Penentuan Nilai emp Terpilih Nilai Rata-rata emp

Hasil Regresi Linier Berganda Basis Kecepatan di Jln. A.R Hakim arah Teladan pada tabel 5.19 dan arah Aksara tabel 5.20 tidak Memenuhi ketentuan Uji Statistik maka hasil tidak dapat digunakan. Pada basis kecepatan nilai emp untuk tiap jenis kendaraan dicari dengan membagi koefisien tiap jenis kendaraan dengan koefisien LV, maka hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 5.22: Nilai emp basis kecepatan yang terpilih Lokasi Nilai emp R 2 LV HV MC BCK Arah Teladan 1 2.14 0.4 0.48 0.941 Dari tabel 5.18 dan 5.22 dapat dilihat bahwa ada perbedaan nilai emp arah Teladan dan emp arah Aksara, hal ini dikarenakan karakteristik lalu lintas, komposisi kendaraan dan kecepatan lalu lintas yang berbeda antara kedua tempat.

V.3.3 Penentuan Nilai emp Terpilih

Nilai emp dari Tabel 5.18 dan 5.22 masih terdapat 2 nilai emp untuk tiap lokasi, karena proses perhitungannya digunakan 2 metode basis yang berbeda. Untuk itu perlu kiranya menentukan mana nilai yang akan dipilih sebagai patokan untuk perhitungan volume lalu lintas. Ketentuan Uji statistik menjadi pertimbangan utama untuk menetukan nilai emp yang akan dipilih adalah sebagai berikut : a. Jika error signifikannya 0,05, maka koefisien tidak bisa dipakai, b. Jika R mendekati 1 atau -1, maka persamaan regresi hubungan linier sempurna Dari kedua ketentuan tersebut maka dapat kita tentukan : Universitas Sumatera Utara a. Arah Teladan nilai emp yang dipilih adalah hasil regresi linier berganda dengan basis kapasitas. Hal ini dikarenakan nilai probabilitas emp basis kecepatan tidak ada nilai 0,05 maka nilai emp dari basis kecepatan dapat diabaikan. Nilai emp yang direkomendasikan sebagaimana tabel 5.23 dibawah ini: Tabel 5.23 : Emp yang dipilih pada ruas Jalan A.R Hakim arah Teladan Lokasi Nilai emp R 2 LV HV MC BCK Arah Teladan 1 1.746 0.536 1.184 0.825 b. Arah Aksara nilai emp yang dipilih adalah hasil regressi linier berganda basis kapasitas. Hal ini dikarenakan nilai probabilitas emp basis kecepatan tidak ada 0,05, maka nilai emp dari basis kecepatan dapat diabaikan. Nilai emp yang dipilih sebagaimana tabel 5.24 dibawah ini: Tabel 5.24 Emp yang dipilih pada ruas Jalan A.R Hakim arah Aksara Lokasi Nilai emp R 2 LV HV MC BCK Arah Aksara 1 2.242 1.061 1.104 0.747

V.3.4 Nilai Rata-rata emp

Agar nilai emp dapat menjadi acuan pada saat perhitungan lalu lintas pada jalan A.R Hakim secara keseluruhan maka perlu adanya satu nilai emp yang dapat mewakili tiap jenis kendaraan. Untuk mendapatkan satu nilai emp yang mewakili, maka dicari rata-rata nilai emp pada kedua titik survai. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.25 : Rekapitulasi hasil pemilihan emp Jenis Kendaraan emp Jumlah Kendaraan Arah Teladan Arah Aksara Arah Teladan Arah Aksara LV 1 1 4503 4481 HV 1.746 2.242 90 132 MC 0.536 1.061 14790 13891 BCK 1.184 1.104 2717 2621 Dari data yang ada pada tabel 5.25 maka dapat dicari rata-rata emp tiap jenis kendaraan sebagai berikut : a. HV Jumlah kendaraan arah Teladan 90 dengan emp 1.746 Jumlah kendaraan arah Aksara 132 dengan emp 2.242 emp HV rata-rata = 90 1.746 + 132 2.242 90 +132 = 2.04 b. MC Jumlah kendaraan arah Teladan 14790 dengan emp 0.536 Jumlah kendaraan arah Aksara 13891 dengan emp 1.061 emp MC rata-rata = 14790 0.536 +13891 1.061 14790 +13891 = 0.79 c. Becak Jumlah kendaraan arah Teladan 2717 dengan emp 1.184 Jumlah kendaraan arah Aksara 2621 dengan emp 1.104 Universitas Sumatera Utara emp BCK rata-rata = 2717 1.184 +2621 1.104 2717 +2621 = 1.15 Dari hasil analisis lapangan maka bila dibandingkan dengan nilai emp pada MKJI 1997 yaitu: Tabel 5.26 : Perbedaan nilai emp MKJI 1997 dan emp lapangan Jalan 4 lajur 2 arah terbagi kendjam LV HV MC BCK Emp MKJI 1997 1.050 1 1.2 0.25 - Emp lapangan Jln. A.R Hakim 1.050 1 2.04 0.79 1.15 Terjadi perbedaan antara ketiga nilai emp yang terjadi karena : a. emp pada MKJI tahun 1997 merupakan rangkuman dari berbagai tipikal lalu lintas dibeberapa kota di Indonesia dan emp lapangan merupakan potret kondisi aktual pada satu lokasi. b. Perbedaan pada ke dua nilai emp karena adanya perbedaan volume dan komposisi tiap jenis kendaraan yang menjadi variabel.

V.4. Perbandingan Nilai emp di Kota Medan