pada saat pohon masih muda dan terlalu kecil untuk mengumpulkan energi untuk pertumbuhan terus menerus yang cepat. Berdasarkan perkembangan ukuran
pohon dan peningkatan dedaunan mengakibatkan banyak energi yang diserap untuk pertumbuhan secara terus menerus, sehingga terjadi pertumbuhan tinggi
yang pesat hingga mencapai pertumbuhan maksimum. Pada akhirnya pertumbuhan melambat atas peningkatan tekanan akibat ketinggian yang ekstrim,
pencahayaan, atau ukuran mahkota yang sudah mencapai batasannya Husch 2003.
2.4. Luas Bidang Dasar Pohon
Dari luas bidang dasar pohon dapat ditaksir dua peubah pohon yang penting untuk inventore hutan, yaitu kepadatan bidang dasar dan volume pohon
maupun tegakan. Bentuk penampakan lintang pohon yang tidak persis sama dengan lingkaran tidak dikoreksi disini, melainkan dikoreksi dalam penaksiran
volume dengan memasukkan faktor bentuk Departemen Kehutanan 1992. Apabila digunakan diameter setinggi dada, maka yang dimaksud dengan
bidang dasar pohon adalah penampang melintang batang pada 1,3 meter dari permukaan tanah. Karena umumnya bentuk pohon tidak persis bulat seperti
lingkaran, maka biasanya pengukuran diameter dilakukan dua kali dengan arah pengukuran yang bersudut 90
o
. Dari dua kali pengukuran tersebut kemudian dihitung harga rata-rata untuk memperoleh ukuran diameter yang diinginkan
Departemen Kehutanan 1992. Menurut Husch et al. 2003, pemotongan pada daerah penampang bidang
pemotongan batang pohon normal terhadap sumbu longitudinal batang sering digunakan. Jika penampang pohon diambil pada ketinggian setinggi dada, hal itu
disebut daerah basal. Luas total basal semua pohon, atau dari kelas tertentu pohon, per satuan luas misalnya: per hektar atau per hektar merupakan karakteristik
yang berguna pada tegakan hutan. Ketika bagian bidang pohon baik untuk pohon yang berdiri atau bagian yang dipotong adalah lingkaran karena sering
diasumsikan seperti itu, wilayahnya dapat dihitung dari diameter:
g = 1 πd
2
4
Dimana : g = luas bidang dasar pohon
d = diameter pohon k = keliling
π = 3,14
2.5. Populasi dan Strukur Tegakan
Menurut Evans 1982 karakteristik hutan tanaman adalah teratur, tetap, dan ekologi relatif sederhana menunjukkan hutan tanaman dibuat oleh manusia
dan berbeda nyata dari hutan alam. Keuntungan ekonomis dari kualitas hutan ini adalah lebih efisien dalam beberapa operasional dan produknya lebih seragam,
semuanya dapat dijual. Sebuah tegakan seumur adalah sekelompok pohon-pohon yang memiliki kekhasan dengan periode waktu yang pendek. Pohon-pohon dalam
tegakan seumur termasuk dalam satu kelas umur. Batas dari kelas umur dapat bervariasi, tergantung lama waktu tegakan terbentuk.
Pengertian struktur digunakan untuk menjelaskan sebaran individu tumbuhan dalam lapisan tajuk Richards 1964. Struktur vegetasi didefinisikan
pula sebagai organisasi dalam ruang dari individu-individu pembentuk tegakan dalam sebuah hutan, kanopi pohon dan tumbuhan herba menempati tingkat yang
berbeda dan dalam hutan hujan tropika akan ditemukan 3 sampai 5 strata Misra 1980.
Kershaw 1964 dalam Mueller dan Ellenberg 1974 membagi komponen
struktur vegetasi menjadi tiga, sebagai berikut : 1.
Struktur vertikal stratifikasi dalam beberapa lapis 2.
Struktur horizontal menjelaskan distribusi ruang dari jenis-jenis dan individu- individu
3. Struktur kuantitatif menerangkan kelimpahan jenis dalam sebaran horizontal
d = k π
g = 1
π
k 2
4 π
g = k
2
4 π
Suhendang 1985 berpendapat bahwa struktur tegakan hutan merupakan hubungan fungsional antara kerapatan pohon pada berbagai kelas diameternya,
apabila dugaan parameter struktur tegakan dan jumlah pohon secara total dapat diketahui.
2.6. Kerapatan dan Sebaran Tegakan