Mengurus anak Kesejahteraan subjektif adalah kesejahteraan keluarga petani yang diukur

Kegiatan penyiangan terbagi menjadi kegiatan ngagasrok dan ngarambet. Kegiatan ngagasrok bertujuan untuk membunuh gulma yang tumbuh diantara jalur tanam padi, alat yang digunakan dinamakan gasrok, yaitu sejenis kotak kayu dengan pendorong yang pada bagian bawahnya diberi paku.Untuk kegiatan ngagasrok hanya diperlukan satu orang tenaga pria yang dapat menyelesaikan lahan seluas 0,5 Ha dalam satu hari. Kegiatan panen sebagian besar dilakukan oleh istri bersama-sama dengan suami, dan dibantu oleh anak atau tenaga kerja luar keluarga Tabel 37. Buruh panen dibayar dengan sistem bagi hasil, pada umumnya bagi hasil adalah sebesar 10 : 1. Tenaga kerja yang digunakan dalam kegiatan panen adalah tenaga kerja wanita. Pada proses penanganan pasca panen sebagian besar dilakukan oleh suami saja dibantu oleh tenaga kerja luar keluarga. Tenaga kerja pria pada proses pasca panen biasanya bertugas sebagai pengangkut hasil dari lahan sawah menuju rumah petani, adapun tenaga kerja wanita umumnya bekerja pada proses penggebotan dan penjemuran. Upah yang diterima oleh tenaga kerja pria rata-rata adalah Rp. 25 000,00, sedangkan upah untuk wanita adalah Rp. 17 500,00 hari kerja, standar upah ini berlaku pada semua tahapan usahatani padi sawah. Kegiatan menjual hasil panen, sebagian besar dilakukan oleh suami Tabel 37. Gabah hasil panen dijual dalam bentuk gabah basah dengan harga Rp. 270 000,00kw ataupun dalam bentuk gabah kering giling dengan harga Rp. 300 000,00kw. Penjualan gabah biasanya dilakukan setelah menyisihkan hasil panen untuk konsumsi keluarga selama menunggu hasil panen berikutnya. Terkadang petani tidak menjual gabahnya langsung setelah panen, namun menyimpannya terlebih dahulu dan menjual sedikit demi sedikit ketika petani membutuhkan uang. Sebagian besar keluarga petani padi maupun petani hortikultura tidak pernah mengolah produk hasil panen menjadi produk lain yang memiliki nilai tambah. Hasil panen dijual dalam bentuk komoditas segar bukan hasil olahan. Keluarga petani hortikultura jarang melibatkan tenaga kerja luar keluarga dalam menjalankan usahataninya. Sebagian besar aktivitas usahatani dilakukan oleh suami saja, istri biasanya terlibat dalam aktivitas menanam benih, memupuk tanaman, menyiangi lahan, panen dan penanganan pasca panen Tabel 37. Istri biasanya bekerja di kebun mulai dari pagi hari sampai dengan siang hari pukul 12.00, setelah itu istri pulang untuk mengerjakan pekerjaan domestik, sedangkan suami biasanya bekerja di kebun mulai dari pagi hingga sore hari. Selain bekerja di lahan garapannya sendiri, sebagian istri juga bekerja di lahan milik orang lain untuk melaksanakan kegiatan serupa. 119