Seterusnya penulis akan memperhatikan dekorasi, pengecatan, warna, dan seterusnya. Selain itu, penulis akan bertanya bagaimana persepsi pemain musik,
seniman Sunda, dan masyarakat Sunda mengenai kendang ini. Apakah ia memiliki lambang? Semua yang dipertanyakan Merriam mengenai alat musik
akan penulis teliti dalam penelitian ini. Aspek kedua adalah mengenai sisi ekonomi dalam alat musik, dalam hal ini kendang Sunda. Penelitian tentang hal
ini berkaitan dengan distribusi dan penjualannya, terutama di Medan, Sumatera Utara, dan sekitarnya. Apakah Kang Asep Permata Bunda mengutamakan sisi
ekonomi atau mengutamakan sisi budaya, atau gabungan keduanya dalam konetks pembuatan kendang Sunda ini.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam lagi tentang kendang sunda buatan Kang Asep. Penelitian ini
akan dibuat ke dalam karya tulis ilmiah dengan judul: Kajian Organologis Kendang Sunda Buatan Kang Asep Permata Bunda di Jalan Antariksa Gang
Kembar No. 16 Medan Polonia.
2. Pokok Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis kemukakan sebelumnya, maka pokok permasalahan yang menjadi topik bahasan dalam tulisan
ini, yaitu Bagaimana struktur organologis kendang Sunda buatan Kang Asep Permata Bunda di Medan? Kajian organologi ini berkaitan dengan aspek
struktural dan fungsional. Struktural yang dimaksud adalah bagian-bagian kendang, seperti badan, kulit, penalian, penyeteman, rotan, dan lain-lainnya.
Sedangkan aspek fungsional adalah apa fungsi bagian-bagian kendang Sunda itu
Universitas Sumatera Utara
secara musikal, seperti fungsi pembawa ritme, fungsi menghasilkan warna suara atau onomatope, dan hal-hal sejenis.
3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian terhadap Kendang Sunda adalah untuk mengetahui struktur organologis dan fungsi musikal kendang Sunda buatan Kang Asep Permata Bunda
di Medan.
4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai: 1.
Sebagai dokumentasi untuk menambah referensi mengenai kendang Sunda di Departemen Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya,
Universitas Sumatera Utara. 2.
Sebagai bahan masukan dan perbandingan untuk penelitian selanjutnya di kemudian hari.
3. Sebagai proses pengaplikasian ilmu yang diperoleh penulis selama
mengikuti perkuliahan di Departemen Etnomusikologi. 4.
Untuk memenuhi syarat menyelesaikan program studi S-1 di Departemen Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera
Utara.
Universitas Sumatera Utara
5. Konsep dan Teori 5.1 Konse
p
Konsep merupakan rancangan ide atau pengertian yang diabstrakkan dari
peristiwa kongkret Kamus besar bahasa Indonesia, Balai Pustaka,2005.
Organologi adalah bidang kajian dalam etnomusikologi yang memfokuskan perhatian kepada struktur dan fungsi alat musik. Ketika membicarakan tentang
kajian organologi, maka aspek yang ikut dibahas di antaranya adalah ukuran dan bentuk fisiknya termasuk hiasannya, bahan dan prinsip pembuatannya, metode
dan teknik memainkan, bunyi dan wilayah nada yang dihasilkan, serta aspek sosial budaya yang berkaitan dengan alat musik tersebut.
Seperti yang dikemukakan oleh Mantle Hood 1982:124 bahwa organologi yang digunakan adalah berhubungan dengan alat musik itu sendiri. Selanjutnya
menurut beliau organologi adalah ilmu pengetahuan alat musik, yang tidak hanya meliputi sejarah dan deskripsi alat musik, akan tetapi sama pentingnya dengan
ilmu pengetahuan dari alat musik itu sendiri antara lain : teknik pertunjukan, fungsi musikal, dekoratif dan variasi dari sosial budaya.
