Dari perhitungan akumulasi data kuesioner, diperoleh nilai 5.195. Hal ini menunjukkan bahwa efektivitas MRP di RSIJCP telah berjalan dengan baik.
Buruk Kurang baik Sedang
Baik Sangat baik
Gambar 15. Penilaian responden terhadap efektivitas di RSIJCP
4.7. Hubungan Antara Efektivitas dan Manajemen Rantai Pasokan
4.7.1. Faktor Pendorong Efektivitas Rantai Pasokan
Faktor-faktor yang mendorong efektifnya sebuah rantai pasokan, antara lain kemampuan pemenuhan kebutuhan, kinerja logistik,
produksi, pendapatan dan laba, biaya-biaya dan kerjasama.
a. Pemenuhan Kebutuhan
Pemenuhan kebutuhan menjadi salah faktor penentu efektifnya sebuah rantai pasokan. Pemenuhan kebutuhan yang
dimaksud adalah bagaimana proses anggota rantai pasokan menyediakan barang sampai ke tangan konsumen. Kegiatan-kegiatan
yang meliputi kegiatan pemenuhan kebutuhan, antara lain pemesanan obat melalui pemasok, penjagaan persediaan barang sediaan di
gudang, dan pendistribusian ke unit farmasi sebagai anggota rantai pasokan yang bertugas mendistribusikan kepada stakeholder RS.
Tidak semua tahapan dari proses pemenuhan kebutuhan berjalan dengan lancar, ada kalanya ditemui kendala-kendala oleh
para anggota rantai pasokan. Khususnya pada divisi logistik, karena divisi ini yang mengatur mulai dari penyediaan, penjagaan sediaan
barang hingga pendistribusian di tahap pertama. Banyaknya obat yang tidak tersedia dalam gudang dan bersifat
mendadak, mengharuskan logistik menyediakan obat tersebut dengan cito. Pembelian obat yang bersifat cito sangat mengganggu
kelancaran pelayanan maupun keuangan RS. Formularium yang belum optimal penerapannya juga terkadang menyulitkan logistik
1.598
5.195
3.996 5.195
2.797
untuk mengikuti standar obat yang harus disediakan. Pergantian penggunaan obat yang cepat oleh dokter menyebabkan banyaknya
persediaan obat yang tidak bergerak di gudang obat, dalam artian tidak didistribusikan kembali kepada layanan farmasi.
b. Logistik
Kinerja logistik menjadi faktor penting dalam menunjang kelancaran rantai pasokan. Dalam kegiatan operasional sangat
dibutuhkan kinerja bermutu dengan keterampilan, keahlian dan disiplin kerja yang tinggi. Apabila tenaga kerja bermutu, maka akan
meningkatkan produktivitas yang berimplikasi pada meningkatnya efektivitas kerja.
Hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan logistik, diantaranya ketepatan pemesanan dan pengiriman obat secara tepat
waktu, jumlah dan mutu. Ketepatan pemesanan dan pengiriman akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan stakeholder RS. Selain itu
kegiatan lain yang berkaitan dengan kinerja logistik adalah pengaturan jadwal yang tepat, perencanaan distribusi ke layanan
farmasi, dan menjalin hubungan baik dengan pemasok. Salah satu kendala yang dihadapi divisi logistik adalah sulitnya
menambah tenaga kerja, karena terkait pada kebijakan divisi SDM. Saat ini divisi logistik memiliki 8 delapan orang tenaga kerja yang
mengatur dan mengawasi pendistribusian obat di RSIJCP, dibantu kepala seksi perbekalan kesehatan dan manajer logistik sebagai
evaluator kinerja secara kontinu. Lambatnya proses turn over tenaga kerja yang dilakukan,
lebih menyulitkan proses regenerisasi bagi divisi logistik. Pada suatu kejadian khusus, dengan tenaga kerja yang dimiliki divisi logistik
harus dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya secara bersamaan. Hal yang paling memungkinkan adalah dengan mempekerjakan
tenaga kerja dengan menambah jam kerja lembur. Penambahan jumlah tenaga kerja sangat diperlukan pada divisi logistik guna
meningkatkan efektivitas kinerja di divisi logistik.
c. Produksi