Kesimpulan Pengembangan kebijakan pembayaran jasa lingkungan dalam pengelolaan air minum: studi kasus DAS Cisadane Hulu

223 VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

1 Apresiasi masyarakat di DAS Cisadane hulu hubungannya dengan pembayaran jasa lingkungan adalah 1 sebanyak 59.4 bersedia melakukan kegiatan konservasi, 2 54.3 masyarakat bersedia menerima pembayaran jasa lingkungan, dan 61.1 perusahaan pemanfaat air minum bersedia membayar jasa lingkungan. 2 Pengelolaan air minum di DAS Cisadane hulu menunjukkan bahwa kerangka filosofis ekosentrisme belum ditemukan namun yang ada cenderung masih antroposentrisme dengan dominannya aktor swasta yang berorientasi pada manfaat ekonomi semata. Karena itu temuan studi merekomendasikan bahwa pilihan pengembangan kebijakan PJL dalam pengelolaan air minum agar memberikan insentif yang adil dan lebih merata kepada masyarakat untuk kepentingan mempertahankan kawasan konservasi dan resapan air dengan tetap melakukan diversifikasi usahatani agar pendapatan masyarakat meningkat. 3 Peubah bebas yang menentukan keputusan masyarakat apakah melakukan konservasi ataukah tidak melakukan konservasi di DAS Cisadane hulu adalah: 1 luas lahan, 2 jumlah tanggungan keluarga, 3 jumlah usia kerja dalam keluarga, 4 menanam pohon, 5 melakukan terasering, 6 jarak dari lahan ke sumber air baku, 7 persepsi terhadap lingkungan, dan 8 persepsi terhadap PJL; peubah bebas yang berpengaruh nyata signifikan adalah: 1 menanam pohon, dan 2 persepsi terhadap PJL bahwa masyarakat setuju perlunya pembayaran jasa lingkungan, masing-masing nilai signifikansi 0.049 dan 0.030 pada tingkat kepercayaan 95. 4 Peubah bebas yang menentukan keputusan perusahaan pengelola air minum apakah bersedia membayar WTP ataukah tidak bersedia membayar di DAS Cisadane hulu adalah: 1 umur responden, 2 224 tingkat pendidikan, 3 jumlah tanggungan keluarga, 4 jenis pekerjaan, 5 pendapatan, 6 pandangan terhadap PJL, 7 pandangan terhadap masyarakat di hulu, 8 pandangan terhadap masyarakat dalam melakukan konservasi, 9 insentif bagi masyarakat di hulu, 10 persepsi pentingnya kemauan membayar, dan 11 pengalaman atau lama bekerja; peubah bebas yang berpengaruh nyata signifikan adalah tingkat pendidikan responden dengan nilai signifikansi sebesar 0.041 pada tingkat kepercayaan 95. 5 Peubah bebas yang menentukan keputusan masyarakat bersedia menerima pembayaran WTA ataukah tidak bersedia di DAS Cisadane hulu adalah: 1 jenis kelamin responden, 2 tingkat pendidikan, 3 jumlah tanggungan dalam keluarga, 4 jenis pekerjaan, 5 pendapatan, 6 jarak dari rumah ke sumber air baku, 7 persepsi atas insentif PJL, 8 persepsi adanya WTP 9 pandangan atau pemahaman terhadap pembayaran jasa lingkungan, dan 10 pentingnya konservasi di hulu; peubah bebas yang berpengaruh nyata signifikan adalah tingkat pendapatan responden dengan nilai signifikansi sebesar 0.037 pada tingkat kepercayaan 95. 6 Nilai rataan kesediaan perusahaan membayar WTP jasa lingkungan adalah Rp1 538.65 per m 3 dan nilai rataan kesediaan menerima WTA adalah Rp1 589.29 per m 3 sebagai PJL yang dapat diterima masyarakat untuk memperkecil resiko kerusakan lingkungan di daerah hulu DAS Cisadane. Dengan demikian hasil penelitian ini, menetapkan nilai rataan WTP-WTA sebesar Rp1 563.97 per m 3 sebagai basis perhitungan tentang nilai pembayaran jasa lingkungan PJL danatau imbal jasa lingkungan di DAS Cisadane hulu oleh Pemerintah terhadap para pengelola air users pay principle untuk masyarakat di hulu karena terdapat potensi dana kompensasi sebagai biaya konservasi untuk penyedia jasa di wilayah hulu dari berbagai kelompok pengelola usaha air minum sebagai pengguna jasa lingkungan users pay principle, yaitu Rp 108.70 miliar per tahun. 225

7.2 Saran