BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Sejarah dan Perkembangan Analisis Jalur
Analisis Structural Equation Modeling SEM adalah pengembangan dari analisis jalur path analysis sehingga analisis jalur merupakan dasar dari analisis SEM.
Menurut Kuncoro dan Riduan 2007 : 1, mengutip Joreskog dan Sorbom 1996, Bohrnstedt 1974 dan Johnson dan Wichern 1992 analisis jalur path analysis
dikembangkan berdasarkan serangkaian tulisan antara 1920-an hingga 1960-an oleh seorang ahli genetika yang sangat brilian Sewall Wright. Teknik analisis jalur
yang dikembangkan oleh Sewall Right sebenarnya merupakan pengembangan teknik korelasi yang diurai menjadi beberapa interpretasi akibat yang
ditimbulkannya. Analisis jalur memiliki kedekatan dengan regresi ganda, sehingga regresi ganda adalah bentuk khusus analisis jalur. Teknik ini dikenal
sebagai model sebab-akibat causing modeling. Penamaan ini didasarkan pada alasan bahwa analisis jalur memungkinkan peneliti dapat menguji proporsi teoritis
mengenai hubungan sebab-akibat tanpa memanupulasi variabel-variabel Sarwono, 2007:1.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Pengertian Analisis Jalur
Terdapat beberapa definisi analisis jalur, diantaranya adalah sebagai berikut: 1.
Analisis jalur adalah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab-akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi
variabel terikat tidak hanya secara langsung, tetapi secara tidak langsung Robert D. Rutherford, 1993.
2. Analisi jalur adalah pengembangan langsung bentuk regresi berganda dengan
tujuan untuk memberikan estimasi tingkat kepentingan dan signifikansi hubungan sebab-akibat variabel Paul Webley, 1997.
3. Analisis jalur adalah model perluasan regresi yang digunakan untuk menguji
keselarasan matriks korelasi dengan dua atau lebih model hubungan sebab- akibat yang dibandingkan oleh peneliti David garson, 2003.
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya analisis jalur adalah perluasan atau pengembangan dari analisis regresi berganda multiple
regression. Jadi analisis jalur digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung
seperangkat variabel bebas exogen terhadap variabel terikat endogen. Oleh sebab itu, rumusan masalah penelitian dalam kerangka analis jalur adalah:
a. Apakah variabel eksogen X
1
, X
2
, . . . , X
n
berpengaruh terhadap variabel endogen Y.
b. Berapa besar pengaruh kausal langsung, kausal tidak langsung, kausal
total maupun simultan seperangkat variabel eksogen X
1
, X
2
, . . . , X
n
terhadap variabel endogen.
Universitas Sumatera Utara
2.2.1 Kateristik Analisis Jalur
Merujuk pendapat yang dikemukakan oleh Land, Ching, Heise, Maruyama,
Schumaker dan Lomax, Joreskog dalam Kusnendi, 2008:147-148, karakteristik analisis jalur adalah metode analisis data multivariat dependensi yang digunakan
untuk menguji hipotesis hubungan asimetris yang dibangun atas dasar kajian teori tertentu, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung
seperangkat variabel penyebab terhadap variabel akibat. Menguji hipotesis hubungan asimetris yang dibangun atas kajian teori
tertentu artinya yang diuji adalah model yang menjelaskan hubungan kausal antar variabel yang dibangun atas kajian teori-teori tertentu. Hubungan kausal tersebut
secara eksplisit dirumuskan dalam bentuk hipotesis, baik positif maupun negatif.
2.2.2 Kegunaan Analisis Jalur
Kegunaan model analisi jalur adalah untuk: a.
Penjelasan atau explanation terhadap fenomena yang dipelajari atau permasalahan yang diteliti.
b. Prediksi nilai variabel endogen berdasarkan nilai variabel eksogen.
c. Faktor dominan yaitu penentu variabel eksogen mana yang berpengaruh
dominan terhadap variabel endogen, juga untuk mekanisme pengaruh jalur- jalur variabel eksogen terhadap variabel endogen.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3 Asumsi-asumsi Analisis Jalur
Asumsi yang mendasari path analysis diantaranya:
a. Hubungan antar variabel bersifat linier dan normal.
b. Tidak adanya adivity, yaitu tidak ada efek-efek interaksi. Semua variabel
residual tidak boleh berinteraksi dengan salah satu variabel dalam model yang diteliti.
c. Sistem aliran kausal hanya satu arah rekursif artinya tidak ada arah
kausalitas terbalik non-rekursif reciprocal. d.
Variabel terikat minimal dalam bentuk skala ukur interval dan ratio. e.
