Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013
9
2.5. Alokasi Sampel Usaha
1. Alokasi sampel usaha per bidang pekerjaan utama
Dari populasi usaha menurut bidang pekerjaan utama, seluruh usaha konstruksi sipil dan khusus dipilih sebagai sampel take all, sedangkan sampel usaha konstruksi
gedungdiperoleh dari pengurangan target sampel usaha dengan sampel usaha sipil dan khusus. Penghitungan alokasi sampel usaha menurut bidang pekerjaan utama untuk setiap
kabupatenkota dilakukan di BPS KabupatenKota.
3 ,
2 ;
1 ;
3 2
j N
j n
n n
ij j
ij i
ij
dengan: n
ij
: Jumlah sampel usaha konstruksi perorangan di kabupateni, bidang pekerjaan utama j 1 = gedung, 2 = sipil, 3 = khusus,
n
i
: Jumlah sampel usaha konstruksi perorangan di kabupaten i, N
ij
: Populasi usaha konstruksi perorangan di kabupaten i, bidang pekerjaan utamaj. Contoh:
Dari rekapitulasi usaha konstruksi perorangan menurut bidang pekerjaan utama hasil pemutakhiran denga Daftar SKP13-P di suatu kabupaten, diperoleh 449 usaha yang bidang
pekerjaan utamanya gedung, 3usaha konstruksi sipil, dan 35 usaha konstruksi khusus.
Diketahui target sampel usaha untuk kabupaten tersebut diketahui sebanyak 80 usaha. Alokasikan menurut bidang pekerjaan utamadilakukan sebagai berikut:
Bidang pekerjaan utama Jumlah
Gedung Sipil
khusus
1 2
3 4
5
Populasi 449
3 35
487 Sampel
42 3
35 80
2. Alokasi sampel usaha per desa
Penghitungan alokasi sampel usaha pada masing-masing bidang pekerjaan utama untuk
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013
10
setiap desa dilakukan oleh BPS KabupatenKota setelah pemutakhiran seluruh usaha konstruksi perorangan selesai dilakukan dalam satu kabupaten. Jumlah sampel usaha
konstruksi perorangan per bidang kegiatan utama pada setiap desa terpilih dihitung dengan rumus power allocation dengan
α = 0,5 , yaitu:
ij K
k ijk
ijk ij
K k
ijk ijk
ijk
n N
N n
N N
n
1 1
,
dengan: n
ijk
: Jumlah sampel usaha konstruksi perorangan di kabupaten i, bidang kegiatan utama j, desa k,
n
ij
: Target sampel usaha konstruksi perorangan di kabupaten i, bidang kegiatan utama j,
N
ijk
: Jumlahpopulasi usaha konstruksi perorangan hasil pemutakhiran di kabupaten i, bidang kegiatan utama j, desa k.
Contoh: Dari hasil pemutakhiran usaha konstruksi pada desa terpilih di suatu kabupaten diperoleh
populasi usaha konstruksi perorangan dengan bidang pekerjaan utama konstruksi gedung
seperti pada tabel berikut pada Kolom 2. Bila target sampel usaha bidang pekerjaan utama konstruksi gedung sebesar 42, maka alokasi jumlah sampel untuk setiap desa dapat dihitung
sebagai berikut: Tabel. Rekap populasi usaha konstruksi bidang pekerjaan utama gedung per desa
Provinsi: … KabupatenKota: …
Desa Populasi usaha konstruksi
perorangan bidang kegiatan utama konstruksi
gedung Hasilpemutakhiran
Jumlah sampel
1 2
3
1 103
10 2
78 9
3 95
10 4
173 13
Jumlah 449
42
7.
Pengisian Daftar SKP13-DS
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013
11
2.6.Penarikan Sampel Usaha
Penarikan atau pengambilan sampel usaha dilakukan setelah pemutakhiran usaha dalam satu desakelurahan selesai dilakukan dan target sampel per BPU sudah diperoleh dari
BPS KabupatenKota.Tugas penarikan atau pengambilan sampel usaha konstruksi perorangan dalam satu desakelurahan dilakukan oleh pengawas. Keterangan pengambilan
sampel usaha terdapat pada Daftar SKP13-P Blok VI.Tahapan pengambilan sampel usaha dijelaskan sebagai berikut:
- Periksa apakah pemberian tanda cek pada Kolom 11 s.d.Kolom 13 sudah benar
yaitu terisi hanya jika isian Kolom 8 berkode 1. Cek pula apakah benar setiap baris yang sesuai hanya ada satu tanda cek.
- Periksa apakah pemberian nomor urut disamping kanan tanda cek pada Kolom 11 s.d.Kolom 13 sudah benar, yaitu berurutan mulai nomor 1 pada Kolom 11 halaman
pertama Blok V yang terisi sampai halaman terakhir, kemudian dilanjutkan ke Kolom 12 halaman pertama Blok V yang terisi sampai halaman terakhir, dan nomor halaman
pertama pada Kolom 13 sampai halaman terakhir yang terisi. Jika ditemui ada kesalahan, perbaiki kesalahannya lebih dahulu sebelum melakukan pemilihan sampel.
- Contoh : Untuk Kolom 11 halaman pertama hingga halaman terakhir, pemberian
nomor dimulai dari :
1
,
2
,
3
,
4
, ....
27
. Kemudian lanjutkan pemberian nomor pada Kolom 12 halaman pertama hingga halaman terakhir dimulai dengan nomor
1
,
2
,
3
, ....
11
. Selanjutnya pemberian nomor untuk Kolom 13 halaman pertama hingga halaman terakhir dengan nomor
1
,
2
,
3
, ....
7
. Contoh pemberian nomor urut Daftar SKP13-P Blok V Kolom 11 s.d. Kolom 13 halaman 1 s.d. terakhir:
Halaman 1 dari 5 halaman
1 2
3
11 12
13
1
1
1
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013
12
2
Halaman 2 dari 5 halaman
1 2
3
11 12
13
3
2
2
. .
. .
Halaman 5 dari 5 halaman
1 2
3
11 12
13
27
11
7
- Hitung interval penarikan sampel per desakelurahanj per BPU k I
jk
untuk pemilihan
Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2013
13
usaha dengan cara:
gedung BPU
ahan desakelur
per sampel
Banyaknya gedung
BPU ahan
desakelur per
usaha Banyaknya
I
j
j j
j
n m
I
Interval sampel dihitung sampai dua angka dibelakang koma. - Gunakan angka random AR yang tertera pada Daftar SKP13-P Blok I Rincian 6, untuk
mendapatkan nomor urut sampel rumahtanggausaha pertama R
1
BPU gedungdengan rumus berikut:
j
I AR
R
1
- Angka random yang tercantum pada Daftar SKP13-P Blok I Rincian 6 adalah angka yang dibangkitkandengan program sedemikian sehingga mengikuti distribusi Uniform
dengan nilai antara 0 sampai dengan 1.
- Catatan: apabila R
1
1, maka R