186 PJL
12. Persepsi pentingnya Kemauan Membayar
WTP 0.556
0.567
a
0.625
a a
13. Jarak Rumah ke Sumber Air Baku
0.500 0.481
a
-
a
14. Pengalaman atau Lama Bekerja
0.687 0.687
a
0.670
a a
Sumber : Lampiran Tabel 5.4 Keterangan :
a
Measure of Sampling Adequacy MSA
Hasil pengolahan data atau sintesis model Y
WTP
bahwa terdapat 61,11 setuju bahwa perusahaan pemanfaat air minum berkemauan untuk
membayar jasa lingkungan WTP, sebagaimana disajikan pada Tabel 5.14 dengan tingkat odds ratio sebesar 1.571 yang dihasilkan dari exp 0.452 =
e
0.452
= 1.571.
Tabel 5.14
Kemauan Perusahaan untuk Membayar Jasa Lingkungan di DAS Cisadane Hulu, 2010
Classification Table
a,b
Observed
Predicted Analisis WTP Perusahaan
Percentage Correct
Tidak setuju Ya setuju
Step 0
Analisis WTP Perusahaan
Tidak setuju
14 .0
Ya setuju
22 100.0
Overall Percentage
61.1
a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500 dan .452 konstanta pada tahap step awal step = 0
Untuk mengetahui determinasi model dapat dilihat pada Tabel 5.15 Model Summary yang menunjukkan nilai Nagelkerke R Square yang
merupakan modifikasi dari koefisien Cox and Snell R square yang nilai
187 maksimumnya bisa mendekati satu dan kisarannya antara 0 dan 1, sama
seperti koefisien determinasi R
2
pada persamaan regresi linier berganda. Tabel 5.15 Determinasi Model Y
WTP
Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox Snell R Square Nagelkerke R Square
1 20.802
a
.532 .721
a. Estimation terminated at iteration number 8 because parameter estimates changed by less than .001.
Nilai Nagelkerke R Square Pada model ini nilai adalah 0.721, dimana nilainya mendekati angka satu sehingga model ini relatif lebih baik. Nilai
Nagelkerke R Square menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel- variabel penduga dalam menentukan peluang responden bersedia
membayar WTP. Tampak dengan Nilai Nagelkerke R Square 72.1, artinya secara bersama-sama, semua variabel penduga menentukan 72.1
peluang responden untuk bersedia membayar, sementara 27.9 adalah pengaruh variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian. Menurut Mitchell
dan Carson 1989 dalam Putri 2002 niali R square dalam penelitian ekonomi sumberdaya alam dan lingkungan dapat ditolerir sampai dengan
15. Model Y
WTP
ini relatif lebih baik. Hasil pengolahan dan sintesis data menghasilkan Variables in the
Equation yang merupakan nilai koefisien dari setiap peubah pada model persamaan regresi logistik Y
WTP
sebagaimana disajikan pada Tabel 5.16. Tabel 5.16 Nilai Koefisien pada Peubah Perilaku Perusahaan
dalam Kesediaan untuk Membayar Jasa Lingkungan di DAS Cisadane Hulu, 2010
Variables in the Equation
B S.E.
Wald Df
Sig. ExpB
188 Step 1
a
Umur -1.995
1.433 1.938 1
.164 .136
Pendidikan 3.375
1.653 4.170 1
.041 29.235 Tanggungan
.224 .446
.252 1
.616 1.251
Pekerjaan 3.831
3.092 1.536 1
.215 46.109 Pendapatan
-1.285 1.370
.879 1
.348 .277
PandanganPJL -.453
1.754 .067
1 .796
.636 PMasyarakat
-.624 1.028
.369 1
.543 .536
MasyKonservasi 1.522
1.093 1.938 1
.164 4.581
Insentif .079
1.057 .006
1 .941
1.082 PersepsiWTP
.561 .726
.598 1
.439 1.752
Pengalaman .371
.318 1.363 1
.243 1.450
Constant -16.773 11.272 2.214
1 .137
.000 a. Variables entered on step 1: Umur, Pendidikan, Tanggungan, Pekerjaan,
Pendapatan, PandanganPJL, PMasyarakat, MasyKonservasi, Insentif, PersepsiWTP, Pengalaman.
Berdasarkan pada Tabel 5.16 selanjutnya dapat ditentukan model persamaannya sebagai berikut.
