Metode Identifikasi Responden Contoh Penarikan Sampel

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 8 Jumlah sampeldesakelurahan dan usaha Banyaknya sampel desakelurahanSKP13 adalah 1.200 desakelurahan, dan 12.000 usaha konstruksi perorangan. Alokasi jumlah sampel desakelurahan per kabupatenkota dilakukan secara proporsional berdasarkan banyaknya desakelurahan yang terdapat usaha konstruksi perorangan per kabupatenkota terhadap total usaha konstruksi perorangan di kabupatenkota terpilih.

2.4. Metode Identifikasi Responden

Identifikasi responden dilakukan dengan Daftar SKP13-P. Identifikasi ini dilakukan untuk memperoleh data populasi usaha konstruksi perorangan di setiap desa terpilih yang selanjutnya digunakan sebagai kerangka sampel untuk pemilihan sampel usaha. Petugas harus melakukan identifikasi adanya usaha konstruksi perorangan di setiap desa secara optimal. Pengumpulan data pada pelaksanaan SKP13 dilakukan dengan kunjungan dan wawancara langsung dengan responden. Sedang penentuan responden melalui proses identifikasi rumahtanggausaha konstruksi SE2006 Daftar SKP13-P dan snowballing. Metode identifikasi responden SKP13 dilakukan dengan cara snowballing. Pendataan dengan snowballing atau getok tular adalah pendataan usaha konstruksi perorangan berdasarkan informasi dari berbagai narasumber termasuk pengusaha yang dikunjungi oleh pencacah. Metode ini dilakukan dalam suatu wilayah desakelurahan usaha konstruksi perorangan. Pengidentifikasian dimulai dengan mengkonfirmasi keberadaan pengusaha konstruksi yang tercantum pada Daftar SKP13-P kepada Ketua atau pengurusSatuan Lingkungan Setempat SLS, seperti Ketua Rukun TetanggaDusunLingkunganJorong, maupun tokoh masyarakat setempat. Hasil konfirmasi dari narasumber ini adalah identifikasi pengusaha konstruksi perorangan, yang selanjutnya harus dikunjungi oleh pencacah. Apapun hasil kunjungan pada pengusaha tersebut, pencacah harus melakukan proses snowballing, yaitu dengan menanyakan kepada pengusaha konstruksi tersebut apakah ada pengusaha konstruksi yang lain yang berada dalam desakelurahan tersebut.Informasi yang diperoleh dari narasumber tersebut dicantumkan pada Daftar SKP13-P . Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 9

2.5. Alokasi Sampel Usaha

1. Alokasi sampel usaha per bidang pekerjaan utama

Dari populasi usaha menurut bidang pekerjaan utama, seluruh usaha konstruksi sipil dan khusus dipilih sebagai sampel take all, sedangkan sampel usaha konstruksi gedungdiperoleh dari pengurangan target sampel usaha dengan sampel usaha sipil dan khusus. Penghitungan alokasi sampel usaha menurut bidang pekerjaan utama untuk setiap kabupatenkota dilakukan di BPS KabupatenKota.            3 , 2 ; 1 ; 3 2 j N j n n n ij j ij i ij dengan: n ij : Jumlah sampel usaha konstruksi perorangan di kabupateni, bidang pekerjaan utama j 1 = gedung, 2 = sipil, 3 = khusus, n i : Jumlah sampel usaha konstruksi perorangan di kabupaten i, N ij : Populasi usaha konstruksi perorangan di kabupaten i, bidang pekerjaan utamaj. Contoh: Dari rekapitulasi usaha konstruksi perorangan menurut bidang pekerjaan utama hasil pemutakhiran denga Daftar SKP13-P di suatu kabupaten, diperoleh 449 usaha yang bidang pekerjaan utamanya gedung, 3usaha konstruksi sipil, dan 35 usaha konstruksi khusus. Diketahui target sampel usaha untuk kabupaten tersebut diketahui sebanyak 80 usaha. Alokasikan menurut bidang pekerjaan utamadilakukan sebagai berikut: Bidang pekerjaan utama Jumlah Gedung Sipil khusus 1 2 3 4 5 Populasi 449 3 35 487 Sampel 42 3 35 80

