CITRA DIGITAL PENGOLAHAN CITRA

3 dialirkan melalui pipa yang transparan sehingga kehadiran ikan pada pipa dapat dideteksi satu persatu oleh sensor yang dipasang pada pipa penyaluran. Pada alat tersebut dipasang 4 pipa penyaluran. Hadir dan tidaknya ikan yang melintas sensor tersebut menghasilkan kondisi biner gelap dan terang sehingga keluaran dari sistem sensor menghasilkan pulsa diskrit berbentuk persegi. Hasil dari pembacaan sensor tersebut kemudian dijumlahkan secara paralel untuk memperoleh hasil perhitungan. Pengujian performansi alat penghitung dengan multisensor paralel belum dilaksanakan sehingga belum diketahui seberapa besar akurasi, kecepatan perhitungan, dan keamanan bagi ikan. Rahmat 2006 membuat rancang bangun instrumen sortir ikan otomatis dengan pengolahan citra digital. Hasil dari penelitian tersebut yaitu prototipe alat sortir ikan hidup dengan menggunakan pengolahan citra digital dan komputer sebagai basis kontrol. Alat tersebut terdiri dari bak penampung air, conveyor belt, interupt, CCD kamera, komputer, pengarah aliran, motor servo, motor pompa air, dan sensor optik. Prinsip kerja alat tersebut adalah mengalirkan aliran air ke bak penampung air dengan pompa air, kemudian ikan dimasukkan ke dalam bak tersebut. Ikan secara otomatis akan mengikuti aliran air, tetapi jika prosesnya lambat maka perlu bantuan pekerja. Ikan yang masuk dalam saluran air akan menyentuh interupt yang akan memberikan sinyal ke komputer untuk melakukan pengambilan gambar menggunakan CCD kamera. Setelah ikan terdeteksi oleh interupt kemudian dipindai oleh CCD kamera yang mendeteksi gambar dari ikan yang akan diproses oleh komputer melalui kabel paralel port. Setelah image diolah, komputer menginstruksikan untuk mengaktifkan motor servo yang akan menggerakkan pengarah aliran untuk melakukan sortasi. Ikan yang meluncur pada saluran air akan secara otomatis terhitung ditampilkan dalam sistem informasi pada monitor komputer. Dalam penelitian tersebut tidak dicantumkan hasil dari pengujian alat sehingga tidak diketahui berapa lama perhitungan ikan berlangsung dan akurasi yang dicapai. Saksanni 2008 menggunakan image processing dalam pemutuan dan perhitungan bibit ikan lele pada 3 kondisi pencahayaan yaitu pada ruang terbuka, di bawah naungan sinar matahari, dan di ruang dengan pencahayaan terkondisi. Nilai akurasi yang diperoleh pada pengujian di ruang terbuka dengan parameter luas sebesar 77,78 dan menggunakan parameter panjang sebesar 61,79 . Pengujian di naungan sinar matahari menggunakan parameter luas sebesar 86,67 dan menggunakan parameter panjang sebesar 83,33 . Pengujian di ruang terkondisi menggunakan parameter luas sebesar 87,78 dan menggunakan parameter panjang sebesar 64,44 . Kelemahan pada metode ini yaitu belum mampu mengenali bintik putih pada tubuh ikan lele akibat pemantulan sinar, belum mampu menanggulangi cacat pada citra objek pengolahan akibat riak air, belum mampu mengenali dan memisahkan objek ikan lele yang bersinggungan.

B. CITRA DIGITAL

Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa foto, bersifat analog berupa sinyal-sinyal video seperti gambar pada monitor televisi, atau bersifat digital yang dapat langsung disimpan pada suatu pita magnetik. Komputer digital bekerja dengan angka-angka presisi terhingga, dengan demikian hanya citra dari kelas diskrit-diskrit yang dapat diolah dengan komputer, citra dari kelas tersebut lebih dikenal sebagai citra digital. Citra digital merupakan citra non-fotografik yang direkam dalam bentuk elemen-elemen gambar Purwadhi, 2001. Elemen-elemen gambar pixel menyatakan tingkat keabuan atau tingkat warna yang terekam pada citra. Informasi yang terkandung dalam pixel tersebut bersifat diskrit dengan ukuran 4 Citra masukan Citra digital presisi tertentu. Diskrit dalam pengolahan data nilai keabuan dan titik-titik koordinat dinyatakan dengan presisi angka terhingga.

