Demografi dan Pertumbuhan Penduduk

109 38 Harga air baku atau disebut HAB adalah harga air yang ditetapkan berdasarkan pada besarnya nilai investasi dalam rangka pengambilan air bawah tanah. 39 Harga dasar air atau disebut HDA merupakan nilai harga dari hasil perkalian antara faktor nilai air dengan harga air baku. 40 Faktor nilai air atau disebut FNA merupakan nilai air yang didapatkan dengan menjumlahkan nilai komponen sumberdaya alam dengan nilai indeks komponen kompensasi pemulihan. IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Demografi dan Pertumbuhan Penduduk

Demografi terkait dengan polulasi penduduk yang berada pada batas wilayah administrasi lokasi penelitian. Wilayah administrasi lokasi penelitian mencangkup satu wilayah provinsi, yaitu Provinsi Jawa Barat dengan satu kabupaten, yaitu Kabupaten Bogor, dan satu kota yaitu Kota Bogor. Perkembangan populasi penduduk di kota Bogor mengalami pertumbuhan rata-rata tahunan yang berarti dengan laju pertumbuhan 4.31 dengan proporsi jumlah penduduk perempuan laju pertumbuhannya sebesar 4.51 lebih besar daripada laki-laki yang laju pertumbuhannya sebesar 4.11 selama periode 2005 – 2009. Adapun pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun paling rendah pada periode 2007 – 2008 sebesar 1.23, sedangkan paling tinggi pada periode 2008 – 2009 sebesar 10.46 menyusul pada periode terakhir 2006 – 2007 sebesar 7.40 untuk kota Bogor. Sementara itu Perkembangan populasi penduduk di kabupaten Bogor mengalami pertumbuhan rata-rata tahunan dengan laju pertumbuhan 1.74 dengan proporsi jumlah penduduk laki-laki laju pertumbuhannya sebesar 1.84 sedikit lebih besar daripada perempuan yang laju 110 pertumbuhannya sebesar 1.63 selama periode 2005 – 2009. Adapun pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun paling rendah pada periode 2006 – 2007 sebesar 0.53, sedangkan paling tinggi pada periode 2004 – 2005 sebesar 3.97 menyusul pada periode terakhir 2008 – 2009 sebesar 3.87 untuk kabupaten Bogor, sebagaimana disajikan pada perkembangan penduduk Kota Bogor dan Kabupaten Bogor Tabel 4.1. Berdasarkan analisis atas laju pertumbuhan penduduk, maka pertumbuhan rata-rata penduduk selama periode 2005 – 2009 di Kota Bogor lebih tinggi yaitu dengan laju pertumbuhan rata-rata tahunan sebesar 4.31 dibandingkan dengan Kabupaten Bogor dengan laju pertumbuhan rata-rata tahunan sebesar 1.74. Dengan kata lain laju pertumbuhan penduduk Kota Bogor 2.48 kali lebih besar daripada laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Bogor. Hal ini menunjukkan bahwa selama kurun waktu 2005 – 2009 populasi penduduk di Kota Bogor cenderung jauh lebih cepat meningkat pertumbuhan tahunan penduduknya dibandingkan dengan populasi di Kabupaten Bogor. Tabel 4.1 Perkembangan Penduduk Kota Bogor dan Kabupaten Bogor, 2005 – 2009 No. Daerah 2005 2006 2007 2008 2009 1. Kota Bogor: Laki-laki Perempuan Jumlah 441.926 413.159 855.085 437.742 435.397 879.139 481.692 462.513 944.205 486.606 469.182 955.788 540.495 515.239 1.055.734 2. Pertumbuhan Penduduk 2,83 2,81 7,40 1,23 10,46 3. Kabupaten Bogor : Laki-laki Perempuan Jumlah 2.085.587 2.015.347 4.100.934 2.163.853 2.051.583 