keinginan dan perilaku seseorang. Culture, mengkompromikan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari seseorang secara terus-menerus
dalam sebuah lingkungan. a. Subculture
Sekelompok orang yang berbagi sistem nilai berdasarkan persamaan pengalaman hidup dan keadaan, seperti kebangsaan, agama, dan daerah.
Meskipun konsumen pada negara yang berbeda mempunyai suatu kesamaan, nilai, sikap, dan perilakunya seringkali berbeda secara dramatis.
b. Social Class Pengelompokkan individu berdasarkan kesamaan nilai, minat, dan perilaku.
Kelompok sosial tidak hanya ditentukan oleh satu faktor saja misalnya pendapatan, tetapi ditentukan juga oleh pekerjaan, pendidikan, kekayaan,
dan lainnya.
2.4. Electronic Commerce
Electronic commerce e-commerce meliputi seluruh proses dari pengembangan, pemasaran, penjualan, pengiriman, pelayanan, dan pembayaran untuk berbagai
produk dan jasa yang diperjualbelikan dalam pasar global berjaringan para pelanggan. Perusahaan-perusahaan yang bergantung pada e-commerce baik sebagai pembeli
atau penjual bergantung pada teknologi berbasis internet, dan aplikasi serta
Universitas Sumatera Utara
layanan e-commerce untuk menyelesaikan proses pemasaran, penemuan produk, pemrosesan transaksi, dan proses layanan pelanggan serta produk O’ Brien, 2005.
Menurut O’ Brien 2005, ada 3 tiga kategori dalam e-commerce, yaitu : 1. E-commerce Business-to-Consumer B2C
Dalam bentuk ini, perusahaan harus mengembangkan pasar elektronik yang menarik untuk menjual berbagai produk dan jasa ke para pelanggan. Agar perusahaan
e-commerce Business-to-Consumer B2C dapat berhasil dengan cara menciptakan usaha bisnis web yang menawarkan berbagai produk dan jasa
yang menarik untuk para pelanggannya. 2. E-commerce Business-to-Business B2B
Kategori ini melibatkan pasar e-business dan hubungan pasar langsung antar perusahaan. Aplikasi e-commerce Business-to-Business B2B meliputi katalog
elektronik, jual-beli, dan pasar lelang yang menggunakan situs web serta portal internet untuk menyatukan para pembeli dan penjual, pertukaran data elektronik,
dan transfer dana elektronik. 3. E-commerce Consumer-to-Consumer C2C
Keberhasilan besar dari lelang online, tempat para pelanggan dan juga perusahaan dapat membeli serta menjual ke satu sama lain dalam proses situs
web lelang menjadikan Consumer-to-Consumer C2C sebagai sebuah strategi bisnis e-commerce yang penting. Iklan personal produk dan jasa untuk membeli
Universitas Sumatera Utara
dan menjual oleh para pelanggan di situs elektronik, portal e-commerce pelanggan atau situs web personal juga merupakan bentuk e-commerce Consumer-to-
Consumer C2C yang penting lainnya.
2.5. Online Shopping
Lee dan Lin 2005 menyatakan bahwa “Online shopping adalah sebuah proses yang kompleks yang bisa dibagi ke dalam beberapa sub proses, seperti pencarian
informasi dan transaksi secara online”. Menurut Lohse dan Spiller 1998, dengan menggunakan internet yang
didasarkan pada lingkungan e-commerce memungkinkan konsumen untuk mencari informasi dan membeli produk atau jasa melalui interaksi langsung dengan toko
online. Selanjutnya Li dan Zhang 2006 menyatakan bahwa terdapat 5 lima tahap
proses pembelian produk dan jasa pada online shopping, yaitu : konsumen yang potensial menyadari awareness untuk membeli kebutuhan akan barang dagangan
atau jasa, mereka pergi ke internet dan mencari informasi yang terkait. Pada saat aktif mencari, pada saat yang sama, konsumen yang potensial, ditarik untuk membeli
dengan informasi tentang produk atau jasa yang dibutuhkan. Mereka lalu mengevaluasi alternatif dan memilih satu yang terbaik yang sesuai dengan kriteria
Universitas Sumatera Utara
yang dibutuhkan. Akhirnya, sebuah transaksi dihubungkan dan disediakan jasa penjualan melalui pos.
Adapun atribut dari online shopping menurut Lohse dan Spiller 1998, mengkategorikan toko ke dalam 4 empat grup, yaitu :
1. Produk Konsumen memperhatikan informasi tentang kuantitas, kualitas, dan variasi
produk dari nama merek atau reputasi dari toko. Toko online yang jumlah produknya sangat banyak ternyata kurang efektif dalam penjualan dibandingkan
dengan toko online yang jumlah produknya sedikit. Hal ini dimungkinkan karena konsumen kesulitan menemukan produk yang mereka cari dalam toko besar atau
yang jumlah produknya sangat banyak. Sebagaimana pada kertas katalog, konsumen tidak bisa berinteraksi langsung
dengan produk sebagai contoh, mereka tidak bisa menyentuh produk dan mencoba ukuran produk. Kebanyakan pemasar tidak memasukkan gambaran
yang lengkap tentang sebuah produk. 2. Jasa
Selain barang yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, terdapat juga produk jasa yang mempengaruhi minat pembelian konsumen. Perusahaan memproduksi jasa
sebagai suatu produk atau sebagai suatu pelengkap yang ditawarkan bersamaan dengan barang untuk menarik konsumen.
Universitas Sumatera Utara
3. Promosi Penjualan dari banyaknya pengunjung toko, dipengaruhi oleh promosi.
Promosi pada toko, termasuk di dalamnya adalah majalah dengan artikel produk terkait, dan lainnya. Iklan memiliki banyak bagian pada web.
4. Kenyamanan Layout toko, fitur organisasi, dan mudah digunakan adalah bagian dari kenyamanan.
Fitur kenyamanan juga mengelola harapan konsumen. Terkadang sulit untuk menentukan sebuah status proses pembelian secara online, seperti melakukan
download sebuah data yang besar.
2.6. Pemasaran Relasional Relationship Marketing