28
5.2.3 Masa Kerja Pekerja
Masa kerja pekerja Gambar 12 mayoritas berada dalam masa di atas 2 tahun 87. Kondisi ini memberikan informasi bahwa untuk bisa beradaptasi dan menjalankan tugasnya di lapangan
seorang pekerja tidak memerlukan waktu yang lama 2 tahun. Masa kerja tersebut berpengaruh terhadap ketrampilan kerja. Selain itu, masa kerja menentukan kondisi pengalaman seorang pekerja
dalam bekerja di rumah potong hewan. Pengalaman ini yang nantinya membantu pekerja dalam mengidentifikasi bahaya kerja serta menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil tindakan saat
bekerja. Hal ini sesuai dengan Gagne 1967 dalam Sudaryat 2007 yang menjelaskan bahwa pengalaman merupakan akumulasi proses belajar mengajar yang dialami oleh seseorang, yang
menjadi satu dasar pertimbangan dalam menerima ide baru. M asa k erja
p ek erja
1 3 5 8
2 9 2 tahun
2 - 5 tahun 5 tahun
Gambar 12. Sebaran Masa Kerja Pekerja
5.3 PENGETAHUAN TENTANG K3
5.3.1 Pengenalan tentang K3
Memang belum bisa dipastikan bahwa jika pekerja yang pernah mendengar tentang K3 memiliki kesadaran terhadap bahaya kerja. Tetapi pekerja yang pernah mendengar K3 minimal telah
memiliki pengetahuan awal tentang bagaimana menghindari kecelakaan dan bagaimana bekerja dengan aman. Di PT Elders Indonesia masih tedapat 25 pekerja Gambar 13 yang belum pernah
mendengar tentang K3. Hal ini artinya para pekerja tersebut perlu segera dikenalkan tentang pengetahuan dasar K3 karena dikhawatirkan mereka belum dapat mengidentifikasi situasi dan kondisi
bahaya saat bekerja. Dari hasil pengukuran tentang sumber pengetahuan K3 Gambar 14 terlihat bahwa pelatihan menjadi sumber pengetahuan yang dominan bagi pekerja 50. Pelatihan ini ada
yang didapatkan saat bekerja di perusahaan ini, ataupun di tempat mereka bekerja sebelumnya. Selain itu peran manajer dalam mensosialisasikan adanya K3 juga terasa pada perusahaan tersebut didukung
dengan adanya 33 pekerja yang tahu K3 melalui manajer. Pekerja lainnya mendapatkan informasi K3 melalui poster 5, televisi 6 dan majalahbuku 6. Kondisi tersebut memberikan informasi
bahwa masih terdapat pekerja 18 yang belum terfasilitasi dalam mendapatkan informasi. Hal ini terkait dengan cara memperolehnya yang otodidak, dikhawatirkan pekerja belum paham sepenuhnya
tentang apa yang telah mereka ketahui.
29
Gambar 13. Pengetahuan Pekerja Tentang K3
Gambar 14. Sumber Pengetahuan Pekerja Tentang K3
5.3.2 Pengetahuan awal tentang adanya bahaya kerja
Pengetahuan menjadi bagian pendukung dalam pelaksanaan suatu pekerjaan. Hal itu akan menjadi pedoman bagi seseorang dalam mengerjakan sesuatu. Dalam kesehariannya, belum semua
pekerja di PT Elders Indonesia mengetahui bahaya kerja di unit kerja mereka Gambar 15. Hanya 92 yang telah mengetahuinya, dan 8 lainnya belum. Hal ini mengindikasikan bahwa masih
terdapat pekerja yang belum bisa menyadari adanya bahaya kerja di unit kerjanya. Kondisi tersebut seharusnya mendapat perhatian, karena untuk menghindari terjadinya suatu kecelakaan harus didasari
dengan kemampuan pekerja untuk mengidentifikasi suatu kondisi, berbahaya atau tidak. Pekerja yang belum bisa menyadari akan adanya bahaya tersebut harus segera diberi pelatihan K3. Pelatihan ini
bertujuan untuk membuat pekerja mengenal gambaran umum tentang keselamatan kerja serta bagaimana seharusnya bersikap saat bekerja. McCome Toffin 1974 menyatakan bahwa pelatihan
tersebut nantinya akan membuat mereka familiar dengan bahaya yang mungkin terjadi dan dengan semacam latihan serta metode tertentu akan meminimumkan terjadinya kecelakaan. Untuk 92
pekerja yang sudah mengetahui bahaya kerja di unit kerjanya, semuanya merasakan adanya pengaruhnya terhadap cara mereka bekerja. Kondisi tersebut menyebabkan munculnya sikap waspada
dan hati-hati sebagai bentuk pengaruh dari dalam diri pekerja. Hal ini berarti satu langkah untuk mencapai kondisi sadar bahaya telah dialami pekerja yang memiliki pengetahuan bahaya kerja.
30
Gambar 15. Pengaruh Adanya Bahaya Kerja
5.3.3 Penjelasan bahaya kerja