap industri kreatif di kota Medan. 3. Bagi Peneliti Lainnya Dapat digunakan sebagai informasi yang berguna terhadap dunia ilmu pendidikan khususnya pengetahuan di bidang kewirausahaan, dan diharapkan dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut dan sebagai bahan referensi perpustakaan bagi para peneliti selanjutnya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Medan. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 PengertianKewirausahaan

Kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup dan cara memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinyaSuryana, 2013: 2. Kewirausahaan merupakan sebuah alat dari pandangan hidup seseorang yang menginginkan adanya kebebasan dalam ekonomi untuk menciptakan sesuatu yang baru dengan menggunakan sumber daya yang ada. Untuk mencapai tersebut tentunya harus pandai memanfaatkan peluang-peluang melalui kesempatan bisnis, kemampuan manajemen pengambilan resiko yang tepat untuk mencapai kesempatan, dan melalui kemampuan komunikasi dan keahlian manajemen dalam menggerakkan manusia, keuangan dan sumber daya materi untuk menghasilkan proyek dengan baik Ranto, 2007: 21.

2.1.2 Pengertian Wirausaha

Arti wirausahawan entrepreneur adalah orang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Seorang wirausahawan dalam pikirannya selalu berusaha mencari, memanfaatkan, serta menciptakan peluang usaha yang selalu memberi keuntungan. Jiwa kewirausahaan 8 mendorong minat seseorang untuk mendirikan dan mengelola usaha secara maksimal Kasmir, 2006: 15. Machfoedz 2005:9 menyatakan bahwa seorang wirausahawan adalah pribadi yang mandiri dalam mengejar prestasi, ia berani mengambil risiko untuk mulai mengelola bisnis demi mendapatkan laba. Karena itu, ia lebih memilih menjadi pemimpin daripada menjadi pengikut, untuk itu seorang wirausahawan memiliki rasa percaya diri yang kuat dan mempertahankan diri ketika menghadapi tantangan pada saat merintis usaha bisnis. Dalam menghadapi berbagai permasalahan, seorang wirausahawan senantiasa dituntut kreatif.

2.1.3 Sifat-sifat Wirausaha Tabel 2.1

Sifat-sifatWirausaha Percaya Diri 1. Yakin dan Optimisme 2. Mandiri 3. Kepemimpinan dan Dinamis Originalitas 1. Kreatif 2. Inovatif 3. Inisiatifproaktif Berorientasi Manusia 1. Sifat suka bergaul dengan orang lain 2. Komitmen 3. Responsive terhadap saran dan kritik Berorientasi Hasil Kerja 1. Ingin berprestasi 2. Berorientasi keuntungan 3. Teguh, tekun, dan kerja keras 4. Penuh semangat dan penuh energi Berorientasi Masa Depan 1. Sifat pandangan ke depan 2. Ketajaman persepsi Berani Ambil Risiko 2 Mampu ambil risiko 3 Suka tantangan Sumber : Hutagalung, 2010 9

