b b Pengembangan kebijakan pembayaran jasa lingkungan dalam pengelolaan air minum: studi kasus DAS Cisadane Hulu

176 Tabel 5.5 menunjukkan variabel luas lahan, jumlah tanggungan keluarga, menanam pohon, melakukan terasering, jarak ke sumber mata air, dan persepsi terhadap lingkungan nilai MSA pada Tahap 2 mengalami kenaikan dibandingkan pada Tahap 1; sementara itu untuk variabel jumlah usia kerja dalam keluarga dan persepsi terhadap PJL mengalami penurunan nilai MSA-nya, tetapi variabel-variabel tersebut masih tetap dipertahankan untuk dijadikan variabel atau peubah pada analisis regresi lebih lanjut karena nilai MSA tahap 2 tersebut lebih besar daripada nilai 0.5. Berdasarkan analisis faktor dua tahap, maka dapat disimpulkan variabel-variabel luas lahan, jumlah tanggungan keluarga, jumlah usia kerja dalam keluarga, menanam pohon, melakukan terasering, jarak ke sumber mata air, persepsi terhadap lingkungan, dan persepsi terhadap PJL merupakan variabel-variabel yang akan dianalisis dan diduga mempengaruhi perilaku masyarakat terhadap konservasi dengan menggunakan persamaan Model Analisis Perilaku Masyarakat dalam Konservasi Y WTC berikut. Y WTC = β + β 1 X 1 +β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + β 5 X 5 + β 6 X 6 + β 7 X 7 + β 8 X 8 Hasil analisis menunjukkan 59,4 masyarakat di DAS Cisadane hulu melakukan kegiatan konservasi Tabel 5.6 dengan tingkat odds ratio sebesar 1.462 yang dihasilkan dari exp 0.379 = e + ε 0.379 = 1.462. Tabel 5.6 Kesediaan Masyarakat untuk Melakukan Kegiatan Konservasi di DAS Cisadane Hulu 2010 Classification Table

a,b

Observed Predicted melakukan konservasi Percentage Correct Tidak konservasi Ya konservasi Step 0 Melaku- kan kon- servasi Tidak konservasi 13 .0 Ya konservasi 19 100.0 Overall Percentage 59.4 a. Constant is included in the model. 177 Classification Table

