Kemampuan tim tim capabilities, yaitu menciptakan sinergi kelompok dalam memperjuangkan tujuan bersama.
2.4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional tidak ditentukan sejak lahir tetapi dapat dilakukan melalui proses pembelajaran. Menurut Goleman 2009:267 ada beberapa faktor
yang mempengaruhi kecerdasan emosional individu, yaitu: 1. Lingkungan keluarga
Kehidupan keluarga merupakan sekolah pertama dalam mempelajari emosi. Peran serta orang tua sangat dibutuhkan karena orang tua adalah
subjek pertama yang perilakunya diidentifikasi, diinternalisasi yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari kepribadian anak. Kecerdasan
emosional ini dapat diajarkan pada anak sejak anak masih bayi dengan contoh-contoh ekspresi. Kehidupan emosi yang dipupuk dalam keluarga
sangat berguna bagi anak kelak dikemudian hari, sebagai contoh: melatih cara hidup disiplin dan bertanggungjawab, kemampuan berempati,
kepedulian, dan sebagainya. Hal tersebut akan menjadikan anak menjadi lebih mudah untuk menangani dan menenangkan diri dalam menghadapi
permasalahan, sehingga anak-anak dapat berkonsentrasi dengan baik. 2. Lingkungan non keluarga
Lingkungan non keluarga adalah lingkungan masyarakat dan lingkungan penduduk. Kecerdasan emosi ini berkembang sejalan dengan
perkembangan fisik dan mental anak. Pembelajaran ini biasanya
ditunjukkan dalam aktivitas bermain anak seperti bermain peran. Anak berperan sebagai individu di luar dirinya dengan emosi yang menyertainya
sehingga anak akan mulai belajar mengerti keadaan orang lain. Pengembangan kecerdasan emosi ini dapat ditingkatkan melalui berbagai
macam bentuk pelatihan diantaranya adalah pelatihan asertivitas, empati dan masih banyak lagi bentuk pelatihan yang lainnya.
2.4.4 Indikator Kecerdasan Emosional
Indikator kecerdasan emosional yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah berdasarkan pendapat Goleman 2003:513, yaitu:
a. Kesadaran diri Kesadaran diri antara lain mengetahui apa yang kita rasakan suatu
saat, menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan diri sendiri, dan memiliki tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri.
b. Pengaturan diri Pengaturan diri antara lain menangani emosi sedemikian rupa
sehingga berdampak positif kepada pelaksanaan tugas, peka, menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran, dan mampu pulih kembali
dari tekanan emosi. c. Motivasi
Motivasi antara lain menggunakan hasrat kita yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun kita menuju sasaran, membantu kita
mengambil inisiatif dan bertindak sangat efektif, dan bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi.
d. Empati Empati antara lain merasakan yang dirasakan orang lain, mampu
memahami perspektif orang lain, menumbuhkan hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang.
e. Keterampilan sosial Keterampilan sosial antara lain menangani emosi dengan baik ketika
berhubungan dengan orang lain, cermat membaca situasi dan jaringan sosial,
berinteraksi dengan
lancar, menggunakan
keterampilan- keterampilan untuk mempengaruhi dan memimpin, bermusyawarah dan
menyelesaikan perselisihan, serta bekerjasama dalam tim. Peneliti mengambil indikator kecerdasan emosional dari pendapat
Goleman 2003:513 karena indikator tersebut dapat digunakan untuk mengukur variabel kecerdasan emosional siswa. Hal ini terbukti dari penelitian terdahulu
yang juga menggunakan indikator tersebut dalam mengukur variabel kecerdasan emosional yaitu penelitian dari Sri Mulyati 2014.
2.5 Tinjauan tentang Kepercayaan Diri