4.215.436 2.185.809 2.066.029 4.251.838 2.243.375 2.059.599 4.302.974 2.285.037 2.184.636 4.469.673 4. Pertumbuhan Penduduk 3,94 2,80 0,53 1,53 3,87 Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bogor Dinas Kependudukan Kabupaten Bogor, April 2010 111 Perkembangan penduduk di kecamatan sampel di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor disajikan pada Tabel 4.2. Berdasarkan Tabel 4.2 kondisi di Kota Bogor bahwa secara keseluruhan pertumbuhan penduduk rata-rata tahunan lebih rendah dari rata-rata tahunan se-Kota Bogor. Namun pertumbuhan penduduk rata-rata tahunan di Kecamatan Bogor Tengah dibandingkan dengan rata-rata jumlah penduduk kecamatan sampel lebih tinggi yaitu 2.86 dibandingkan 1.34. Adapun proporsi jumlah penduduk di kecamatan sampel bila dibandingkan dengan jumlah penduduk di Kota Bogor adalah rata-rata selama lima tahun 2005 – 2009 sebesar 46.60. Tabel 4.2 Jumlah Penduduk di Lokasi Sampel No. Lokasi Kecamatan Sampel Tahun Tingkat r Pertum- buhan Tahun- an 2005 2006 2007 2008 2009 1. Bogor Selatan 166.745 157.052 170.909 172.320 173.743 0,83 2. Bogor Tengah 103.176 97.040 106.075 115.270 118.790 2,86 3. Bogor Barat 190.421 174.513 195.808 197.637 199.483 0,93 Jumlah kecamatan Sampel 460.342 428.605 472.792 485.227 492.016 1,34 Total Kota Bogor 855.085 879.139 944.205 955.788 1.055.734 4,31 1. Ciawi 83.966 93.442 92.510 85.826 93.689 2,22 2. Caringin 99.708 111.603 109.589 101.631 109.701 1,93 3. Cijeruk 68.504 74.607 75.083 69.884 75.687 2,01 4. Cigombong 74.824 84.195 83.030 81.501 83.250 2,16 5. Tamansari 78.387 84.332 81.934 79.658 84.954 1,62 6. Ciomas 114.599 127.087 128.738 117.553 130.148 2,58 Jumlah kecamatan Sampel 519.988 575.266 570.884 536.053 577.429 2,12 Total Kabupaten 4.100.934 4.215.436 4.251.838 4.302.974 4.469.673 1,74 112 Bogor Sumber: BPS Kota Bogor Dalam Angka 2005, 2006, 2007, 2008, dan 2009; BPS Kabupaten Bogor Dalam Angka, 2005, 2006, 2007, 2008, dan untuk Tahun 2009 dari Dinas Kependudukan Kabupaten Bogor Pertambahan penduduk rata-rata tahunan di kecamatan sampel tertinggi adalah di Kecamatan Ciomas sebesar 2.58, menyusul Ciawi 2.22, Cigombong 2.16, Cijeruk 2.01, Caringin 1.93, dan Tamansari 1.62; sementara itu pertumbuhan jumlah penduduk di seluruh Kecamatan sampel di Kabupaten Bogor sebesar 2.12 yang lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk rata-rata tahunan Kabupaten Bogor 1.74. Dengan demikian hanya Kecamatan Tamansari yang perkembangan penduduk rata-rata tahunan lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan rata-rata tahunan Kabupaten Bogor, sementara itu lima kecamatan sampel lainnya lebih tinggi. Apabila dilihat dari pertumbuhan jumlah penduduk di seluruh kecamatan sampel di Kabupaten Bogor rata-rata tahunan sebesar 2.12, ternyata dua kecamatan yang pertumbuhannya lebih besar, yaitu Kecamatan Ciomas 2.58 dan Kecamatan Ciawi 2.22, sedangkan kecamatan sampel lainnya lebih rendah rata-rata tahunannya. Proporsi jumlah penduduk di kecamatan sampel bila dibandingkan dengan jumlah penduduk di Kabupaten Bogor adalah rata-rata selama lima tahun 2005 – 2009 sebesar 13.02.

4.2 Perekonomian Makro Kota Bogor dan Kabupaten Bogor