Y
WTP
= – 16.773 – 1.995 X
1
+ 3.375 X
2
+ 0.224 X
3
+ 3.831 X
4
– 1.285 X
5
– 0.453 X
6
– 0.624 X
7
+ 1.522 X
8
+ 0.079 X
9
+ 0,561 X
10
+ 0,371 X
Dengan tanda negatip dari koefisien umur responden bahwa terjadi hubungan negatip antara umur responden dengan WTP artinya setiap
kenaikan penurunan 1 unit umur responden menyebabkan terjadinya penurunan kenaikan 1.995 kemauan untuk membayar WTP; namun untuk
variabel bebas yang mempunyai koefisien positip, seperti tingkat pendidikan responden, maka setiap kenaikan penurunan 1 unit tingkat pendidikan
dalam keluarga mengakibatkan terjadi kenaikan penurunan 3.375 kali kemauan untuk membayar WTP; dengan kata lain bila terjadi kenaikan
11
189 kemauan untuk membayar jasa lingkungan dari para pengguna atau
pemanfaat air minum WTP sebesar 3.375 kali maka tingkat pendidikan responden terjadi pula kenaikannya, demikian juga untuk peubah bebas
lainnya. Berdasarkan hasil analisis dari model regresi logistik Y
WTP
maka koefisien variabel dari model WTP tersebut yang signifikan adalah variabel
pendidikan yaitu sebesar 0.041 P-Value lebih kecil daripada 0.05 α =
0.05. Dengan demikian hanya ada 1 variabel yang secara signifikan berpengaruh terhadap model WTP yaitu variabel tingkat pendidikan
responden. Pengujian terhadap koefisien dari model regresi logistik apakah
signifikan ataukah tidak disebut pula Uji Wald Uyanto, 2009. Uji Wald merumuskan bhwa [ B:S.E ]
2
. Berarti berdasarkan Tabel 6.15 uji Wald terhadap koefisien variabel pendidikan responden [ 3.375 : 1.653 ]
2
= 4.170; Adapun untuk nilai odd ratio pada variabel yang signifikan terhadap WTP,
yaitu untuk koefisien variabel pendidikan adalah exp [3.375] = e
3.375
Interpretasi atas model Y =
29.235.
WTP
adalah bila terjadi kenaikan WTP sebesar 3.375 kali maka terjadi pula kenaikan secara signifikan pada tingkat
pendidikan responden atau setiap terjadi kenaikan 1 satu unit tingkat pendidikan pada para pengguna sumberdaya air minum akan
mengakibatkan terjadi kenaikan 3.375 kali kemauan untuk membayar WTP jasa lingkungan hidrologis. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
tingkat pendidikan responden para pengguna atau pemanfaat air minum mempunyai nilai signifikan terhadap kemauan untuk membayar jasa
lingkungan atas pemanfaatan air minum yang dikelolanya. Artinya dengan tingkat pendidikan yang lebih baik akan mendorong pemanfaat atau
190 pengguna sumberdaya air minum untuk melaksanakan kemauan membayar
WTP atas pemanfaatan jasa lingkungan yang ada di sekitar sumber air baku di daerah DAS Cisadane hulu.
Nilai rataan WTP pengelola air minum diperoleh berdasarkan metode valuasi kontingen CVM dengan kehendak dan secara bebas dari
responden dalam menjawab pertanyaan tentang nilai WTP; sekalipun pertanyaan telah dibuat dengan terstruktur dan sistematis serta sederhana,
namun banyak diantara responden menetapkan sendiri nilai besaran WTP sesuai dengan pengetahuan, latar pendidikan, pengalaman dan lama
bekerja sehingga lebih menguasai apa yang menjadi keinginan untuk membayar jasa lingkungan dan menetapkan nilainya, terkadang ada pula
yang menyatakan setuju tetapi tidak memberikan nilai. Berdasarkan hasil wawancara secara terstruktur dengan para
pemanfaat atau pengusaha dan pengambil keputusan atau karyawan di perusahaan air minum tentang kesediaan untuk membayar jasa lingkungan
WTP kemudian dianalisis untuk mencari rataan WTP dan hasil sintesis menunjukkan bahwa nialai rataan WTP pengelola perusahaan air minum di
DAS Cisadane hulu adalah sebesar Rp1 538.65 per m
3
. Artinya setiap perusahaan pengelolaan air minum memproduksi satu meter kubik air maka
perusahaan bersedia membayar Rp1 538.65 sebagai imbal jasa lingkungan dalam keberlanjutan usaha pengelolaan air minum yang secara visual grafis
disajikan pada Gambar 5.1.
191
Gambar 5.1 Keragaan Nilai WTP dan Rataan WTP
5.3 Analisis Willingness to Accept