Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013
17
BAB III
ORGANISASI LAPANGAN
3.1. Organisasi Lapangan
Untuk memperlancar pelaksanaan lapangan kegiatan SKP13, struktur organisasi lapangan telah ditetapkan sebagai berikut:
3.2. Penanggung Jawab Pelaksanaan SKP13 di Daerah
Seperti survei-survei lainnya yang dilakukan oleh BPS, penanggung jawab pelaksanaan SKP13 di daerah baik teknis maupun administrasi adalah Kepala BPS Provinsi
dibantu oleh Kepala BPS KabupatenKota. Dengan demikian BPS Provinsi dan BPS KabupatenKota mengatur segala hal mulai dari rekruitmen petugas sampai dengan
terkumpulnya seluruh dokumen hasil survei. Tugas masing-masing unsur, yaitu BPS Provinsi, BPS KabupatenKota, Pengawas
PML, dan pencacah PCL adalah sebagai berikut:
a. BPS Provinsi
1. Mengkoordinasikan semua kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan persiapan pelaksanaan seperti: alokasi petugas, alokasi dokumen, dan alokasi
BPS Provinsi
BPS KabupatenKota
PML Staf BPS
PCL KSKStaf BPS
Bidang Statistik Produksi
Seksi Statistik Produksi
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013
18
sampel per kabupatenkota. 2. Membuat petunjuk rinci tentang pengerahan petugas sesuai dengan aturan yang
telah ditentukan. 3. Mengatur pengiriman dokumen ke dan dari setiap BPS KabupatenKota sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan. 4. Mengatur pengiriman dokumen hasil pencacahan ke BPSRI sesuai jadwal yang
ditentukan setelah terlebih dahulu diperiksa. 5. Mengkoordinasikan tugas BPS KabupatenKota sesuai dengan beban tugas baik
yang menyangkut bidang teknis maupun administrasi. 6. Membuat laporan secara lengkap pelaksanaan kegiatan SKP13, mengenai bidang
teknis dan ditujukan ke BPS Direktur Statistik Industri. 7. BPS Provinsi secara berkala mengadakan pertemuan dengan aparat pelaksana
wilayahnya dalam rangka koordinasi untuk mengevaluasi perkembangan kegiatan dan pemecahan permasalahan yang timbul.
8. Membuat Early Warning System Sistem Peringatan Dini untuk memantau pelaksanaan kegiatan SKP13, baik kualitas data dan jumlah kuesioner yang telah
didaftar oleh petugas maupun ketepatan waktu penyampaian dokumen.
b. BPS KabupatenKota
1. Seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan dikoordinir oleh kepala BPS KabupatenKota.
2. Menyediakan surat tugas para petugas lapang pencacahpengawas untuk pelaksanaan dilapangan.
3. Merekrut calon petugas PMLPCL SKP13 yang berasal dari staf BPS KabupatenKota dan KSK.
4. Menyediakan peta desakelurahan SP2010-WA terpilih untuk diserahkan ke PCL sesuai dengan wilayah kerja yang dimiliki.
5. Melakukan pengawasan lapangan secara langsung pada waktu petugas melakukan pencacahan usaha, dan memeriksa secara sampel hasil pencacahan usaha tersebut.
6. Penghitungan alokasi sampel per desakelurahandilakukan di setiap BPS KabupatenKota dikoordinir oleh kepala seksi statistik produksi atau yang
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013
19
berwenang. 7. Pertemuan secara berkala dengan para pelaksana survei harus dilakukan untuk
mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dan pemecahan masalah lapangan. 8. Pelaksanaan administrasi dan pengolahan keuangan di BPS KabupatenKota harus
sesuai prosedur yang telah ditetapkan. 9. Pembuatan laporan akuntabilitas tentang penyelengaraan survei harus dibuat oleh
setiap BPS KabupatenKota dan dikirim ke BPS Provinsi. 10. Pengiriman dokumen hasil pencacahan yang telah diperiksa harus sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan.
c. Tugas Pengawas