Sampling bersifat probability sampling sehingga memungkinkan seluruh anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota
sampiling. f.
Obsersed variabel diukur tanpa kesalahan instrumen valid dan reliable artinya variabel yang diteliti dapat diobservasi secara langsung.
g. Model yang dianalisis dispesifikasikan berdasarkan teori atau konsep yang
relevan, artinya model yang dikaji atau diuji dibangun berdasarkan kerangka teoritis tertentu yang mampu menjelaskan hubungan kausalitas antar variabel.
2.2.4 Konsep dan Istilah Dalam Analisis Jalur
Dalam analisi jalur dikenal beberapa konsep dan istilah dasar, yaitu:
a. Model jalur adalah suatu diagram yang menghubungkan antara variabel bebas,
perantara dan tergantung. b.
Jalur penyebab untuk suatu variabel yang diberikan.
Universitas Sumatera Utara
c. Variabel exogenous adalah semua variabel yang tidak ada penyebab-penyebab
eksplisitnya atau dalam diagram tidak ada anak panah yang menuju kearahnya, selain pada bagian kesalahan pengukuran.
d. Variabel endogenous adalah variabel yang mempunyai anak panah menuju ke
arah variabel tersebut. e.
Koefisien Jalur adalah Koefisien regresi standar atau disebut „beta‟ yang menunjukkan pengaruh dari suatu variabel bebas terhadap variabel tergantung
dalam suatu model jalur tertentu. f.
Variabel-variabel exogenous yang dikorelasikan. g.
Istilah gangguan atau kesalahan residual yang tidak dapat diterangkan atau pengaruh dari semua variabel yang tidak terukur dengan kesalahan
pengukuran. h.
Dekomposisi pengaruh. Koefisien-koefisien jalur dapat digunakan untuk mengurai korelasi-korelasi dalam suatu model ke dalam pengaruh langsung
dan tidak langsung yang berhubungan dengan jalur langsung dan tidak langsung yang direfleksikan dengan anak panah dalam suatu model tertentu.
i. Model Recursive. Model penyebab yang mempunyai satu arah.
j. Model Non-recursive. Model penyebab dengan disertai arah yang membalik
feed back loop atau adanya pengaruh sebab akibat recipprocal. k.
Direct Effect. Pengaruh langsung yang dapat dilihat dari koefisien jalur dari satu variabel ke variabel lainnya.
l. Indirect Effect. Urutan jalur melalui satu atau lebih variabel perantara.
Universitas Sumatera Utara
2.2.5 Model Analisis Jalur
Kerlinger 2006: 900 menjelaskan bahwa analisis jalur adalah bentuk terapan dari
analisis multi-regresi. Di sini digunakan diagram jalur untuk membantu masalah atau menguji hipotesis yang kompleks. Meskipun model regresi dan analisi jalur
sama-sama merupakan bentuk analisis regresi, tetapi penggunaan kedua model tersebut berbeda. Untuk keperluan prediksi atau peramalan dan pendugaan nilai
variabel endogen Y atas dasar nilai-nilai variabel eksogen X
1,
X
2,
. . . , X
n
pola hubungan yang tepat adalah pola hubungan yang mengikuti model regresi.
Sedangkan untuk tujuan hubungan sebab-akibat pola yang tepat adalah model struktural. Secara matematik, analisis jalur mengikuti pola model struktural.
Analisis jalur merupakan teknik statistik yang digunakan untuk menguji hubungan kausal antara dua variabel atau lebih. Analisis jalur berbeda dengan teknik analisis
regresi lainnya, dimana analisis jalur memungkinkan pengujian menggunakan
variabel mediating atau perantara.
Beberapa model analisis jalur mulai dari yang paling sederhana sampai dengan yang lebih rumit, diantaranya
a. Model Regresi Berganda
Model ini merupakan pengembangan regresi sederhana dengan menggunakan dua variabel exogenous, yaitu X
1
dan X
2
dengan satu variabel endogenous Y. Model digambarkan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Model Regresi Berganda
b. Model Mediasi
Model mediasi atau perantara dimana variabel Y memodifikasi pengaruh variabel X terhadap variabel Z. Model ini digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.2 Model Mediasi
c. Model Kombinasi Regresi Berganda dan Mediasi
Model ini merupakan kombinasi antara model regresi berganda dan mediasi, yaitu variabel X berpengaruh terhadap variabel Z secara langsung dan tidak
langsung mempengaruhi variabel Z melalui variabel Y. Model digambarkan sebagai berikut:
X
1
X
2
Y
Z
Y X
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3 Model Kombinasi Regresi Berganda dan Mediasi
d.
