Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013
27
muatannya. Sebelah kiri atas berisi tulisan SP2010-WA, sebelah kanan atas berisi kode wilayah. Bagian sebelah kanan adalah kotak keterangan legenda yang antara
lain berisi informasi nama wilayah mulai desakelurahan hingga pulau, arti garis dan arti simbol-simbol lain yang tertera pada gambar sketsa peta. Informasi batas wilayah
terdiri dari batas wilayah desa dan satuan lingkungan setempat SLS tingkat 1 ditulis dengan warna merah, sedangkan batas blok sensus BS ditulis dengan warna hijau.
SLS ini dapat berupa Rukun Tetangga RT, Rukun Warga RW, Jorong, Korong, Lingkungan, Dusun, atau nama lain yang berlaku di wilayah setempat.
b. Daftar SKP13-P 1 Daftar SKP13-P di print pada kertas ukuran A4 bolak-balik di BPS
KabupatenKota.Untuk keperluan penyalinan hasil snowballingdari Lembar Pembantu ke daftar SKP13-PBlok V,tambahkan print satu lembar kosongBlok V
bolak-balik. 2 Untuk 1 satu desakelurahan yang menggunakan 2 dua PCL, maka Daftar SKP13-
P harus di print rangkap 2 dua. c. Lembar Pembantu
1 Lembar Pembantu di cetak di BPS KabupatenKota. 2 Setiap informasi narasumber tentang keberadaan calon responden hasil
snowballingsebelum disalin ke daftar SKP13-Pwajib ditulis di Lembar Pembantu.
d. Daftar SKP13-S 1 Daftar SKP13-S di cetak di BPS RI.
2 Daftar SKP13-S digunakan pada saat melakukan pendataan karakteristik pada usaha konstruksi perorangan terpilih.
5.5. Mekanisme Pendataan
Adapun tahapanproses pendataan SKP13 oleh PCL sebagai berikut: 1 Setiap petugas dibekali dengan instrumen yang diperlukan, yaitu peta desa SP2010-
WA, Daftar SKP13-P pre-printed, Lembar Pembantu, Daftar SKP13-DS, dan SKP13-S.
2 Kunjungi Kepala DesaLurah untuk mendapatkan izin bertugas di wilayah ini dengan membawa surat tugas dari BPS kabupatenkota.
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013
28
Gambar 2. Contoh peta kunjungan SP2010-WA
3 Identifikasi keberadaan pengusaha konstruksi dimulaidari SLS pertama yang tercantum pada Daftar SKP13-P Blok V Kolom 3 yang merupakan bagian dari
Alamat Lengkap. 4 Lakukan identifikasi keberadaan pengusaha konstruksi dan identifikasi pengusaha
konstruksi yang tercantum pada Daftar SKP13-P untuk setiap SLS dengan menanyakan kepada narasumber prioritas utama adalah ketuapengurus SLS
setempat. 5 Apabila diperoleh informasi keberadaan pengusaha konstruksi, selanjutnya pencacah
melakukan kunjungan ke alamat pengusaha tersebut dan melakukan pendataan dengan Daftar SKP13-P. Jika pengusaha yang dikunjungi termasuk usaha konstruksi
perorangan, maka katakan pada respondendilain waktu kemungkinan pendataan akan dilanjutkan dengan pertanyaan yang lebih rinci.
6 Setelah selesai melakukan pendataan pada responden tersebut, tanyakan tentang keberadaan usaha konstruksi perorangan lainnya yang berada di SLS tersebut atau
SLS lainnya dalam desakelurahan tersebut.Catat nama responden sebagai
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013
29
narasumber dan semua informasi keberadaan calon responden lainnya menggunakan
Lembar Pembantu.
7 Cek informasi yang telah di catat di Lembar Pembantu dengan daftar nama
pengusaha konstruksi yang tercantum pada Daftar SKP13-PBlok V. Jika tidak ada,
tuliskan nama pengusaha konstruksi tersebut pada Daftar SKP13-PBlok Vdi baris kosong setelah baris terakhir yang tercetakatau di baris lembar kosong Blok V setelah
baris terakhir yang terisi. 8 Selanjutnya kunjungi pengusaha konstruksi yang baru diperoleh informasinya
tersebut, dan lengkapi pula dengan informasi lainnya yang diperlukan pada Daftar SKP13-PBlok V.
9 Lakukan lagi proses identifikasi seperti pada butir 5 hingga 8 sampai pendataan selesai dalam satu desakelurahan yang menjadi wilayah tugasnya.
Ilustrasi metode snowballing dapat dilihat seperti pada Gambar 3.
Gambar 3. Identifikasi responden dengan metode snowballing
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013
30
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013
31
BAB VI
TATA CARA PENGISIAN DAFTAR
6.1. Tata Cara Pengisian Daftar SKP13-P