Keterampilan kerja FAKTOR DOMINAN DALAM KARAKTERSITIK PEKERJA

34

5.4 FAKTOR DOMINAN DALAM KARAKTERSITIK PEKERJA

5.4.1 Pengetahuan bahaya kerja

Pengetahuan bahaya yang dimaksud adalah wawasan pekerja akan potensi bahaya yang terdapat dalam industri RPH. Parameter bahaya yang diukur mencakup bahaya fisik, bahaya biologi, bahaya ergonomi dan bahaya psikososial. Dari hasil pengukuran Tabel 10 terlihat bahwa kelompok pekerja didominasi oleh kelompok yang tahu akan bahaya 79. Dari bagian tersebut 50-nya merupakan kelompok yang memiliki kesadaran bahaya sedang. Hal ini berarti sebagian besar pekerja telah memiliki pengetahuan dan kesadaran akan bahaya kerja. Dari 13 pekerja 54 yang berkesadaran sedang terdapat 9 pekerja 38 yang berpengetahuan sedang. Hal ini bisa disebabkan oleh latar belakang yang dimiliki oleh para pekerja. Sebagian besar merupakan lulusan SMA 84. Pada tingkat pendidikan tersebut, sebenarnya seseorang sudah mampu mengidentifikasi apakah suatu kondisi berbahaya atau tidak. Hanya saja pada kasus ini, pengukuran pengetahuan bahaya, tidak hanya pada bahaya fisik tetapi juga pada bahaya lainnya seperti bahaya biologi, bahaya ergonomi serta bahaya psikososial. Dengan kata lain, bahaya-bahaya tersebut belum terdefinisi dengan jelas dan belum disadari oleh para pekerja. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ban Hawkins dalam Siahaan 2002 yang menjelaskan sudut pandang pengetahuan yang dimiliki pekerja hanya berpegangan pada pengalaman saja dan terbatas pada lingkungan yang mereka tinggali. Pengetahuan akan bahaya kerja menjadi modal awal bagi para pekerja untuk dapat bekerja dengan aman. Hal tersebut akan menjadi acuan dalam pengambilan keputusan atau tindakan saat bekerja. Semakin baik pengetahuan pekerja, semakin tinggi pula kesadarannya akan suatu kondisi karena banyak hal yang dapat dijadikan pertimbangan dalam dirinya. Pengetahuan penting bagi pekerja, hal ini sesuai dengan Santoso 2004 yang menyebutkan bahwa salah satu penyebab terjadinya kecelakaan kerja disebabkan oleh kurangnya pengetahuan. Oleh karena itu, walaupun pekerja yang berpengetahuan bahaya agak tahu hanya 4 Tabel 10, pemberian penjelasan kepada seluruh pekerja perlu dilakukan. Hal ini bertujuan agar pemahaman akan materi ini seragam sehingga ketika terdapat satu masalah nantinya, dasar pengambilan keputusannya sama. Tabel 10. Tabel kontingensi antara pengetahuan bahaya dengan kesadaran bahaya kerja Pengetahuan bahaya kerja skor Kesadaran akan bahaya kerja Total Baik Sedang Kurang Sangat tahu 9-10 13 29 42 Tahu 7-8 4 50 54 Agak tahu ≤ 6 4 4 Total 17 79 4 100 Nilai jawaban yang benar pada kuisioner Lampiran 5

5.4.2 Keterampilan kerja

Keterampilan kerja yang dimaksud adalah kemampuan pekerja dalam menyelesaikan tugasnya dengan benar dan dalam tempo yang wajar. Hal ini diukur dengan mengidentifikasi keterampilan pekerja di tiap unit proses dalam menyelesaikan tugasnya berdasarkan pengakuan mereka. Dari hasil penelitian Tabel 11 terlihat bahwa dua pertiga pekerja memiliki keterampilan yang baik. Sebagian besarnya didominasi oleh pekerja yang memiliki kesadaran bahaya sedang 54. Masih adanya pekerja yang kurang terampil bisa disebabkan karena adanya sistem ro llin ✃ yang tidak sempurna. 35 Dimana tidak semua pekerja dituntut untuk menguasai semua unit kerja. Padahal Gagne 1967 menyebutkan bahwa setiap pekerja setidaknya harus memiliki dua jenis keterampilan yaitu keterampilan dasar dan keterampilan terintegreasi sebagai sebuah proses menuju tahap terampil. Selain teknik bekerja yang baik, hal lain yang dapat dijadikan parameter dalam melihat ketrampilan seorang pekerja diantaranya kemampuannya dalam identifikasi dan menerapkan konsep-konsep Haigh, 1996 yang diberikan oleh manajer ataupun supervisor. Keterampilan kerja merupakan bagian penting dari pekerja dan dapat berpengaruh terhadap cara mereka bekerja. Pekerja yang terampil akan bekerja lebih teliti tanpa harus mengurangi produktivitas mereka. Hal tersebut terbentuk karena adanya kebiasaan atau repetisi pada tugas yang mereka miliki sehingga setiap pekerja mampu bekerja dengan baik dan aman. Keterampilan juga menggambarkan kemampuan untuk bekerja lebih teliti dan penuh kewaspadaan, baik untuk menjaga kualitas produk ataupun keselamatan dirinya. Dalam industri RPH, pekerja memang dituntut untuk memiliki keterampilan dalam menggunakan pisau dan peralatan lainnya. Bukan hanya agar dapat bekerja dengan aman tetapi juga menjaga kualitas produk. Tabel 11. Tabel kontingensi antara keterampilan kerja dengan kesadaran bahaya kerja Keterampilan kerja Kesadaran akan bahaya kerja Total Baik Sedang Kurang Terampil 8 54 4 67 Kurang terampil 8 25 33 Total 17 79 4 100 Data diolah Lampiran 6

5.4.3 Pengalaman kerja