Model Kompleks
Model ini merupakan model yang lebih kompleks, yaitu variabel X
1
secara langsung mempengaruhi Y
2
dan melalui variabel X
2
secara tidak langsung mempengaruhi Y
2
, sementara variabel Y
2
juga dipengaruhi oleh variabel Y
1
.
Model digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.4 Model Kompleks
e. Model Rekursif dan Non Rekursif
Dari sisi pandang arah sebab-akibat, ada dua tipe model jalur, yaitu rekursif dan non-rekursif. Model rekursif ialah jika semua anak panah menuju satu arah
seperti gambar berikut:
X
Y Z
X
1
Y
1
X
2
Y
2
Universitas Sumatera Utara
ρ
41
ρ
21
ρ
31
r
21
ρ
43
ρ
32
ρ
42
ε
3
ε
4
ε
2
Gambar 2.5 Model Rekursif
Model tersebut dapat diterangkan sebagai berikut: 1.
Anak panah menuju satu arah, yaitu dari 1 ke 2, 3, dan 4 dari 2 ke 3 dan dari 3 menuju ke 4. Tidak ada arah yang terbalik, misalnya dari 4 ke 1.
2. Hanya terdapat satu variabel exogenous, yaitu 1 dan tiga variabel
endogenous, yaitu 2, 3, dan 4. Masing-masing variabel endogenous diterangkan oleh variabel 1 dan error
ε
2
, ε
3
, dan ε
4
. 3.
Satu variabel endogenous dapat menjadi penyebab variabel endogenous lainnya, tetapi bukan ke variabel exogenous.
Model non recursif terjadi jika arah anak panah tidak searah atau terjadi arah yang terbalik looping, misalnya dari 4 ke 3 atau dari 3 ke 1 dan 2, atau bersifat sebab
akibat reciprocal cause. 1
3 4
2
Universitas Sumatera Utara
2.2.6 Diagram Jalur dan Persamaan Struktural
Pada saat akan melakukan analisis jalur, disarankan untuk terlebih dahulu
menggambarkan secara diagramatik struktur hubungan kausal antara variabel penyebab dengan variabel akibat. Diagram ini disebut diagram jalur Path
Diagram, dan bentuknya ditentukan oleh proposisi teoritik yang berasal dari kerangka pikir tertentu.
X
1
X
2
ε
Gambar 2.6 Diagram Jalur Yang Menyatakan Hubungan Kausal Dari X
1
Sebagai Penyebab ke X
2
Sebagai Akibat
Keterangan:
X
1
adalah variabel eksogenus exogenous variable untuk itu selanjutnya variabel penyebab disebut sebagai variabel eksogenus. X
2
adalah endogenus endogenous variable, sebagai akibat
dan ε adalah variabel residu residual variable, yang merupakan gabungan dari: 1 Variabel lain, di luar X
1
, yang mungkin mempengaruhi X
2
dan telah teridentifikasi oleh teori, tetapi tidak dimasukkan dalam model. 2 Variabel lain, di luar X
2
, yang mungkin mempengaruhi X
2
tetapi belum teridentifikasi oleh teori. 3 Kekeliruan pengukuran error of
measurement, dan 4 Komponen yang sifatnya tidak menentu random component.
Gambar 2.6 merupakan diagram jalur yang paling sederhana yang menyatakan bahwa X
2
dipengaruhi secara langsung oleh X
1
, tetapi di luar X
2
,
Universitas Sumatera Utara
masih banyak penyebab lain yang dalam penelitian yang sedang dilakukan tidak diukur. Penyebab lain itu dinyatakan oleh ε. Persamaan struktural yang dimiliki
oleh gambar 2.6 adalah X
2
=
ρ
x2.x1 .
X
1
+ ε. Selanjutnya tanda anak panah satu arah menggambarkan pengaruh langsung dari variabel eksogenus terhadap
variabel endogenus.
X
1
X
2
X
4
ε X
3
Gambar 2.7 Diagram Jalur Yang Menyatakan Hubungan Kausal dari X
1,
X
2,
X
3,
dan X
4
Gambar 2.7 menunjukkan bahwa diagram jalur tersebut terdapat tiga buah variabel eksogenus, yaitu X
1
, X
2
, dan X
3
, sebuah variabel endogenus X
4
serta sebuah variabel residu ε. Pada diagram di atas juga mengisyaratkan bahwa
hubungan antara X
1
dengan X
4
, X
2
dengan X
4
dan X
3
dengan X
4
adalah hubungan kausal, sedangkan hubungan antara X
1
dengan X
2
, X
2
dengan X
3
dan X
1
dengan X
3
masing-masing adalah hubungan korelasional. Perhatikan panah dua arah, panah tersebut menyatakan hubungan korelasional. Bentuk persamaan
strukturalnya adalah: X
4 =
ρ
X4
.