2.1.4 Karakteristik Wirausaha

Karakteristik seorang wirausaha pada umumnya dapat dilihat pada saat berkomunikasi dalam rangka mengumumkan informasi maupun pada waktu menjalankan usaha dan menjalin hubungan dengan para relasi bisnis. Untuk itu, dalam menjalin hubungan bisnis dengan seseorang kita harus mengetahui karakteristiknya. Karena tanpa kita perhatikan karakternya bisa-bisa kita akan rugi sendiri apabila menjalin hubungan bisnis dengan orang yang berkarakter tidak baik. Karakteristik adalah sesuatu yang berhubungan dengan watak, perilaku, tabiat, sikap seseorang terhadap perjuangan hidup untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin. Karakteristik seorang wirausaha yang baik akan membawa ke arah kebenaran, keselamatan, serta menaikkan derajat dan martabatnya. Menurut Meredith 2000 : 5-6 mengemukakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan seperti berikut : a. Percaya diri dan optimis Memiliki kepercayaan diri yang kuat, ketidaktergantungan terhadap orang lain, dan individualistis. b. Berorientasi pada tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, mempunyai dorongan kuat, energik, tekun dan tabah, tekad kerja keras, serta inisiatif. c. Berani mengambil resiko dan mempunyai tantangan 10 d. Kepemimpinan Berjiwa kepemimpinan, mudah beradaptasi dengan orang lain, dan terbuka terhadap saran serta kritik. e. Keorisinilan Inovatif, kreatif dan fleksibel f. Berorientasi masa depan Memiliki visi dan perspektif terhadap masa depan. Pendapat lain diungkapkan oleh Zimmerer 2002:6-7, mengemukakan delapan karakteritik kewirausahaan sebagai berikut : a. Desire for responsibility, memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya. b. Preference for moderate risk, lebih memilih resiko moderat, artinya selalu menghindari resiko, baik yang terlalu rendah maupun terlalu tinggi. c. Confidence in their ability to success, memiliki kepercayaan diri untuk memperoleh kesuksesan. d. Desire for immediate feedback, selalu menghendaki umpan balik dengan segera. e. High level of energy, memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik. f. Future orientation, berorientasi serta memiliki perspektif dan wawasan jauh ke depan. g. Skill at organizing, memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah. 11 h. Value of achievement over money, lebih menghargai prestasi daripada uang. Wirausaha selalu komitmen dalam melakukan tugasnya sampai berhasil. Ia tidak setengah-setengah dalam melakukan pekerjaannya. Ia berani mengambil resiko terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan artinya risiko yang di ambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian menghadapi risiko yang didukung oleh komitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang sampai ada hasil. Hasil-hasil ini harus nyatajelas dan objektif dan merupakan umpan balik bagi kelancaran kegiatannya. Dengan semangat optimis yang tingggi karena ada hasil yang diperoleh, maka uang selalu dikelolah secara proaktif dan dipandang sebagai sumber daya. Dalam mencapai keberhasilannya, seorang wirausaha memiliki ciri-ciri tertentu pula. Dalam Zimmerer,2002:5 dikemungkinan beberapa karakteristik kewirausahaan yang berhasil. Diantaranya memiliki ciri-ciri : a. Proaktif, yaitu berinisiatif dan tegas Berorientasi pada prestasi, yang tercermin dalam padangan dan bertindak terhadap peluang, orientasi efisiensi, mengutamakan kualitas pekerjaan, berencana, dan mengutamakan monitoring. b. Komitmen kepada orang lain, misalnya dalam mengadakan kontrak dan hubungan bisnis. c. Berpikir Kreatif dalam Kewirausahaan 12

2.1.5 Membangun Kompetensi Kewirausahaan

Wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki kompetensi yaitu : seorang yang memiliki ilmu pengetahuan, skill dan sikap individu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan. Menurut Suryana, 2003:13 skill-skill yang harus dimiliki Kewirausahaan agar dapat berhasil yaitu : a. Managerial skill b. Conceptual skill c. Human skill keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi dan berelasi d.Decision making skill keterampilan merumuskan masalah dan mengambil keputusan . e. Time managerial skill ketrampilan mengatur dan menggunakan waktu

