Sistematika Pembahasan Skripsi PENDAHULUAN

Guru-guru dari Abu Daud adalah; Abu Salamah, Abi Al-Walid Muhammad bin Salam bin Raja`, Hasan bin Rabi`, Ahmad bin Yunus, Abi Tabah Ar-Rabi`, Ahmad bin Abi Syua`aib, Hisyam bin Imran, Ishaq Rahawaih. Ahmad bin Hanbal, Ahmad bin Salih, Sa`id bin Mansur, Abdul Wahab, Amru bin `Aun, Sulaiman bin Daud, Muhammad bin Isa, Abdul Wahab bin Najih, Mu`az bin Asad, Yahya bin Ma`in dan lain-lain.

B. Asbabul Wurud dan Takhrij Hadits

1. Asbabul Wurud

Secara etimologis “Asbabul Wurud” merupakan susunan idhafah baca; kata majemuk yang berasal dari kata asbab dan al-wurud. Kata “asbab” adalah bentuk jamak dari kata “sabab” yang berarti segala sesuatu yang menghubungkan hal yang lain. 29 Atau penyebab terjadinya sesuatu. Sedangkan kata “wurud”merupakan bentuk isim masdar kata benda abstrak dari warada, yaridu, wurudan yang berarti datang atau sampai. 30 Dari pernyataan di atas dapat peroleh kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan asbabul wurud adalah sebab-sebab datang atau sampainya sesuatu. Karena kebetulan yang dibahas adalah hadits maka menjadi sebab datang atau sampainya sebuah hadits. Menurut as-Suyuti, secara terminology asbabul wurud diartikan sebagai berikut; Sesuatu yang menjadi Thariq metode untuk menentukan maksud suatu hadits yang bersifat umum, atau khusus, mutlak atau 29 Sunan At-Turmudzi dalam kitab al-Thaharah I151. 30 Shahih Bukhari dalam kitab al-`ilmu I23, Muslim dalam kitab al-Thaharah;I528, AT- Turmudzi kitab at-Thaharah ;I30. muqayyad, dan untuk menentukan ada tidaknya naskh pembatalan dalam suatu hadits. Sedangkan pendapat Hasbi as-Shiddiqie; Ilmu yang menerangkan sebab-sebab Nabi SAW, menurunkan sabdanya dan masa-masa Nabi SAW menuturkannya. 31 Macam-macam; Menurut Imam as-Suyuthi, asbabul wurud itu dapat dikategorikan menjadi tiga macam; a. Sebab yang berupa ayat Al-Quran Artinya di sini ayat Al-Quran itu menjadi penyebab Nabi SAW mengeluarkan sabdanya. b. Sebab yang berupa hadits itu sendiri. Artinya pada waktu itu terdapat suatu hadits namun sebagian sahabat merasa kesulitan memahaminya, maka kemudian muncul hadits lain yang memberi penjelasan terhadap hadits tersebut. c. Sebab yang berupa sesuatu yang berkaitan dengan para pendengar di kalangan sahabat. Sebagai contoh adalah persoalan yang berkaitan dengan sahabat Syuraid bin Suwaid ats-Tsaqafi. Pada perang Fath Makkah pembukaan kota Makkah beliau pernah datang kepada Nabi SAW seraya berkata; “Saya akan bernazar akan shalat di Baitul Maqdis” 31 Said Agil Husain Munawwar dan Abdul Mustaqim, Asbabul Wurud; Studi Kritik Hadis Nabi Pendekatan Sosio Historis Kontekstual, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001 cet. ke 1.hlm.7- 9.