Takhrij Hadits Asbabul Wurud dan Takhrij Hadits

1 Sanad hadis yang bersangkutan harus bersambung mulai dari mukharrij-nya sampai kepada Nabi. 2 Seluruh periwayat hadist itu bersifat adil dan dhabit, 3 Hadits itu jadi sanad dan matn-nya harus terhindar dari kejanggalan syuzuz dan cacat `illat. Dari ketiga butir tersebut dapat diurai menjadi tujuh butir, yakni yang lima butir berhubungan dengan sanad dan yang dua butir berhubungan dengan matn. Berikut ini dikemukakan uraian butir-butir dimaksud; 1 Yang berhubungan dengan sanad; a sanad yang bersambung; b periwayat yang bersifat adil; c periwayat bersifat dabit; d terhindar dari kejanggalan syuzuz; dan e terhindar dari cacat `illat. 2 Yang berhubungan dengan matn; a terhindar dari kejanggalan syuzuz dan bterhindar dari cacat `illat. Sedangkan menurut An-Nawawi definisi kesahihan hadits ialah, ﹶ ﹸ ﹺﹶ ﹺ ﹺ ﹾ ﹺ ﹶ Artinya; Hadits sahih ialah Hadis yang bersambung sanad-nya, diriwayatkan oleh orang-orang yang adil dan dabit, serta tidak terdapat di dalam hadits itu kejanggalan syuzuz dan cacat `illat. 45 Kata `adil dalam bahasa Arab berasal lafaz `adalah yang berarti pertengahan, lurus atau condong kepada kebenaran. Menurut Ibn Hajar al-Asqolani sebagaimana dikutip oleh Syuhudi Ismail, perilaku atau keadaan yang merusak sifat `adalah termasuk berat ialah; 1 Suka berdusta al-kazib 2 Tertuduh telah berdusta at-tumah bi al-kazib. 3 Berbuat atau berperilaku fasik tetapi belum menjadikannya kafir al-fasiq. 4 Tidak dikenal jelas pribadi dan keadaan diri oranh itu sebagai periwayat hadits al-jahalah. 5 Berbuat bid`ah yang mengarah pada yang mengarah pada fasik al- bid`ah . Sedangkan keadaan atau perilaku yang merusak ke-dhabit-an yang termasuk berat ialah; 1 Dalam meriwayatkan hadits lebih banyak salahnya daripada benar fahusnya galatuhu. 2 Lebih menonjol sifat lupanya daripada hafalnya algaflah `an al- itqon . 3 Riwayat yang diriwayatkan diduga keras mengandung kekeliruan al-wahm . 45 M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi, Jakarta, Bulan Bintang, 1992 cet.1, hlm. 64-65. 4 Riwayatnya bertentangan dengan riwayat yang disampaikan oleh orang-orang yang siqah mukhalafah al-siqah. 5 Jelek hafalannya walaupun ada juga sebagian riwayatnya itu yang benar su`al al-hifz. Hadist-hadits oleh periwayat yang memiliki sebagian dari sifat- sifat tersebut dinilai oleh ulama hadits sebagai hadits yang kualitasnya lemah da`if. 46 Dari pendapat As-Syafi`i tersebut terdapat dapat digunakan bahwa hadis dikatakan mengandung syuzuz apabila hadits itu memiliki lebih dari satu sanad, para periwayat hadits yang terdapat dalam beberapa sanad itu seluruhnya siqah, matan dan atau sanad hadis itu ada mengandung pertentangan. Menurut Ibn Salah, `illat cacat pada hadits adalah sebab yang tersembunyi yang dapat merusakkan kualitas hadits. Keberadaan `illat menyebabkan hadits yang pada lahirnya tampak berkualitas shahih menjadi tidak shahih. 47 Adapun yang dapat digunakan sebagai kriteria penilaian sanad adalah, 1 Meneliti kualitas periwayat dan persambungan sanad.. 2 Meneliti kemungkinan adanya syuzuz dan `illat. 48 . b. Analisis Sanad Terhadap Hadits Perintah Shalat Bagi Anak HR. Imam Abu Daud 46 M. Syhudi Ismail, Metodologi Penelitian, hlm. 70-71 47 Bustamin dan M.Isa H.A. Salam, Metodologi Kritik, hlm.57-58. 48 M. Syhudi Ismail, Metodologi Penelitian, hlm. 101, 109.