2.1.6 Managerial Skill

Menurut Suryana 2003 : 15Managerial skill atau keterampilan manajerial merupakan bekal yang harus dimiliki wirausaha. Seorang wirausahawan harus mampu menjalankan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan agar usaha yang dijalankannya dapat mencapai tujuan yangdiinginkan.Kemampuan menganalisis dan mengembangkan pasar, kemampuan mengelola sumber daya manusia, material, uang, fasilitas dan seluruh sumber daya perusahaan merupakan syarat mutlak untuk menjadi wirausaha sukses.Kemampuan Manajerial adalah kemampuan untuk mengelola usaha seperti perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengawasandan penilaian Mulyanto, 2007. 13 Kemampuan manajerial menurut Winardi dalam Setyanusa, 2009, menyatakan bahwa kemampuan manajerial adalah kesanggupan mengambil tindakan–tindakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan yang dilakukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Selain itu keterampilan manajerial adalah seluruh kemampuan yang berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian, penyusunan kepegawaian dan pengawasan, termasuk didalamnya kemampuan mengikuti kebijaksanaan, melaksanakan program dengan anggaran terbatas Gibson, 2006:130. Menurut Tangkilisan 2005: 10 kemampuanmanajerial yaitu kemampuan untuk memanfaatkan danmenggerakkan sumber daya agar dapatdigerakkan dandiarahkan bagi tercapainya tujuan melalui kegiatan oranglain.Untuk dapat mencapai tujuan yang telahditentukan maka pimpinan atau pengusaha sebuahperusahaan harus memiliki kemampuan dalammengimplementasikan prinsip-prinsip manajemen yangbiasa dikenal dengan sebutan kemampuan manajerial. Secara garis besar ada dua cara untuk menumbuhkan kemampuanmanajerial, yaitu melalui jalur formal dan informal. Jalur formal misalnya melalui jenjang lembaga pendidikan sekolah menengah kejuruan bisnis dan manajemen atau melalui pendidikan tinggi misalnya departemen administrasi niaga atau departemen manajemen yang tersebar berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta.Jalur informal, misalnya melalui seminar, pelatihan dan otodidak serta melalui pengalaman. 14 2.1.7 Keberhasilan Usaha 2.1.7.1 Definisi Keberhasilan Usaha Menurut Suyatno 2010;179 keberhasilan usaha industri kecil di pengaruhi oleh berbagai faktor. Kinerja usaha perusahaan merupakan salah satu tujuan dari setiap pengusaha. Kinerja usaha industri kecil dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan usaha suatu perusahaan dapat dilihat dari berbagai aspek, seperti: kinerja keuangan dan image perusahaan. Menurut Glancey dalam Priyanto 2009:73, Wirausaha yang memiliki kemampuan mengambil keputusan yang superior akan dapat meningkatkan perfomansi usaha seperti peningkatan profit dan pertumbuhan usaha. Primiana 2009:49 mengemukakan bahwa keberhasilan usaha adalah permodalan sudah terpenuhi, penyaluran yang produktif dan tercapainya tujuan organisasi. Sedangkan Algifari 2003:118 berpendapat bahwa keberhasilan usaha dapat dilihat dari efisiensi proses produksi yang dikelompokkan berdasarkan efisiensi secara ekonomis. Pendapat lain diungkapkan oleh Moch. Kohar Mudzakar dalamAndari 2011:21b , “ Keberhasilan usaha adalah sesuatu keadaan yang menggambarkan lebih daripada yang lainnya yang sederajatsekelasnya. Noor 2007:397 mengemukakan bahwa Keberhasilan usaha pada hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis mencapai tujuanya, suatu bisnis dikatan berhasil bila mendapatkan laba, karena laba adalah tujuan dari seseorang melakukan bisnis. Menurut Albert Wijaya dalam Suryana2011:168 yang mengemukakan bahwa faktor yang merupakan tujuan yang kritis dan menjadi ukuran dari keberhasilan suatu perusahaan adalah laba. 15 Menurut Tambunan 2002:14 faktor-faktor yang mampengaruhi keberhasilan usaha dapat diketahui dari dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang diantaranya yaitu; kualitas sumber daya manusia, penguasaan organisasi, struktur organisasi, sistem manajemen, partisipasi, kulturbudaya bisnis, kekuatan modal, jaringan bisnis dengan pihak luar, dan tingkat entrepreneurship.. Faktor eksternal dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor pemerintah dan nonpemerintah. Faktor pemerintah diantaranya, kebijakan ekonomi, birokrat, politik, dan tingkat demokrasi. Faktor non pemerintah yaitu; sistem perekonomian, sosio-kultur budaya masyarakat, sistem perburuhan dan konsidisi perburuhan, kondisi infrastrukur, tingkat pendidikan masyarakat, dan lingkungan global. Menurut Suyatno 2010:179 berkaitan dengan faktor penentu keberhasilan usaha industri kecil ini, hasil penelitiannya menemukan bahwa keberhasilan usaha kecil ditandai oleh inovasi, perilaku mau mengambil resiko. Begitu juga hasil penelitian Murphy dalam sumber yang sama menemukan bahwa keberhasilan usaha kecil disumbangkan oleh kerja keras, dedikasi, dan komitmen terhadap pelayanan dan kualitas. Berbagai faktor penentu keberhasilan usaha industri kecil hasil identifikasi penelitian tersebut pada dasarnya adalah cerminan dari kemampuan usaha pengetahuan, sikap dan keterampilan, pengalaman yang relevan, motivasi kerja dan tingkat pendidikan seseorang pengusaha.Sehingga dapat diketahui bahwa keberhasilan usaha dapat dipengaruhi oleh kemampuan usaha yang tercermin diantarannya melalui pengetahuan, sikap, dan keterampilan dari pengusaha. 16 Keberhasilan suatu usaha diidentikkan dengan laba atau penambahan material yang dihasilkan oleh pengusaha, tetapi pada dasarnya keberhasilan usaha tidak hanya dilihat dari hasil secara fisik tetapi keberhasilan usaha dirasakan oleh pengusaha dapat berupa panggilan pribadi atau kepuasaan batin Kriteria keberhasilan usaha kecil dalam Riyanti, 2003:73 tentang wirausaha kecil di Singapura menunjukan bahwa dari 85 responden yang menjawab, 70 wirausaha menggunakan net laba bersih profit growth untuk mengukur keberhasilan usaha, disusul oleh laba penjualan sales revenue growth, 61 , laba setelah pajak return on ivestment, 50, dan pangsa pasar market share, 48. Selanjutnya, 38 dari wirausaha yang menggunakan kriteria keberhasilan laba bersih net profit growth, berpendapat bahwa prstasi 6-10 pertumbuhan pertahun merupakan indicator keberhasilan usaha. Untuk mendukung uraian diatas, criteria keberhasilan usaha adalah usaha-usaha yang mengalami peningkatan 25 dari keadaan ketika perusahaan didirikan. Meskipun hanya 25, karena yang dilihat adalah peningkatan dalam akumulasi modal, jumlah produksi, jumlah pelanggan, perluasan usaha dan perbaikan fisik maka kriteria tersebut dinilai cukup signifikan sebagai kriteria keberhasilan usaha Riyanti, 2003.

