3.3 Metode Penelitian 3.3.1 Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap RAL dengan 3 perlakuan, yaitu padat tebar 10, 15 dan 20 ekorL dengan
masing-masing 3 ulangan. Model yang digunakan sesuai dengan Steel dan Torrie 1991, yaitu :
ij i
ij
Y
ε τ
μ
+ +
=
Keterangan : Y
ij
= Data hasil pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j μ = Nilai tengah dari pengamatan
τ = Pengaruh aditif dari perlakuan ke-i ε
ij
= Pengaruh galat hasil percobaan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
3.3.2 Pelaksanaan Penelitian 3.3.2.1 Persiapan Wadah
Tahap persiapan wadah meliputi pencucian akuarium, pengeringan akuarium dan pengisian air. Setiap akuarium dicuci bersih kemudian dikeringkan
dan diisi air serta ditempatkan termostat yang diatur pada 29
o
C dan dua titik aerasi untuk suplai oksigen.
3.3.2.2 Penebaran Benih
Penebaran benih dilakukan ketika suhu air di dalam akuarium stabil pada 28-29
o
C yakni setelah didiamkan 2-3 hari untuk menstabilkan kondisi air agar sesuai dengan media pemeliharaan sebelumnya sehingga benih yang ditebar lebih
mudah beradaptasi. Sebelum ditebar dilakukan pengambilan contoh bobot dan panjang benih sebanyak 30 ekorakuarium untuk mengetahui ukuran awal
penebaran. Sesuai dengan rancangan percobaan, jumlah benih yang ditebar pada wadah pemeliharaan untuk perlakuan 10 ekorL sebanyak 300 ekorakuarium,
perlakuan 15 ekorL sebanyak 450 ekorakuarium, dan perlakuan 20 ekorL sebanyak 600 ekorakuarium.
3.3.2.3 Pemberian Pakan
Pakan yang diberikan berupa cacing sutera yang dibersihkan terlebih dahulu dan diletakkan pada wadah dengan air mengalir. Pakan diberikan 2 kali
sehari yaitu pagi dan sore hari secara at satiation sekenyangnya. Sebelum diberikan pakan direndam dalam larutan kalium permanganat untuk mencegah
penyebaran penyakit maupun bakteri dari asal habitat cacing tersebut. Setelah itu, pakan ditimbang dan setelah 1 jam pemberian, pakan yang tersisa ditimbang
kembali.
3.3.2.4 Pengelolaan Kualitas Air
Setiap hari dilakukan penyifonan kotoran dasar akuarium dan pergantian air 75, yaitu 50 pagi dan 25 sore dari total volume air pemeliharaan.
Pergantian air pada pagi lebih besar daripada sore, hal ini dilakukan karena pada malam sebelumnya akumulasi buangan metabolit akan lebih besar dibandingkan
akumulasi buangan metabolit pada pagi hingga sore. Kegiatan tersebut dilakukan sebelum pemberian pakan. Untuk pergantian air digunakan air yang telah
diendapkan dan diaerasi dalam tandon. Pada tandon, digunakan juga termostat sehingga suhu air pada tandon sama dengan suhu air pada akuarium pemeliharaan.
Kotoran pada dasar akuarium dibersihkan dengan cara disedot menggunakan selang berdiameter 58” yang ujungnya dipasang saringan agar ikan tidak tersedot.
Setelah itu dilakukan pembuangan air dengan selang berukuran 34” yang ujungnya dipasang saringan juga sampai volume yang diinginkan kemudian
dilakukan pengisian air yang berasal dari tandon dengan menggunakan pompa secara perlahan. Untuk mengetahui parameter kualitas air dilakukan pengukuran
seminggu sekali, yang meliputi parameter suhu dengan menggunakan termometer, konsentrasi oksigen terlarut DO dengan menggunakan DO-meter, pH dengan
menggunakan pH-meter, amoniak dengan metode phenate, dan alkalinitas dengan metode titrasi.
3.3.2.5 Pengamatan