a,b

Observed Predicted melakukan konservasi Percentage Correct Tidak konservasi Ya konservasi Step 0 Melaku- kan kon- servasi Tidak konservasi 13 .0 Ya konservasi 19 100.0 Overall Percentage 59.4 a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500 dan .379 yaitu konstanta pada tahap blok awal block = 0 Untuk mengetahui determinasi model dapat dilihat pada Tabel 5.7 Model Summary yang menunjukkan nilai Nagelkerke R Square yang merupakan modifikasi dari koefisien Cox and Snell R square yang nilai maksimumnya bisa mendekati satu dan kisarannya antara 0 dan 1, sama seperti koefisien determinasi R 2 pada persamaan regresi linier berganda. Tabel 5.7 Determinasi Model Y WTC Model Summary Step -2 Log likelihood Cox Snell R Square Nagelkerke R Square 1 30.181 a .335 .452 a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001. Nilai Nagelkerke R Square umumnya cenderung lebih besar daripada nilai koefisien Cox and Snell R square tetapi cenderung lebih kecil dibandingkan dengan nilai koefisien determinasi R 2 pada regresi linier berganda. Pada model ini nilai koefisien Nagelkerke R Square adalah 0.452, sehingga model yang diperoleh relatif baik. Nilai Nagelkerke R Square menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel-variabel penduga dalam menentukan peluang responden bersedia melakukan kegiatan konservasi Y WTC di DAS Cisadane hulu. Tampak dengan Nilai Nagelkerke R Square 45.21, artinya secara bersama-sama, semua variabel penduga menentukan 45.2 peluang responden untuk bersedia melakukan kegiatan 178 konservasi, sementara 54.8 adalah pengaruh variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian. Menurut Mitchell dan Carson 1989 dalam Putri 2002 nilai R square dalam penelitian ekonomi sumberdaya alam dan lingkungan dapat ditolerir sampai dengan 15. Model Y WTC ini relatif baik. Berdasarkan hasil pengolahan data yang dihasilkan pada Variables in the Equation maka model persamaan regresi logistik multinomial perilaku masyarakat terhadap konservasi Y WTC dan besarnya nilai koefisien dari setiap peubah bebas disajikan pada Tabel 5.8. Tabel 5.8 Nilai Koefisien pada Peubah Perilaku Masyarakat terhadap Konservasi di DAS Cisadane Hulu, 2010 Variables in the Equation B S.E. Wald Df Sig. ExpB Step 1 a Luas -1.218 .951 1.639 1 .201 .296 Tanggungan -.209 .468 .200 1 .655 .811 Usiakerja 1.555 1.233 1.591 1 .207 4.734 Pohon 2.739 1.394 3.860 1 .049 15.471 Terasering -.803 1.240 .420 1 .517 .448 Jarak .368 1.073 .118 1 .731 1.445 Persepsi -1.079 1.233 .766 1 .382 .340 Pembayaran 2.530 1.166 4.707 1 .030 12.550 Constant -4.362 2.450 3.172 1 .075 .013 a. Variables entered on step 1: luas, tanggungan, usiakerja, pohon, terasering, jarak, persepsi, pembayaran. Hasil analisis perilaku masyarakat dalam melakukan konservasi atau willingness to conserve Y WTC menghasilkan 8 peubah bebas dengan nilai koefisien masing-masing, sehingga model Y WTC persamaannya adalah: 179 Y WTC = - 4.362 – 1.218 X 1 – 0.209 X 2 + 1.555 X 3 + 2.739 X 4 - 803 X 5 + 0.368 X 6 – 1.709 X 7 + 2.530 X 8 Dengan tanda negatip dari koefisien lahan bahwa terjadi hubungan negatip antara luas lahan dengan perilaku masyarakat terhadap konservasi artinya setiap kenaikan penurunan 1 unit luas lahan yang dimiliki responden menyebabkan terjadinya penurunan kenaikan 1.218 perilaku masyarakat terhadap konservasi; namun untuk variabel bebas yang mempunyai koefisien positip, seperti usia kerja, maka setiap kenaikan penurunan 1 unit usia kerja dalam keluarga mengakibatkan terjadi kenaikan penurunan 1.56 kali perilaku masyarakat terhadap konservasi; dengan kata lain bila terjadi kenaikan perilaku masyarakat terhadap konservasi sebesar 1.56 kali maka terjadi pula kenaikan jumlah usia kerja dalam keluarga, demikian juga untuk peubah bebas lainnya. Berdasarkan hasil sintesis Tabel 5.8 dari model regresi logistik perilaku masyarakat terhadap konservasi Y WTC maka koefisien variabel dari model PMK tersebut yang signifikan adalah variabel menanam pohon dan persepsi terhadap pembayaran jasa lingkungan, berturut-turut nilainya adalah 0.49 dan 0.30 P-Value lebih kecil daripada 0.05 α = 0.05. Dengan demikian hanya ada 2 variabel yang secara signifikan berpengaruh terhadap model Perilaku Masyarakat terhadap Konservasi Y WTC Pengujian terhadap koefisien dari model regresi logistik apakah signifikan ataukah tidak disebut pula Uji Wald Uyanto, 2009. Uji Wald merumuskan bhwa [B:S.E] yaitu menanam pohon dan persepsi terhadap pembayaran jasa lingkungan PJL. 2 . Berarti berdasarkan Tabel 7.8 uji Wald terhadap koefisien peubah bebas menanam pohon adalah [2.739 : 1.394] 2 = 3.860; demikian pula uji Wald terhadap koefisien variabel persepsi masyarakat terhadap PJL adalah [2.530 : 1.166] 2 = 4.707. Adapun untuk nilai odd ratio 180 pada variabel yang signifikan terhadap Y WTC , yaitu untuk koefisien variabel menanam pohon adalah exp [2.739] = e 2.739 = 15.471 dan untuk koefisien variabel persepsi masyarakat terhadap PJL exp [2.530] = e 2.530 Faktor-faktor variabel yang teridentifikasi akan berpengaruh terhadap perilaku perusahaan untuk setuju apakah akan ada kemauan untuk membayar ataukah tidak Y, meliputi : jenis kelamin X = 12.550. Interpretasi atas model PMK adalah bila terjadi kenaikan perilaku masyarakat terhadap konservasi sebesar 2.74 kali maka terjadi pula kenaikan secara signifikan pada upaya untuk menanam pohon; demikian pula bila terjadi kenaikan perilaku masyarakat terhadap konservasi sebesar 2.53 kali maka terjadi pula kenaikan secara signifikan terhadap persepsi masyarakat tentang setuju adanya pembayaran jasa lingkungan PJL.

5.2 Analisis Willingness to Pay