2. Alokasi sampel usaha per desa

Penghitungan alokasi sampel usaha pada masing-masing bidang pekerjaan utama untuk Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 10 setiap desa dilakukan oleh BPS KabupatenKota setelah pemutakhiran seluruh usaha konstruksi perorangan selesai dilakukan dalam satu kabupaten. Jumlah sampel usaha konstruksi perorangan per bidang kegiatan utama pada setiap desa terpilih dihitung dengan rumus power allocation dengan α = 0,5 , yaitu: ij K k ijk ijk ij K k ijk ijk ijk n N N n N N n         1 1   , dengan: n ijk : Jumlah sampel usaha konstruksi perorangan di kabupaten i, bidang kegiatan utama j, desa k, n ij : Target sampel usaha konstruksi perorangan di kabupaten i, bidang kegiatan utama j, N ijk : Jumlahpopulasi usaha konstruksi perorangan hasil pemutakhiran di kabupaten i, bidang kegiatan utama j, desa k. Contoh: Dari hasil pemutakhiran usaha konstruksi pada desa terpilih di suatu kabupaten diperoleh populasi usaha konstruksi perorangan dengan bidang pekerjaan utama konstruksi gedung seperti pada tabel berikut pada Kolom 2. Bila target sampel usaha bidang pekerjaan utama konstruksi gedung sebesar 42, maka alokasi jumlah sampel untuk setiap desa dapat dihitung sebagai berikut: Tabel. Rekap populasi usaha konstruksi bidang pekerjaan utama gedung per desa Provinsi: … KabupatenKota: … Desa Populasi usaha konstruksi perorangan bidang kegiatan utama konstruksi gedung Hasilpemutakhiran Jumlah sampel 1 2 3 1 103 10 2 78 9 3 95 10 4 173 13 Jumlah 449 42 7. Pengisian Daftar SKP13-DS Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 11 2.6.Penarikan Sampel Usaha Penarikan atau pengambilan sampel usaha dilakukan setelah pemutakhiran usaha dalam satu desakelurahan selesai dilakukan dan target sampel per BPU sudah diperoleh dari BPS KabupatenKota.Tugas penarikan atau pengambilan sampel usaha konstruksi perorangan dalam satu desakelurahan dilakukan oleh pengawas. Keterangan pengambilan sampel usaha terdapat pada Daftar SKP13-P Blok VI.Tahapan pengambilan sampel usaha dijelaskan sebagai berikut: - Periksa apakah pemberian tanda cek  pada Kolom 11 s.d.Kolom 13 sudah benar yaitu terisi hanya jika isian Kolom 8 berkode 1. Cek pula apakah benar setiap baris yang sesuai hanya ada satu tanda cek. - Periksa apakah pemberian nomor urut disamping kanan tanda cek pada Kolom 11 s.d.Kolom 13 sudah benar, yaitu berurutan mulai nomor 1 pada Kolom 11 halaman pertama Blok V yang terisi sampai halaman terakhir, kemudian dilanjutkan ke Kolom 12 halaman pertama Blok V yang terisi sampai halaman terakhir, dan nomor halaman pertama pada Kolom 13 sampai halaman terakhir yang terisi. Jika ditemui ada kesalahan, perbaiki kesalahannya lebih dahulu sebelum melakukan pemilihan sampel. - Contoh : Untuk Kolom 11 halaman pertama hingga halaman terakhir, pemberian nomor dimulai dari :  1 ,  2 ,  3 ,  4 , ....  27 . Kemudian lanjutkan pemberian nomor pada Kolom 12 halaman pertama hingga halaman terakhir dimulai dengan nomor  1 ,  2 ,  3 , ....  11 . Selanjutnya pemberian nomor untuk Kolom 13 halaman pertama hingga halaman terakhir dengan nomor  1 ,  2 ,  3 , ....  7 . Contoh pemberian nomor urut Daftar SKP13-P Blok V Kolom 11 s.d. Kolom 13 halaman 1 s.d. terakhir: Halaman 1 dari 5 halaman 1 2 3 11 12 13  1  1  1 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 12  2 Halaman 2 dari 5 halaman 1 2 3 11 12 13  3  2  2 . . . . Halaman 5 dari 5 halaman 1 2 3 11 12 13  27  11  7 - Hitung interval penarikan sampel per desakelurahanj per BPU k I jk untuk pemilihan Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 13 usaha dengan cara: gedung BPU ahan desakelur per sampel Banyaknya gedung BPU ahan desakelur per usaha Banyaknya I j  j j j n m I  Interval sampel dihitung sampai dua angka dibelakang koma. - Gunakan angka random AR yang tertera pada Daftar SKP13-P Blok I Rincian 6, untuk mendapatkan nomor urut sampel rumahtanggausaha pertama R 1 BPU gedungdengan rumus berikut: j I AR R   1 - Angka random yang tercantum pada Daftar SKP13-P Blok I Rincian 6 adalah angka yang dibangkitkandengan program sedemikian sehingga mengikuti distribusi Uniform dengan nilai antara 0 sampai dengan 1. - Catatan: apabila R 1

