Persen Transmisi PENELITIAN UTAMA

29

4.2.8 Persen Transmisi

Pengukuran persen transmisi minyak dapat digunakan sebagai indikator perubahan zat warna yang terdapat dalam minyak tersebut. Semakin tinggi persen transmisi maka semakin kecil kadar zat warna yang terdapat dalam minyak tersebut. Hasil pengujian nilai transmisi minyak bintaro murni pada setiap perlakuan disajikan pada Gambar 14. Gambar 14. Histogram hubungan antara konsentrasi NaOH dan konsentrasi larutan asam fosfat terhadap nilai persen transmisi minyak bintaro murni yang dihasilkan. Terlihat pada Gambar 14 bahwa nilai persen transmisi minyak bintaro murni berkisar antara 64.14 – 94.79. Hasil ini lebih rendah dibandingkan nilai kejernihan minyak tengkawang hasil pemurnian pada penelitian Darsini 1998. Nilai persen transmisi tertinggi terdapat pada minyak yang dimurnikan menggunakan asam fosfat dengan konsentrasi 0.5 dan larutan kaustik soda 0.5N. Sedangkan nilai persen transmisi terendah terdapat pada minyak yang dimurnikan menggunakan larutan asam fosfat sebanyak 0.2 vb dan konsentrasi larutan NaOH 0.1N. Hasil analisa keragaman pada Lampiran 10 menunjukkan bahwa konsentrasi larutan asam fosfat, konsentrasi larutan NaOH dan interaksi antara keduanya memberikan pengaruh terhadap perubahan nilai persen transmisi minyak murni. Dari Gambar 13 dapat dilihat bahwa semakin tinggi dosis larutan asam fosfat dan konsentrasi larutan NaOH yang digunakan maka nilai persen transmisi cenderung meningkat. Hasil uji lanjut Duncan terhadap pengaruh konsentrasi larutan asam fosfat yang digunakan menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi larutan asam fosfat 0.2 ; 0.3; dan 0.5 memberikan perbedaan yang terhadap nilai persen transmisi. Begitu pula denga hasil pengujian terhadap pengaruh konsentrasi kaustik soda dimana antar konsentrasi 0.1N ; 0.3N ; dan 0.5N memberikan hasil yang berbeda satu sama lainnya. Sedangkan hasil uji lanjut terhadap interaksi antara konsentrasi larutan asam fosfat dengan konsentrasi larutan kaustik soda menunjukkan bahwa perlakuan pemurnian menggunakan konsentrasi asam fosfat 0.2 dan konsentrasi NaOH 0.1N memeberikan hasil persen transmisi yang berbeda dengan hasil pada perlakuan pemurnian menggunakan asam fosfat sebanyak 0.2 vb dan konsentrasi 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0.2 0.3 0.5 P er sen tra ns m is i Konsentrasi larutan asam fosfat NaOH 0.1N NaOH 0.3N NaOH 0.5N 30 NaOH 0.5N. Sedangkan perlakuan pemurnian menggunakan larutan asam fosfat sebanyak 0.3 vb dan konsentrasi larutan kaustik soda 0.1N tidak memberikan perbedaan nilai persen transmisi dengan perlakuan pemurnian menggunakan asam fosfat sebanyak 0.2, larutan NaOH 0.3N ; konsentrasi asam fosfat 0.3, larutan NaOH 0.5N; dan konsentrasi asam fosfat 0.5, larutan NaOH 0.5N. Begitu pula dengan perlakuan pemurnian konsentrasi asam fosfat 0.3, konsentrasi larutan NaOH 0.3N yang tidak memberikan perbedaan nilai persen transmisi dengan perlakuan konsentrasi asam fosfat 0.5, konsentrasi larutan NaOH 0.1N dan konsentrasi asam fosfat 0.5, konsentrasi larutan NaOH 0.3N. Peningkatan konsentrasi asam fosfat dan konsentrasi NaOH yang digunakan membuat semakin banyaknya zat – zat pengotor minyak gum, fosfatida, lendir dan pigmen yang terbuang sehingga minyak semakin jernih. Menurut Ketaren 1986, penggunaan kaustik soda membantu dalam mengurangi zat warna da kotoran yang berupa getah dan lendir dalam minyak. Perbandingan minyak kasar dan minyak murni dapat dilihat pada Gambar 15. Gambar 15. Minyak bintaro kasar dan minyak bintaro murni

4.2.9 Rendemen