C. PENGOLAHAN CITRA

Analisa citra image analysis dapat dilakukan melalui dua metode, image processing dan pattern recognition . Image processing adalah sekelompok teknik komputasi untuk menganalisa, peningkatan mutu citra enhacing, kompresi dan rekonstruksi citra. Sistem visual adalah sebuah proses untuk memperoleh pengukuran atau abstraksi dari sifat- sifat geometri dari citra. Komponen yang membentuk sistem visual adalah komponen geometri, pengukuran, dan interpretasi. Pembentukan citra terdiri atas geometri citra yang menentukan suatu titik dalam suatu image, diproyeksikan pada bidang citra sebagai fungsi pencahayaan image dan sifat-sifat permukaan Arymurthy dan Suryana, 1992. Citra digital dapat diperoleh secara otomatis dari sistem perangkat citra digital yang melakukan penjelajahan citra membentuk suatu matrik dimana elemen-elemennya menyatakan tingkat intensitas cahaya pada suatu lingkungan diskrit dari titik. Sistem tersebut merupakan bagian terdepan dari suatu sistem pengolahan citra seperti terlihat pada Gambar 1. Gambar 1. Sistem terdepan dari pengolahan citra Arymurthy dan Suryana, 1992 Citra merupakan sekumpulan titik-titik dari gambar yang berisi informasi warna dan tidak bergantung pada waktu. Umumnya citra dibentuk dari kotak-kotak persegi empat yang teratur sehingga jarak horizontal dan vertikal antar piksel sama pada seluruh bagian citra. Titik-titik tersebut menggambarkan posisi koordinat dan menunjukkan warna citra. Warna citra didapat melalui penjumlahan nilai Red, Green, Blue RGB. Koordinat memberikan informasi warna piksel berdasarkan; brightness ketajaman warna cahaya hitam, abu-abu, putih dari sumber hue corak warna yang ditimbulkan oleh warna merah, kuning, hijau. Citra x,y disimpan dalam memori komputer atau penyimpanan bingkai citra dalam bentuk array N x M dari contoh diskrit dengan jarak sama, sebagai berikut : Sensor Pengubah analog ke digital Komputer digital Penyimpanan Bingkai Citra Monitor Peraga Pixel picture e Angka numerik 1 byt kelabu, berkisar antara terkecil dari data digit adalah sebuah unit da energi dituliskan dalam software dan disebut c Alat masukan sensor citra dari alat in digitasi yang terpisah menggunakan matriks mempunyai keduduka keluaran langsung yan itu, terdapat alat digit sistem penangkapan c format keluaran yang Arymurthy dan Surya f x,y = e element adalah sebuah titik yang merupakan elemen yte dari pixel disebut digital number DN. DN bisa dit ara putih dan hitam gray scale, tergantung level energ gital adalah bit, yaitu angka biner, 0 atau 1. Kumpulan d data yang disebut byte, dengan nilai 0-255. Dalam hal lam satuan byte. Kumpulan byte ini dengan struktur te t citra digital 8-bit. n citra yang umum digunakan adalah CCD charged c t ini menghasilkan keluaran berupa citra analog sehingga h dengan kamera. Alat digitasi ini dapat berupa penjela ks sel yang sensitif terhadap cahaya yang masuk, dima kan yang tetap. Saat ini telah terdapat kamera digit ang berupa digital sehingga tidak diperlukan proses digi gitasi lain yang disebut dengan alat digitasi video. Al citra yang menghasilkan sinyal televisi. Sinyal video ang sesuai standar televisi berwarna seperti NTSC, yana, 1992. 5 n paling kecil pada citra. ditampilkan dalam warna ergi yang terdeteksi. Unit n dari data sejumlah 8 bit l citra digital nilai level tertentu bisa dibaca oleh couple device, dimana ga dibutuhkan perangkat elajahan solid-state yang mana citra yang terekam gital yang menghasilkan igitasi lebih lanjut. Selain Alat ini digunakan pada o analog ini mempunyai C, SECAM serta PAL 6

III. METODE PENELITIAN