2.1.7.2 Indikator Keberhasilan Usaha

Beberapa indikator dalam menentukan keberhasilan usaha menurut Noor 2007:397 adalah : 17 1. Produktivitas dan efisiensi. Besar kecilnya produktivitas usaha sangat menentukan besar kecilnya produksi. Hal ini mempengaruhi besar kecilnya penjualan dan menentukan pendapatan. 2. Kompetensi dan Etika Usaha. Kompetensi merupakan akumulasi dari pengetahuan, hasil penelitian dan pengalaman secara kuantitatif maupun kualitatif. Kompetensi perlu diperbaiki dan disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi agar perusahaan tetap dapat mempertahankan daya saingnya. Sedangkan etika bisnis adalah perilaku dalam melaksanakan bisnis yang secara garis besar dapat dirumuskan sebagai perilaku berbisnis tidak merugikan kepentingan orang lain baik secara individu, kelompok, maupun masyarakat luas 3. Daya saing. Daya saing adalah kemampuan atau ketangguhan dalam bersaing untuk merebut perhatian dan loyalitas konsumen. Suatu bisnis dapat dikatakan berhasil apabila dapat mengalahkan pesaing atau paling tidak masih bisa bertahan menghadapi pesaing. Oleh karena itu, maka inti dari daya saing yang harus dimiliki perusahaan adalah kemampuan dalam berinovasi untuk menciptakan dan merebut pasar baru yang bermunculan di masyarakat. 4. Terbangunnya Citra Baik Citra baik perusahaan terbagi menjadi dua yaitu, trust internal dan trust external. Trust internal adalah kepercayaan atau trust dari segenap orang yang ada di perusahaan. Indikator tumbuhnya trust internal adalah rendahnya tingkat 18 absensi karyawan, rendahnya turnover karyawan, meningkatnya produktivitas dan efisiensi perusahaan, dan sebagainya. Sedangkan trust external adalah timbulnya rasa percaya dari segenap stake holder perusahaan, baik itu konsumen, pemasok, pemerintah, maupun masyarakat luas, bahkan juga pesaing. Indikatornya adalah membangun image yang baik, meningkatnya penjualan, rendahnya complain, meningkatnya pesanan, dan sebagainya.

