32
Menurut Aminjoyo Supriyanti 1998, perusahaan perlu menyediakan peralatan kerja yang disesuaikan dengan tuntutan kriteria keselamatan kerja di lapangan sebagai jaminan keamanan dan
keselamatan bagi pekerja. Pada prinsipnya perlengkapan kerja ini terdiri dari alat pelindung diri, alat pemantau dan alat penanggulangan. Alat pelindung diri yang disediakan tergantung pada jenis
pekerjaan dan kualifikasi resiko bahaya yang dihadapi. Penjelasan materi ini dilakukan agar pekerja mampu memakai APD dengan benar. Tujuan lainnya adalah agar mereka mengetahui fungsi dan
alasan pemakaian alat tersebut. Pemahaman ini akan membuat mereka memiliki motivasi dalam menggunakan APD yang benar dan menjadi satu bentuk kesadaran bahaya kerja.
5.3.5 Penjelasan tentang pemeliharaan alat pelindung diri APD
Begitu pentingnya pemakaian APD membuat setiap pekerja mendapatkan alokasi satu set peralatan pelindung saat bekerja. Pemeliharaan APD menjadi tanggung jawab setiap pekerja.
Penjelasan tentang pemeliharaan APD bertujuan untuk memberikan informasi bagaimana merawat peralatan tersebut agar dapat terus berfungsi dengan baik. Selain itu juga agar mereka tahu kenapa hal
itu penting dilakukan. Pekerja yang telah mendapatkan penjelasan tentang pemeliharaan APD jumlahnya sebanyak 23
orang Tabel 8. Hal ini karena kegiatan pemeliharaan telah menjadi tanggung jawab personal yang dilakukan rutin setiap bekerja. Oleh karena itu hampir semua pekerja telah mendapatkan penjelasan.
Kegiatan pemeliharaan biasanya dilakukan setiap setelah kegiatan produksi berakhir. Mereka secara bersama-sama membersihkan peralatan pelindung mereka. Kegiatan transfer informasi ini biasa
dilakukan pada saat itu. Walaupun secara formal juga ada mekanisme pemberian materi yang diberikan pada saat pertama kali masuk bekerja 67.
Pemberian materi ini sebagian besar dilakukan oleh supervisor Tabel 9. Hal ini karena supervisor memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa anak buahnya cukup terlatih sehingga
pelatihan dan pendidikan menjadi tanggungjawabnya Binol, 1972. Proses transfer informasi juga dilakukan oleh manajer dan teman sejawat. Proses tersebut dilakukan di sela-sela kegiatan
pemeliharaan berlangsung. Biasanya kegiatan tersebut dilakukan pada pekerja baru. Pemberian materi secara personal memang lebih efektif, baik dalam transfer informasi ataupun proses supervisi
McCome Toffin, 1974.
5.3.6 Tanggap darurat
➪
m
➶
r
➹ ➶
n
➘
y r
➶
sp o
n s
Pengukuran
➴
m
➴
r
➷ ➴
n
➬
y r
➴
sp o
n s
pada penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan respon pekerja terhadap bahaya fisik yang telah diidentifikasi sebelumnya. Terdapat delapan bahaya fisik
yang dijadikan parameter, yaitu terjatuh, tergores pisau, terpotongtertusuk, tersengat listrik, terkena air panas, terkilir, kejang otot dan tertimpa karkas Gambar 16. Angka kecelakaan tertinggi terdapat
pada kategori tergores pisau 28, terkilir 20 dan terjatuh 19. Mayoritas kegiatan yang terdapat dalam industri ini menggunakan pisau. Penggunaan alat yang tidak benar, kurangnya
ketrampilan pekerja serta adanya u n
s
➮ ➱ ➴
➮ ➬
tio n
menyebabkan tangan pekerja tergores pisau. Selain pisau, pekerjaan ini berkaitan dengan beban material yang berat. Beratnya bahan yang ditangani saat
bekerja sering membuat pekerja terkilir. Hal ini biasa terjadi pada saat penimbangan oval dan pemindahan oval, potongan daging dan tulang. Kondisi tersebut bisa juga terjadi akibat postur yang
salah saat menggunakan peralatan. Kecelakaan lainnya yang sering terjadi adalah terjatuh. Hal ini terjadi karena pekerja belum sepenuhnya menguasai dengan desain tata letak yang ada.
Tingkat respon yang diberikan oleh pekerja beragam Gambar 17. Respon yang banyak diberikan pekerja ketika terjadi kecelakaan yaitu segera mencari pertolongan 49 dan menangani
33
sendiri 40. Setiap kecelakaan memiliki tingkat resiko yang berbeda. Terlepas dari tingkat keparahan kecelakaan, pekerja telah mampu memberikan respon yang baik. Hanya 4 pekerja saja
yang memberikan respon panik ketika kecelakaan terjadi. Respon lainnya 7 yang dominan terjadi adalah diam menunggu pertolongan.
Keadaan darurat adalah suatu kejadian yang tidak direncanakan dan tidak diharapkan yang dapat membahayakan jiwa dan kesehatan baik manusia maupun mahluk hidup lain, serta
menimbulkan kerusakan pada bangunan dan harta benda Anonim, 2008. Kondisi tersebut suatu saat bisa terjadi sehingga setiap pekerja harus memiliki kemampuan mengambil keputusan saat hal itu
berlangsung. Beragamnya respon pekerja mengharuskan perusahaan memberikan masukan ke pekerja agar mereka mengerti apa yang harus dilakukan saat keadaan darurat muncul. Pengukuran terhadap
respon pekerja akan keadaan darurat penting dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pekerja mampu memberikan respon yang benar saat kecelakaan terjadi. Jika respon yang
diberikan kurang baik maka perlu dilakukan pelatihan atau pemberian materi agar pekerja mengerti apa yang harus ia lakukan saat kondisi tersebut terjadi.
Gambar 16. Urutan kecelakaan berdasarkan identifikasi bahaya fisik
Gambar 17. Urutan tingkat tanggap darurat pekerja
34
5.4 FAKTOR DOMINAN DALAM KARAKTERSITIK PEKERJA