X1.
X
1 +
ρ
X4.X2.
X
2
+
ρ
X4
.
X3.
X
3
+ ε
Universitas Sumatera Utara
X
1
X
3
X
4
X
2
ε
1
ε
2
Gambar 2.8 Hubungan Kausal Dari X
1,
X
2,
dan Dari X
3
ke X
4
Perhatikan bahwa pada gambar 2.8 di atas, terdapat dua buah sub-struktur.
Pertama, sub-struktur yang menyatakan hubungan kausal dari X
1
dan X
2
ke X
3
, serta kedua, sub-struktur yang mengisyaratkan hubungan kausal dari X
3
ke X
4
. Persamaan struktural untuk gambar 2.8 adalah: X
3 =
ρ
X3
.
X1.
X
1 +
ρ
X3.X2.
X
2
+ ε
1
dan X
4
=
ρ
X4.X3 .
X
3
+ ε
2
. Pada sub-struktur pertama X
1
dan X
2
merupakan variabel eksogenus, X
4
sebagai variabel endogenus dan ε
1
sebagai variabel residu. Pada sub-struktur kedua, X
3
merupakan variabel eksogenus, X
4
sebagai variabel endogenus dan ε
2
sebagai variabel residu.
2.2.7 Koefisien Jalur
Besarnya pengaruh langsung dari suatu variabel eksogenus terhadap variabel
endogenus tertentu, dinyatakan oleh besarnya nilai numerik koefisien jalur path coefficient dari eksogenus ke endogenus.
Universitas Sumatera Utara
X
1
X
3
X
2
ρ
X3.
ε
Gambar 2.9 Hubungan Kausal dari X
1,
X
2,
Ke X
3
Hubungan antara X
1
dan X
2
adalah hubungan korelasional. Intensitas keeratan hubungan tersebut dinyatakan oleh besarnya koefisien korelasi r
x1.x2 .
Hubungan X
1
dan X
2
, ke X
3
adalah hubungan kausal. Besarnya nilai numerik koefisien jalur
ρ
X3.X1
dan
ρ
X3.X2
. Koefisien jalur
ρ
X3
menggambarkan besarnya pengaruh langsung variabel residu implicit exogenous variabel terhadap X
3
. Langkah kerja yang dilakukan untuk menghitung koefisien jalur adalah:
1. Gambarkan dengan jelas diagram jalur yang mencerminkan proposisi hipotetik
yang diajukan, lengkap dengan persamaan strukturalnya. Di sini kita harus bisa menterjemahkan hipotesis penelitian yang kita ajukan ke dalam diagram jalur,
sehingga bisa tampak jelas variabel apa saja yang merupakan variabel eksogenus dan apa yang menjadi variabel endogenusnya.
2. Menghitung matriks korelasi antar variabel.
Formula untuk menghitung koefisien korelasi yang dicari adalah menggunakan Product Moment Coefficient dari Karl Pearson. Alasan penggunaan
Universitas Sumatera Utara
teknik koefisien korelasi dari Karl Pearson adalah karena variabel-variabel yang hendak dicari korelasinya memiliki skala pengukuran interval.
Rumus:
Keterangan: = Koefisien korelasi
dan n = banyaknya data
X
i
= Variabel eksogenus , j = 1,2,3, . . . , k
Y
i
= Variabel endogenus , j = 1,2,3, . . . , k
3. Identifikasi sub-struktur dan persamaan yang akan dihitung koefisien jalurnya.
Dimisalkan dalam sub-struktur yang telah kita identifikasi terdapat k buah variabel eksogenus, dan sebuah variabel endogenus X
u
yang dinyatakan dengan persamaan:
Kemudian hitung matriks korelasi antar variabel eksogenus yang menyusun sub struktural tersebut:
4. Menghitung matriks invers korelasi eksogenus, dengan rumus:
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: kofaktor dari kolom ke-i baris ke-j,
dan 5.
