32 Perlakuan terbaik pada proses pemurnian minyak bintaro berdasarkan parameter
rendemen yang dihasilkan pada proses pemurnian kali ini didapat dari penggunaan larutan asam fosfat sebesar 0.3 vb dengan konsentrasi larutan kaustik soda 0.1N. Hal ini sesuai
dengan efisiensi proses netralisasi yang dinyatakan dalam refining factor yang merupakan perbandingan antara kehilangan total karena netralisasi dengan jumlah asam lemak bebas
dalam minyak kasar. Semakin kecil nilai refining factor maka proses netralisasi semakin efisien. Nilai refining factor yang didapat yaitu 2.49.
4.2.10. Uji Ranking
Uji ranking dilakukan untuk mengetahui proses pemurnian terbaik dengan memberikan penilaian berdasarkan nilai kepentingan karakteristik minyak murni sebagai bahan bakar. Uji
ini biasa dilakukan untuk menentukan kualitas berbeda dari jenis komoditi yang sama. Dengan menggunakan uji ranking maka mutu produk bisa diketahui dan diurutkan
Supriyatna 2007. Pada penentuan proses pemurnian terbaik ini, sifat fisiko minyak yang terdiri dari rendemen, bilangan asam, bilangan penyabunan, bilangan iod, bilangan peroksida,
berat jenis, kadar abu, viskositas, dan kejernihan diberi nilai sesuai dengan kepentingan dalam standar mutu bahan bakar dan besarnya faktor pemurnian yang mempengaruhi. Nilai
kepentingan yang diberikan berdasarkan pada pendapat pakar yang dilakukan pada penelitian Fathiyah 2010 terhadap bahan bakar minyak nyamplung murni. Sifat fisiko kimia yang
memiliki nilai kepentingan tertinggi yaitu rendemen, bilangan asam, dan viskositas. Rendemen berkaitan erat dengan efisiensi proses pemurnian yang akan mempengaruhi
kebutuhan finansial pada proses pemurnian minyak. Bilangan asam lemak bebas merupakan parameter yang berkaitan dengan kandungan asam dalam minyak yang bisa menyebabkan
deposit atau korosif pada mesin. Sedangkan viskositas berkaitan erat dengan tahanan alir minyak di dalam mesin. Berat jenis dan kadar abu memiliki nilai kepentingan kedua, diikuti
oleh bilangan penyabunan, bilangan iod dan peroksida, dan terakhir kejernihan yang berhubungan dengan kenampakan minyak secara visual.
Setiap proses perlakuan pemurnian diurutkan pada setian parameter uji. Pada parameter rendemen misalnya, perlakuan yang menghasilkan rendemen tertinggi penggunaan asam
fosfat 0.3 vb dan larutan NaOH 0.1N mendapatkan nilai 9 yang kemudian dikalikan dengan bobot penilaian yang dimiliki oleh rendemen tersebut. Dengan begitu akan diketahui
besarnya bobot perlakuan terhadap bobot parameter uji. Prosedur yang sama dilakukan terhadap parameter yang lainnya. Perlakuan terbaik diambil dari perlakuan yang memiliki
jumlah nilai tertinggi dari penjumlahan bobot keseluruhan parameter yaitu perlakuan penggunaan asam fosfat dengan jumlah 0.5 vb dan larutan NaOH 0.3N. Prosedur uji
ranking dapat dilihat pada Lampiran 12.
4.2.11 Bleaching