2.1.7.3 Faktor-Faktor Pendorong Keberhasilan Wirausaha

Menurut Suryana 2013:108, faktor-faktor pendorong keberhasilan wirausaha adalah sebagai berikut: a. Kemampuan dan kemauan Orang yang tidak memiliki kemampuan,tetapi banyak kemauan dan orag yang memiliki kemauan, tetapi tidak memiliki kemampuan, keduanya tidak akan menjadi wirausahawan yang sukses. Sebaliknya, orang yang memiliki kemauan dan dilengkapi dengan kemampuan akan menjadi orang yang sukses. Kemauan saja tidak cukup bila tidak dilengkapi dengan kemampuan. b. Tekad yang kuat dan kerja keras Orang yang tidak memiliki tekad yang kuat, tetapi memiliki kemauan untuk bekerja keras dan orang yang suka bekerja keras, tetapi tidak memiliki tekad yang kuat, keduanya tidak akan menjadi wirausahawan yang sukses. c. Kesempatan dan Peluang Ada solusi ada peluang, sebaliknya tidak ada solusi tidak akan ada peluang. Peluang ada jika kita menciptakan peluang itu sendiri, bukan mencari- cari atau menunggu peluang yang datang pada kita. 19

2.1.8 Industri Kreatif

Menurut Hawkins dalam Nenny 2008:144 industri kreatif adalah kegiatan ekonomi dimana input dan outputnya adalah gagasan. Sedangkan menurut visi pemerintah, industri kreatifadalah industri-industri yang mengandalkan kreatifitas individu, keterampilan serta talenta yang memiliki kemampuan meningkatkan taraf hidup dan penciptaaan tenaga kerja melalui penciptaan gagasan dan eksploitasi. Definisi industri kreatif menurut Departemen Perdagangan RI yaitu industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan, serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan, serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.Industri kreatif dapat dikelompokkan menjadi 14 subsektor. Menurut Departemen Perdagangan Republik Indonesia dalam buku Pengembangan Industri Kreatif Menuju Visi Ekonomi Kreatif 2025, ke 14 subsektor industri kreatif Indonesia adalah :

1. Periklanan advertising

Definisi periklanan menurut beberapa sumber adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan kreatif yang berkaitan jasa periklanan komunikasi satu arah dengan menggunakan medium tertentu, yang meliputi proses kreasi, produksi dan distribusi dari iklan yang dihasilkan, misalnya: perencanaan komunikasi iklan, iklan luar ruang, produksi material iklan, promosi, kampanye relasi publik, tampilan iklan di media cetak surat kabar, majalah dan elektronik televisi dan radio, pemasangan berbagai poster dan gambar, penyebaran selebaran, pamflet, edaran, brosur dan reklame sejenis, distribusi dan delivery advertising materials 20 atau samples, serta penyewaan kolom untuk iklan. 2. segala bentuk pesan tentang suatu produk disampaikan melalui suatu media, dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal, serta ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat. 3. deskripsi atau presentasi dari produk, ide ataupun organisasi untuk membujuk individu untuk membeli, mendukung atau sepakat atas suatu hal.

2. Arsitektur

Definisi jasa arsitektur menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia KBLI 2005 adalah jasa konsultasi arsitek, yaitu mencakup usaha seperti: desain bangunan, pengawasan konstruksi, perencanaan kota, dan sebagainya. Selain itu sub-sektor Arsitektur Yaitu kegiatan kreatif yang berkaitan dengan desain bangunan secara menyeluruh baik dari level makro town planning, urban design, landscape architecture sampai level mikro detail konstruksi. Misalnya arsitektur taman, perencanaan kota, perencanaan biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan, pengawasan konstruksi, perencanaan kota, konsultasi kegiatan teknik dan rekayasa seperti bangunan sipil dan rekayasa mekanika dan elektrikal.