Menghitung semua koefisien jalur dimana k = 1,2, . . . , k, melalui
rumus:
2.2.8 Besarnya Pengaruh Variabel Eksogen Terhadap Variabel Endogen
Pengaruh yang diterima oleh sebuah variabel endogenus dari dua atau lebih
variabel eksogenus, dapat secara sendiri maupun secara bersama-sama. Pengaruh secara sendiri atau parsial, bisa berupa pengaruh langsung, bisa juga berupa
pengaruh tidak langsung, yaitu melalui variabel eksogen yang lainnya. Menghitung besarnya pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung serta
pengaruh total variabel eksogenus terhadap variabel endogenus secara parsial, dapat dilakukan dengan rumus:
1. Besarnya pengaruh langsung variabel eksogenus X
u
terhadap variabel endogenus X
k 2
2. Besarnya pengaruh tidak langsung variabel eksogenus X
u
terhadap variabel endogenus X
i
melalui hubungan korelasi dari variabel X
k
3. Besarnya pengaruh tidak langsung variabel X
u
terhadap variabel X
k
melalui variabel X
i
Universitas Sumatera Utara
4. Besarnya pengaruh total adalah pengaruh langsung dijumlahkan dengan
variabel tidak langsung. 5.
Besarnya pengaruh simultan variabel eksogen terhadap variabel endogen adalah:
Keterangan: 1.
adalah koefisien determinasi total terhadap
atau besarnya pengaruh variabel eksogen secara bersama-sama gabungan terhadap
variabel endogen. 2.
adalah koefisien jalur. 3.
adalah koefisien variabel eksogen dengan variabel endogen
.
2.2.9 Pengujian Koefisien Jalur
Menguji kebermaknaan test of significance setiap koefisien jalur yang telah dihitung, baik secara tersendiri maupun secara bersama-sama, serta menguji
perbedaan besarnya pengaruh masing-masing variabel eksogenus terhadap variabel endogenus, dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Nyatakan hipotesis statistik hipotesis operasional yang akan diuji.
Universitas Sumatera Utara
H
o
: = 0 , Artinya tidak terdapat pengaruh variabel eksogenus X
u
terhadap variabel endogenus X
k
H
1
: ≠ 0 , Artinya tidak terdapat pengaruh variabel eksogenus X
u
terhadap variabel endogenus X
k
2. Gunakan statistik uji yang tepat, yaitu:
a. Untuk menguji setiap Koefisien jalur
Keterangan: i
= 1, 2, …, k = Banyaknya variabel eksogenus yang dalam sub-struktur yang diuji.
= Mengikuti tabel distribusi t , dengan derajat kebebasan = n - k - 1 Kriteria Pengujian : Ditolak Ho jika nilai hitung lebih besar dari nilai tabel
dan sebaliknya. b.
Untuk menguji koefisien jalur secara keseluruhan atau bersama-sama:
Keterangan: i
= 1, 2, …, k = Banyaknya variabel eksogenus yang dalam sub-struktur yang diuji.
F =
Mengikuti tabel distribusi F, dengan dk = V
1 ,
V
2
dengan F
αk, n – k – 1
Universitas Sumatera Utara
Kriteria pengujian: Ditolak H
O
jika nilai F hitung lebih besar dari F tabel atau F
o
F
tabel
.
2.3 Konsep Pembangunan Manusia
United Nation Development Program UNDP mendifinisikan sebagai suatu proses untuk memperluas pilihan-pilihan bagi penduduk. Dalam konsep tersebut
ditempatkan sebagai tujuan akhir the ultimate end sedangkan upaya pembangunan dipandang sebagai sarana principal means untuk mencapai tujuan
itu. Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan manusia, empat hal pokok yang perlu diperhatikan adalah produktivitas, pemerataan, kesinambungan,
pemberdayaan UNDP, 1995: 12. Secara ringkas empat hal pokok tersebut mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Produktivitas
Penduduk harus dimampukan untuk menigkatkan produktivitas dan untuk berpatisipasi penuh dalam proses penciptaan pendapatan dan pekerjaan
nafkah. Pembangunan ekonomi, yang dengan demikian merupakan himpunan bagian dari model pembangunan manusia.
2. Pemerataan
Penduduk harus memiliki kesempatan atau peluang yang sama untuk mendapatkan akses terhadap semua sumber daya ekonomi dan sosial.
3. Kesinambungan
Akses terhadap sumber daya ekonomi dan sosial harus dipastikan tidak hanya untuk generasi-generasi yang akan datang. Semua sumber daya fisik,
manusia, dan lingkungan harus selalu diperharui replenished.
Universitas Sumatera Utara
4. Pemberdayaan
Peduduk harus berpartisipasi penuh dalam keputusan dan proses yang akan menentukan bentuk atau arah kehidupan mereka, serta untuk berpatisipasi dan
mengambil manfaat dari proses pembangunan, karenanya pembangunan harus penduduk, bukan hanya untuk mereka.
2.4 Komponen Indeks Pembangunan Manusia