Bilangan iod PENELITIAN UTAMA

26 Gambar 11. Histogram hubungan antara konsentrasi NaOH dan konsentrasi larutan asam fosfat terhadap nilai densitas minyak bintaro murni. Hasil analisa keragaman pada Lampiran 7 menunjukkan bahwa konsentrasi larutan asam fosfat, konsentrasi larutan kaustik soda dan interaksi antara keduanya tidak berpengaruh secara nyata terhadap nilai densitas minyak murni yang dihasilkan. Hal ini berarti besar kecilnya jumlah larutan asam fosfat atau konsentrasi kaustik soda yang digunakan tidak akan mempengaruhi nilai densitas minyak murni yang dihasilkan. Walaupun, nilai densitas minyak murni terlihat mengalami sedikit penurunan dari nilai densitas minyak kasarnya 0.9 grcm 3 menjadi 0.8 – 0.82grcm 3 . Hal tersebut dapat disebabkan karena bobot jenis merupakan sifat fisis minyak sehingga setiap minyak memiliki bobot jenis yang berbeda pada rentang tertentu. Tinggi rendahnya densitas minyak lebih dipengaruhi oleh panjang rantai ataupun ikatan penyusunnya. Berat jenis juga dapat menentukan nilai panas, nilai pembakaran heating value , titik didih, dan konsumsi bahan bakar dari suatu bahan bakar Staniar 1966. Menurut Prihandana et al. 2006, densitas berhubungan dengan nilai kalor dan daya yang dihasilkan oleh mesin diesel per satuan volume bahan bakar.

4.2.6 Bilangan iod

Bilangan iod merupakan parameter yang menunjukkan tingkat ketidakjenuhan suatu minyak yang berhubungan dengan banyaknya ikatan rangkap yang dimiliki asam lemak dalam minyak tersebut. Ikatan rangkap cenderung untuk terpolimerisasi dan membentuk deposit pada nozel injektor, cicin piston, dan galur – galur pada cicin piston ketika dipanaskan, menurunkan stabilitas oksidasi, menstimulasi degradasi beberapa produk, menstimulasi pembentukan senyawa dengan bobot molekul tinggi yang dapat menurunkan kualitas pelumasan minyak atau biodiesel yang dihasilkan. Pada pengujian bilangan iod kali ini metode yang digunakan adalah cara Hanus. Histogram hubungan antara larutan kaustik soda dan larutan asam fosfat terhadap bilangan iod dapat dilihat pada Gambar 12. 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 0.2 0.3 0.5 Densi ta s g cm 3 Konsentrasi larutan asam fosfat NaOH 0.1N NaOH 0.3N NaOH 0.5N 27 Gambar 12. Histogram hubungan antara konsentrasi NaOH dan konsentrasi asam fosfat terhadap nilai bilangan iod minyak bintaro murni. Berdasarkan hasil pengujian bilangan iod minyak bintaro murni, terlihat bahwa minyak bintaro murni memiliki rentang bilangan iod antara 59 – 61gr I 2 100gram. Bilangan iod ini lebih tinggi dibandingkan dengan bilangan iod minyak tengkawang murni berdasarkan penelitian Darsini 1998 yaitu sekitar 30.85 – 35.2gr I 2 100gram. Sedangkan standar bilangan iod minyak sawit murni yang didominasi asam lemak palmitat berada pada rentan 46 – 49gr I 2 100gram. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan kejenuhan minyak tersebut. Bilangan iod antara perlakuan pemurnian satu dengan lainnya tidak jauh berbeda. Hasil analisa keragaman pada Lampiran 8 menunjukkan bahwa konsentrasi larutan asam fosfat, konsentrasi larutan kaustik soda, dan interaksi antara keduanya tidak berpengaruh secara nyata terhadap perubahan nilai bilangan iod minyak bintaro. Hal ini berarti ikatan rangkap asam lemak yang menyusun minyak bintaro dapat diasumsikan tetap. Asam lemak yang tidak jenuh dalam minyak dan lemak mampu menyerap sejumlah iod dan membentuk senyawa yang jenuh. Besarnya jumlah iod yang diserap menunjukkan banyaknya ikatan rangkap atau ikatan tidak jenuh yang dimiliki minyak. Makin besar bilangan iod maka jumlah ikatan rangkap semakin besar dan titik cair semakin rendah. Minyak biji bintaro merupakan minyak dengan komposisi asam lemak tidak jenuh sekitar 62.45 Edriana 2007. Sebaliknya minyak yang mempunyai bilangan iod rendah lebih tahan terhadap kerusakan karena proses oksidasi Ketaren 1986. Minyak dengan bilangan iod lebih besar dari 115 mg iod apabila digunakan sebagai bahan bakar akan membentuk deposit atau kerak pada lubang saluran injeksi, piston, dan bagian mesin lainnya. Hal ini dapat terjadi karena adanya ketidakstabilan ikatan rangkap karena panas Prihandana dan Hendroko 2006 10 20 30 40 50 60 70 0.2 0.3 0.5 B ila ng a n io d g r I 2 1 g r Konsentrasi larutan asam fosfat NaOH 0.1N NaOH 0.3N NaOH 0.5N 28

4.2.7 Bilangan Penyabunan