3. Pasar Barang Seni

Yaitu kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan barang-barang asli, unik dan langka serta memiliki nilai estetika seni yang tinggi melalui lelang, galeri, toko, pasar swalayan, dan internet, meliputi barang-barang musik, percetakan, kerajinan, automobile, dan film

4. Kerajinan craft

Industri Kreatif subsektor kerajinan adalah kegiatan kreatif yang berkaitan 21 dengan kreasi, produksi dan distribusi produk yang dibuat dan dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang berawal dari desain awal sampai dengan proses penyelesaian produknya, antara lain meliputi barang kerajinan yang terbuat dari: batu berharga, serat alam maupun buatan, kulit, rotan, bambu, kayu, logam emas, perak, tembaga, pernggu, besi kayu, kaca, porselin, kain, marmer, tanah liat, dan kapur. Berdasarkan bahan baku raw material, produk kerajinan dikategorikan menjadi: 1. Ceramic seperti tanah liat, erathen ware, pottery, stoneware, porcelain 2. Logam seperti emas, perak, perunggu, besi, tembaga 3. Natural fiber, serat alam bambu, akar-akaran, rotan 4. Batu-batuan seperti batu mulia, semi precious stone, jade 5. Tekstil seperti cotton, sutra, linen 6. Kayu termasuk kertas dan lacquer ware

5. Desain

Yaitu kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain interior, desain produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan jasa riset pemasaran serta produksi kemasan dan jasa pengepakan.

6. Fesyen fashion

Industri Kreatif Subsektor fesyenmode adalah kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya, konsultansi lini produk fesyen, serta distribusi produk fesyen. 22

7. Video, Film dan Fotografi

Industri Kreatif Subsektor film, video, dan fotografi adalah kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi, produksi video, film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video, film dan hasil fotografi. Termasuk di dalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron, dan eksibisi film.

8. Permainan Interaktif game

Industri Kreatif sub sektor permainan interaktif adalah kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi. Sub sektor permainan interaktif bukan didominasi sebagai hiburan semata-mata tetapi juga sebagai alat bantu pembelajaran atau edukasi. Menurut beberapa sumber, industri permainan interaktif didefinisikan sebagai permainan yang memiliki kriteria sebagai berikut: a. Berbasis elektronik baik berupa aplikasi software pada komputer online maupun stand alone, console Playstation, XBOX, Nitendo dll, mobile handset dan arcade. b. Bersifat menyenangkan fun dan memiliki unsur kompetisi competition c. Memberikan feedbackinteraksi kepada pemain, baik antar pemain atau pemain dengan alat device d. Memiliki tujuan atau dapat membawa satu atau lebih konten atau muatan. Pesan yang disampaikan bervariasi misalnya unsur edukasi, entertainment, promosi produk advertisement sampai kepada pesan yang destruktif.

9. Musik

Industri Kreatif sub sektor musik adalah kegiatan kreatif yang berkaitan 23 dengan kreasikomposisi, pertunjukan musik, reproduksi, dan distribusi dari rekaman suara. Seiring dengan perkembangan industri musik ini yang tumbuh sedemikian pesatnya, maka Klasifikasi Baku Lapangan Indonesia 2005 KBLI perlu dikaji ulang, yaitu terkait dengan pemisahan lapangan usaha distribusi reproduksi media rekaman, manajemen-representasi-promosi agensi musik, jasa komposer, jasa pencipta lagu dan jasa penyanyi menjadi suatu kelompok lapangan usaha sendiri.

10. Seni Pertunjukan showbiz

Industri Kreatif kelompok seni pertunjukan meliputi kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha yang berkaitan dengan pengembangan konten, produksi pertunjukan, pertunjukan balet, tarian tradisional, tarian kontemporer, drama, musik-tradisional, musik-teater, opera, termasuk tur musik etnik, desain dan pembuatan busana pertunjukan, tata panggung, dan tata pencahayaan.

11. Penerbitan dan Percetakan

Industri Kreatif subsektor penerbitan dan percetakan meliputi kegiatan kreatif yang terkait dengan penulisan konten dan penerbitan buku, jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan kantor berita.

12. Layanan Komputer dan Piranti Lunak software

Industri Kreatif sub sektor layanan komputer dan piranti lunak meliputi kegiatan kreatif yang terkait dengan pengembangan teknologi informasi termasuk jasa layanan komputer, pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti lunak dan piranti keras, serta desain portal. 24

13. Televisi Radio broadcasting

Industri Kreatif kelompok televisi dan radio meliputi kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi, produksi dan pengemasan, penyiaran, dan transmisi televisi dan radio.