Dari uraian tersebut, maka bisa ditarik kesimpulan bahwa studi organologis adalah suatu penyelidikan yang mendalam untuk mempelajari
instrumen musik baik mencakup aspek sejarahnya maupun deskripsi alat musik itu sendiri dari berbagai pendekatan ilmu sosial budaya.
Universitas Sumatera Utara
5.2
Teori
Teori mempunyai hubungan yang erat dengan penelitian dan dapat meningkatkan arti dari penemuan penelitian. Tanpa teori, penemuan tersebut akan
menjadi keterangan-keterangan empiris yang berpencar Moh. Nazir, 1993 : 22 - 25.
Untuk mengkaji secara organologis mengenai alat musik dalam hal ini alat musik kendang Sunda, penulis menggunakan teori struktural dan fungsional yang
dikemukakan oleh Susumu Khasima. Menurutnya dua pendekatan yang dapat dilakukan untuk membahas alat musik, yakni pendekatan struktural dan
fungsional. Secara struktural yaitu aspek fisik instrumen musik, pengamatan, mengukur, merekam, serta menggambar bentuk instrumen, ukurannya,
konstruksinya, dan bahan yang dipakai. Di sisi lain, secara fungsional, yaitu: fungsi instrumen sebagai alat untuk
memproduksi suara. Selanjutnya meneliti, melakukan pengukuran dan mencatat metode, memainkan instrumen, penggunaan bunyi yang diproduksi, dalam
kaitannya dengan komposisi musik dan kekuatan suara. Di dalam penulisan ini selain teori yang dikemukakan oleh Susumu
Khasima di atas penulis juga menggunakan teori-teori lain yang menyinggung tentang pendeskripsian alat musik khususnya alat musik kendang, sebagai acuan
dalam pendeskripsian alat musik kendang. Sedangkan mengenai klasifikasi alat musik kendang dalam penulisan ini penulis mengacu pada teori yang di
kemukakan oleh Curt Sachs dan Hornbostel 1961 mengenai pengklasifikasian alat musik yaitu: ”Sistem pengklasifikasian alat musik berdasarkan sumber
Universitas Sumatera Utara
penggetar utama bunyinya. Sistem klasifikasi ini terbagi menjadi empat bagian yaitu:
- Idiofon, penggetar utama bunyinya adalah badan dari alat musik itu sendiri,
- Aerofon, penggetar utama bunyinya adalah udara, - Membranofon, penggetar utama bunyinya adalah kulit atau membran,
- Kordofon, penggetar utama bunyinya adalah senar atau dawai. Mengacu pada teori tersebut , maka kendang sunda adalah instrument musik
membranofon dimana penggetar utama bunyinya melalui membran atau kulit. Salah satu perhatian etnomusikologi adalah studi tentang peralatan musik
yang dipakai sebagai media ekspresi dari sebuah kebudayaan musikal. Hal ini diperte
gas lagi dengan pendapat bahwa kajian etnomusikologi bukan hanya dari aspek yang berhubungan dengan bunyi musikal, aspek sosial, konteks budaya
psikologis dan estetika melainkan juga paling sedikit ada enam aspek yang menjadi perhatiannya. Salah satu diantaranya adalah materi kebudayaan musikal
Merriam, 1964: 45. Bidang ini adalah lahan penelitian bagi ilmu organologi yang merupakan bagian dari etnomusikologi itu sendiri. Pembahasan bidang ilmu
ini meliputi bidang semua aspek yang berkaitan dengan alat musikal,seperti ukuran dan bentuk termasuk pola hiasan fisiknya,bahan dan prinsip
pembuatannya,metode dan teknik memainkannya,bunyinada dan wilayah nada yang dihasilkannya.Serta aspek sosial budaya yang berkaitan dengan alat musik
tersebut.
Universitas Sumatera Utara
6. Metode Penelitian