1, maka R

1 nya adalah 1 - Selanjutnya gunakan interval sampel per desakelurahan BPU gedung I j untuk menentukan angka random pemilihan sampel rumahtanggausaha berikutnya, yaitu R 2 , R 3 , ......., R nj sebagai berikut: R 2 = R 1 + I j R 3 = R 2 + I j . . . R nj = R nj-1 + I j - Nomor urut rumahtanggausaha terpilih adalah yang memiliki nomor urut tanda cek yang sesuai dengan R 1 , …, R nj dengan membulatkan hasil perhitungan sampai 0 angka dibelakang koma. - Lingkari nomor urut pada salah satu tanda cek  Kolom 11 s.d. Kolom13 yang sesuai dengan R 1 , …, R nj . - Lingkari pula nomor urut rumahtanggausaha Kolom 1 dan nomor urut usaha Kolom 9 yang berada sebaris dengan nomor urut pada salah satu Kolom 11 s.d. Kolom 13 yang dilingkari. - Salin seluruh sampel rumahtanggausaha tersebut ke Daftar SKP13-DS. Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 14 2.7.Pengisian Daftar SKP13-DS Pengisian Daftar SKP13-DS dilakukan setelah selesainya seluruh tahapan pemilihan sampel usaha. Tahapan pemindahan informasi usaha dari Daftar SKP13-P ke Daftar SKP13- DS dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Salin nomor urut usaha yang diberi lingkaran pada Daftar SKP13-P Blok V Kolom9 ke Daftar SKP13-DSBlok V Kolom 2 mulai dari nomor urut terkecil. b. Salin nama usaha atau pengusahapemilik pada Daftar SKP13-P Blok V Kolom 2 kedalam Daftar SKP13-DSBlok V Kolom3, yang nomor urut usaha tanda cek  nya diberi lingkaran. c. Salin alamat lengkap dan BPU pada SKP13-P Blok V Kolom3 dan Kolom11 s.d.Kolom13 yang nomor urut tanda cek  nya diberi lingkaran, ke Daftar SKP13- DSBlok V Kolom4 dan Kolom 5.

2.8. Contoh Penarikan Sampel

a. Hasil pemuktahiran Daftar SKP13-P Kelurahan Baros, Kecamatan Baros, Kota Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, sebagai berikut:  Jumlahusaha konstruksi perorangan sebanyak 22 usaha [penjumlahan nomor urut terakhir pada Daftar SKP13-P Blok V Kolom 11 s.d.Kolom 13 = 22].  Jumlah usaha konstruksi perorangankode BPU gedung usaha konstruksi dengan bidang pekerjaan utama gedung sebanyak 12. b. Hasil penghitungan alokasi sampel, dan interval sebagai berikut:  Target sampel usaha konstruksi perorangan pada kelurahan ini adalah 14.  Target sampel usaha konstruksi perorangan BPU gedungadalah 4.  Interval untuk usaha konstruksi perorangan BPU gedung adalah 124 = 3,00. c. Menghitung R 1 , …, R n untuk BPU gedung sebagai berikut:  Angka random satu AR yang tercantum pada Daftar SKP13-P Blok I Rincian 6 adalah 0,35, maka R 1 = AR1 x I = 0,35 x 3,00 = 1,05 ≈ 1. Karena 1 Interval 3,00, maka R 1 = 1  Setelah didapat R 1 selanjutnya menghitung R 2 s.d. R 4 dengan cara: R 1 = 1,05 ≈ 1 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 15 R 2 = R 1 + I = 1,05 + 3,00= 4, 05≈ 4 R 3 = R 2 + I = 4,05 + 3,00 = 7, 05 ≈ 7 R 4 = R 3 + I = 7,05 + 3,00=10, 05≈ 10 d. Pemilihan Sampel Usaha  Berikan lingkaran di kolom BPU gedung, yaitu Kolom 11 pada nomor-nomor tanda cek yang sesuai dengan angka random terpilih. Kemudian lingkari pula pada nomor urut rumahtanggausaha Kolom 1, dan nomor urut usaha Kolom 9. Untuk BPU 2 dan 3 dilakukan take all populasi diambil semua. Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 16 Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013 17 BAB III ORGANISASI LAPANGAN

3.1. Organisasi Lapangan