14. Riset dan Pengembangan RD

Industri Kreatif subsektor riset dan pengembangan meliputi kegiatan kreatif yang terkait dengan usaha inovatif yang menawarkan penemuan ilmu dan teknologi dan penerapan ilmu dan pengetahuan tersebut untuk perbaikan produk dan kreasi produk baru, proses baru, material baru, alat baru, metode baru, dan teknologi baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar. Akan tetapi, definisi riset dan pengembangan tersebut menurut masukan dari beberapa sumber dipandang belum cukup merefleksikan aktivitas riset dan pengembangan yang sesungguhnya.Definisi dari komoditi riset dan pengembangan mempunyai landasan regulasi sendiri yaitu UU No. 18 tahun 2002. Definisi riset dan pengembangan menurut UU No. 182002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi adalah: Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang berkaitan dengan pemahaman dan pembuktian kebenaran atau ketidakbenaran suatu asumsi danatau hipotesis di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta menarik kesimpulan ilmiah bagi keperluan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti 25 kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada, atau menghasilkan teknologi baru. Dalam hal ini, perlu untuk melakukan penyamaan persepsi mengenai definisi ini.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini mendapat ide dan pengetahuan dari penelitian terdahulu yang beragam. Review atas penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.2. Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Judul Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1 Mulyanto 2007 Pengaruh Motivasi dan Kemampuan Manajerial Terhadap Kinerja Usaha Pedagang Kaki Lima Menetap Variabel Independen : motivasi dan kemampuan manajerial Variabel Dependen : kinerja usaha Motivasi dan emampuan manajerial memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja usaha 2 Adhitya Nur Muhlisin2010 Pengaruh Perilaku Kewirausaha an dan Kemampuan Manajerial Terhadap Kinerja Usaha VariabelIndependen:per ilaku kewirausahaan dan kemampuan manajerial Dependen: kinerja usaha Perilaku kewirausahaan dan kemampuan manajerial memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja usaha 26 3 Ibnu Hajar, M.S. Idrus, Ubud Salim, Solimun 2012 Pengaruh Kemampuan Manajerial dan Lingkungan Industri Terhadap Kemampuan Organisasi, Strategi Bersaing, dan Kinerja Perusahaan Variabel Independen: kemampuan manajerial dan lingkungan industri Variabel Dependen: kemampuan organisasi, strategi bersaing, dan kinerja perusahaan Kemampuan manajerial dan lingkungan industri berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kemampuan organiasi strategi bersaing dan kinerja perusahaan 4 Wisda Apriana 2012 Analisis Pengaruh Motivasi, Kemampuan Manajerial, Kompetensi, dan Lingkungan Terhadap Kinerja Usaha Pedagang Kaki Lima Di Bekasi Variabel Independen: motivasi, kemampuan manajerial, kompetensi, dan lingkungan Dependen: kinerja usaha Motivasi, kemampuan manajerial, kompetensi, dan lingkungan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha 5 Syofia Sofatunisa R. 2014 Pengaruh Kemampuan ManajerialT erhadap Keberhasilan Usaha Variabel Independen: kemampuan manajerial Variabel dependen: keberhasilan usah Kemampuan manajerial secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha 6 Nurhasmansyah , Zulfadil, Pengaruh Latar Variabel Independen: latar belakang sosial, Latar belakang sosial, 27 Machasin 2014 Belakang Sosial, Kemampuan Manajerial dan Pengalaman Terhadap Kinerja Usaha kemampuan manajerial, dan Pengalaman Variabel Dependen: kinerja usaha kemampuan manajerial dan pengalaman berpengaruh secara simultan terhadap kinerja usaha 7 Inggrita Gusti Sari Nasution, Yasmin Chairunisa Muchtar, Frida Ramadini 2014 Impact of Motivation and Ability on Performance of Women Entrepreneu rs in Online Business Variabel Independen: motivation and ability Variabel Dependen: performance of women entrepreneurs The situational factors do not moderate the relationship between motivatiaon and ability on performance Sumber: Penelitian Terdahulu

2.3 Kerangka Konseptual