B u k u S i s w a K e l a s X
112
AYO MENDALAMI MATERI
Selanjutnya Anda pelajari uraian berikut ini dan Anda kembangkan dengan mencari ma- teri tambahan dari sumber belajar lainnya
A. Mujahadah an-Nafsi Memerangi Hawa Nafsu 1. Pengertian
Secara bahasa, Mujahadah an-Nafsi adalah susunan idhofah kata majmu’, yang
terdiri dari mudlaf kata yang disandarkan, yaitu mujahadah dan mudlaf ilahi kata yang
dijadikan sandaran yaitu an-nafsi. Mujahadah menurut Ibnu Manzhur dalam Lisanul
‘Arab adalah : Menyapih jiwa dari syahwat dan melepaskan hati dari angan-angan rusak serta syahwat. Nafs dalam bahasa Arab bermakna ruh, hati, hakikat, dzat sesuatu, ke-
besaran, kesombongan, kebanggaan, obsesi, inti, dan harga diri. Sedangkan secara istilah,
mujahadah an-nafsi adalah memerangi jiwa yang selalu menyuruh berbuat buruk dengan cara memaksanya melakukan hal hal yang berat namun
diperintahkan dalam syari’at. Dari sini dapat disimpulkan bahwa mujahadah berarti sarana menunjukkan ketaatan
seorang hamba kepada Allah, sebagai wujud keimanan dan ketaqwaan kepada-Nya. Di antara perintah Allah Swt. kepada manusia adalah untuk selalu berdedikasi dan berkarya
secara optimal. Hal ini dijelaskan di dalam QS. At Taubah [9]:105,
ا َ ِب� ُكُئِبَنُيَف ِةَداَ َث�لاَو ِبْيَغْلا ِ ِلاَع َلِإ َنوُدَ ُة� َسَو َنوُنِمْؤُ ْلاَو ُُلو ُسَرَو ْ ُكَلَ َع ُه ىَ َي� َسَف اوُلَ ْعا ِلُقَو
}١0٥ :ةبوتلا ةروــس{ َنوُل َم ْعَت ْ ُة�ن ُك
Artinya“Dan katakanlah, bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang- orang mukmin akan melihat pekerjaanmu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah
Yang Maha Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitahukan-Nya kepa- da kamu apa-apa yang telah kamu kerjakan.”
Orang-orang yang selalu bermujahadah merealisasikan keimanannya dengan berib- adah dan beramal shaleh dijanjikan akan mendapatkan petunjuk jalan kebenaran untuk
menuju ridha Allah Swt. hidayah dan petunjuk yang dijanjikan Allah diberikan kepada yang terus bermujahadah dengan istiqamah.
Kecerdasan dan kearifan akan memandu dengan selalu ingat kepada Allah Swt., tidak
113
Akhlak Kurikulum 2013
terbujuk rayu hawa nafsu dan setan yang terus menggoda. Situasi batin dari orang-orang yang terus musyahadah menyaksikan keagungan Ilahi amat tenang. Sehingga tak ada
kewajiban yang diperintah dilalaikan dan tidak ada larangan Allah yang dilanggar. Jiwa yang memiliki rusyda terus hadir dengan khusyu’. Inilah sebenarnya yang disebut
muja- hidin ‘ala nafsini wa jawarihihi, yaitu orang yang selalu bersungguh dengan nuraninya
dan gerakannya. Orang yang dapat mengalahkan hawa nafsunya, sehingga ia dapat menguasai hawa
nafsunya, bukannya dikuasai oleh hawa nafsu. Malah tidak diperbudakkan oleh hawa nafsunya. Sabda Rasulullah Saw., “Tidak seorangpun di antara kita yang tidak bersyai-
tan, saya sendiri pun juga bersyaitan. Tetapi sesungguhnya Allah telah menolong saya menghadapi syaitan saya, sehingga setan itu dapat saya kalahkan”. Hadis riwayat Ibnu
Jauzi dan Ibnu Abdurrahman Salmi.
2. Dalil naqli tentang mujahadah
Sebagaimana dalam irman Allah Swt.;
َن ي�ِن ِس ْحُ ْلا َعَ َل َه َنِإ َو اَنَلُب ُس ْمُ َن�َي ِدْ َن�َل اَنيِف او ُدَها َج َن ي� ِذَلاَو
Artinya : Dan orang-orang yang berjihad mujahadah untuk mencari keridhaan Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya
Allah benar-
benar beserta orang-orang yang berbuat baik QS. al-Ankabut [29]:69 Nabi Muha
mmad Saw. juga pernah bersabda: َ
ّل َجَو َزَع ِه ِةَعاَط ي ِن� ُه َسْفَن َدَها َج ْنَم ُدِهاَبحُ ْلاَو
Artinya: Seorang mujahid adalah orang yang memerangi hawa nafsunya dalam taat ke- pada Allah Azza wa Jalla HR. Ahmad bin Hanbal
B. Musabaqah bil Khairat
Musabaqah bil Khairat adalah berlomba-lomba dalam hal kebaikan untuk menger- jakan amalan yang wajib dan sunah, meninggalkan segala perbuatan yang haram dan
makhruh, serta sebagian hal-hal yang mubah dibolehkan. Allah Swt. menjelaskan ten- tang musabaqah bil khairat pada QS. Al-Baqarah [2]: 148
ٍء ْي َث� ِ ُك َلَع َه َنِإ اًعيِ َب� ُه ُ ُكِب ِتْأَي� اوُنوُكَت اَمَن�ْيَأ ِتاَ ْي�َنْلا اوُقِبَت ْساَف اَ ي�ِلَوُم َوُه ٌةَ ْب�ِو ٍُكِلَو
١٤8 ٌ ي� ِد َق